Past: TCBA 4 ( Between The Past)

2.5K 403 181
                                    

Warning (!)

Tekan vote sebelum membaca! Hargai karya author dengan meninggalkan jejak!! 👣

Terima kasih 👌

"Selidza, keponakanku.."

Suasana yang hening, kini terjerat oleh desiran lirih yang mencekam. Waktu seakan berhenti pada saat itu juga, seakan menyihir mereka untuk tetap saling memandang. Gelap dan Pekat. Kedua netra yang nyaris serupa itu bertemu dalam kesenyapan. Diam dan tak bergeming.

Rintik air hujan semakin membasahi tubuh-tubuh itu. Bulir-bulirnya jatuh menghantam wajah keduanya. Menitik pelan pada ujung-ujung rambut mereka. Gemuruh halilintar pun berdentum kuat, membawa rasa gentar yang menujah hati.

Selidza membeliak, gadis itu masih bergeming di tempatnya.  Tubuhnya mendadak membeku dengan bibir yang bergetar. Sekelebatan memori berputar di depan matanya, mengundang kesesakan pekat, beradu dengan lara.

Pria itu....

Pria yang selama ini di rindukannya. Pria yang hampir saja terlupakan olehnya. Pria yang telah dinyatakan menghilang 7 tahun yang lalu...

Dan saat ini pria itu tengah berdiri dihadapannya...

Apakah semua ini nyata? Atau ini hanya khayalan Selidza saja? Karena jauh di dalam lubuk hatinya, sebenarnya dia masih merasa rindu pada sosok pria itu.

"K-kau?!" desisnya parau. Gadis itu menggeleng kuat, tubuhnya pucat, beringsut menahan getar.

"Aku pamanmu," kali ini Clark berujar, rasa haru memenuhi dadanya.

Dengan tergesa, pria itu mendekati Selidza. Menarik tubuh mungil gadis itu dan mendekapnya dalam pelukan. Sebuah pelukan yang penuh kerinduan.

"Pa-paman?" gumamnya terbata. Dia masih tak percaya dengan apa yang di alaminya saat ini.

"Yah~ benar Selidza, aku ini pamanmu. Chiko Hiroyuki.." Clark mengeratkan pelukannya, membuat tubuh gadis itu terbenam sepenuhnya dalam tubuh kekarnya. "Apa kau tak merindukanku, keponakanku sayang? Bagaimana kabar keluargamu? Mengapa kau berada disini?" tanya Clark bertubi-tubi, melepaskan kerinduan yang dalam setelah bertahun-tahun tak bertemu.

Tujuh tahun berlalu sudah. Kini di hadapannya bukan lagi gadis kecil yang polos, melainkan seorang gadis remaja yang tumbuh dengan wajah yang menawan. Malaikat kecilnya kini telah menjelma menjadi bidadari yang cantik. Clark sungguh sangat bahagia saat ini...

Namun, apa yang terjadi selanjutnya membuat kedua kelereng gelapnya membeliak. Bukan rasa senang yang ia tangkap dari keponakan manisnya, melainkan sebuah tatapan kebencian yang meluap pada sepasang permata cantik itu.

Dengan sekali sentakan kuat, gadis itu memberontak, berusaha melepaskan diri dari pelukan hangat Clark dengan memukul kasar dada bidang pria itu.

Clark tersentak, tatapannya berubah meneduh dan terluka. "S-selidza.."

"Kukira pamanku sudah mati 7 tahun yang lalu," desisnya. Sorot matanya begitu menusuk. Alisnya terangkat, menukik tajam dan angkuh.

"Percayalah, Selidza. Ini aku pamanmu. A-"

"Sayangnya aku berfikir bahwa pamanku sudah mati. Di hati dan pikiranku, tak ada lagi yang namanya paman Chiko. Dia sudah mati!"

Seakan napas Clark tercekat di tenggorokan. Nanar dia menatap Selidza, "Selidza, semua itu di luar rencana.."

"Di luar rencana? Termasuk menelantarkanku di lorong pembuangan, kau bilang itu di luar rencana?!" Selidza menaikkan oktaf nadanya, membuat suara tingginya beradu dengan gemuruh hujan. Lenyap tak berbekas.

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang