Indonesian Death Game 02 💀 : Sebuah Misi Dan Ancaman

136 23 15
                                    

Sepasang manusia dengan setelan gelap yang tampak serasi tengah membelah keramaian di Bandara Soekarno-Hatta. Ketuk sepatu mahal yang mereka gunakan mengilat di bawah timpahan sinar mentari senja, mengundang decak kagum bagi para pengunjung yang sedang berlalu-lalang. Dua koper mahal, pakaian kelas atas, kaca mata, tas jinjing, dan semuanya. Penampilan mereka sudah seperti pasangan suami-istri berkelas.

Wanita cantik dengan riasan yang mencolok serta rambut panjang bergelombang itu, berjalan anggun menggandeng erat pria di sampingnya yang sedari tadi tampak mati-matian menyembunyikan rona merah di wajahnya.

"S-sersan," bisik pria di sampingnya pelan, namun sesekali terlihat gelisah dan salah tingkah.

"Ada apa, sayang? Kau butuh sesuatu?"

DEG!

Jantung lelaki itu berdetak puluhan kali lebih kencang. Rasanya, ada ribuan kupu-kupu yang hendak terbang bebas di perutnya.

S-sayang?

Sejak kapan gadis itu menyuk---

Bukan, bodoh! Maksudnya ... Bagaimana bisa gadis itu terlalu mendalami perannya seolah seperti ... 'sangat nyata?'

Sedangkan dia ... sedari tadi dia tampak kaku dan beberapa kali tertangkap tidak natural sebagai pasangan.

Ada apa sih dengannya? Bukankah biasanya dia mampu menguasai perannya dengan sangat baik?

Dia melirik gadis mungil yang sekarang menjelma semakin matang dengan riasan tebal yang menempel anggun di sana. Wanita itu mengamit lengan David lalu menyampirkannya ke sisi kanan pinggang rampingnya.

Ayolah, David. Berusahalah lebih normal. Ini hanya peran, bodoh!

Yah ... bukan bermaksud apa-apa sebenarnya, tapi bagaimanapun, David 'kan laki-laki normal.

Seorang pria Arab dengan setelan jas hitam dan sorban putih yang melilit di kepalanya datang menyapa mereka. Dialah Ishaq Rasyied, salah satu anggota SSA dari Divisi luar Negeri yang akan membantu mereka dalam menjangkau akses masuk, transportasi dan sebagainya.

"Welcome to Indonesia, Mr. and Mrs. O'Corner," sambutnya dengan aksen Inggris yang kental. "Bagaimana menurut kalian tentang Indonesia? Indah, bukan?"

David mengangguk setuju dan membalas, "Senang bertemu denganmu, Ishaq. Ya, kuakui Indonesia memang sangat indah, udaranya juga hangat," ucapnya sembari menjabat tangan pria Arab itu. "Sekarang, kemana kau akan mengantar kami? Bukankah menurut info lokasi kejadiannya ada di kota Surabaya, jadi bukankah lebih cepat jika kami langsung menuju Bandara Juanda?"

Lelaki bersorban itu terkekeh pelan, membuat ketampanan wajahnya kian bertambah. "Santai dulu, Inspektur David," bisiknya sepelan mungkin, namun cukup terdengar jelas bagi lawan bicaranya. "Aku sudah menyiapkan penginapan untuk kalian istirahat semalam. Di sana, kalian bisa mendapatkan apa yang kalian butuhkan. Persiapan itu penting, oke?" Angguknya, lalu dengan kerlingan nakal dia kembali berbisik, "untuk kalian, satu kamar saja cukup, 'kan?"

Blush!

David membuang muka. Sial. Sekarang, ia yakin tak akan mampu lagi untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya.

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang