Warning (!)
Tekan vote sebelum membaca! Hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣
Terima kasih 👌
"Sayang sekali, bantuan yang kalian harapkan tak akan pernah datang!"
Clark dan David membeliak, tatapan mereka jatuh pada sosok yang berdiri tegap di atas sana. Sosok bertudung hitam itu perlahan mulai membuka tudungnya. Dan itu... Sontak membuat jantung mereka serasa berhenti. Sosok itu sedari awal ikut bertempur bersama mereka. Sosok itu sangat mereka kenal, dan kini menyeringai sinis dengan angkuh.
"K-kau!" pekik David lantang dengan wajah mengeras padam. Kedua alis rimbun menukik tajam. Matanya melotot, seakan hampir keluar dari tempatnya. "Jangan bilang jika kau terlibat di dalamnya!" sekuat tenaga, David berseru, mengabaikan dadanya yang terasa tercekat.
Dia sungguh tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Ketakutannya, kecemasannya selama ini akhirnya terbukti. Ada orang dalam yang berkhianat dengan membeberkan strategi dan titik kelemahan mereka. Pantas saja si jalang Kelly dan keparat-keparat busuk itu dapat memojokkan mereka, ternyata 'Evan' lah dalang di balik semua ini...
Evan menarik sudut bibirnya asimetris. Alih-alih panik, pria itu sama sekali tidak berusaha menepis ataupun membantah ucapan David. Matanya berkilat yang sinis itu seakan menguak segala perbuatannya. Dan hal itu di perkuat dengan ucapan tajam Evan setelahnya, "Yah~ kau benar, David. Kekalahan kalian merupakan campur tangan ulahku. Sejak awal aku telah membeberkarkan rencana kalian, baik jumlah pasukan, persenjataan, peforma bahkan stragegi..."
Suara berat itu nyaris membuat mereka tersedak. Suasana sekitar mereka pun menjadi tegang dan mencekik. Gumpalan kapas hitam imajiner turut berarakan, membuat kelompok kecil itu merasakan hawa yang mencekam.
"Dan soal bantuan, aku sudah menyabotase pelacak dan alat komunikasi yang terhubung dengan mereka. Ah~ aku tak boleh lupa bahwa aku sedikit bersenang-senang dengan kawanan itu. Aku yakin saat ini mereka tengah sibuk dengan transportasi masing-masing. Jadi, jangan harap mereka akan datang tepat pada waktunya!"
"A-apa?!" desis David dengan bibir pucat menahan getar. Ucapan itu seperti palu yang menghantam kuat dadanya, bahkan jauh lebih menyakitkan dari pada peluru-peluru yang kini bersarang dalam tubuhnya. "Jadi, dedikasimu selama ini... Selama ini kau..." kata-kata David terputus sesaat. Ia menghirup oksigen dengan rakus, menarik paksa pasokan udara yang sempat hilang akibat 'kejutan' yang Evan persembahkan.
"KEPARAT KAU, DASAR PENGHIANAT!" raung David geram dengan rahang mengeras kaku, menahan amarah yang kian memuncak. Pada akhirnya dia tak mampu menutupi kemurkaannya atas perbuatan rekannya yang telah menghianati kubunya sendiri.
Tak jauh berbeda dengan Clark sendiri. Pria itu masih terpaku di tempatnya dengan biji mata yang membola hebat. Tak menyangka bahwa orang yang selama ini akrab dengannya, orang yang selalu di percayainya, ternyata dapat berbuat hal sejauh ini.
Apa alasannya?
Sungguh Clark tak bisa menemukan alasan di balik semua keputusan Evan..
"Evan, mengapa?" Clark bertanya dengan suara bergetar, nyaris hilang tertelan di tenggorokan. Matanya masih terpaku lurus pada Evan yang kini tampak menyeringai puas.
"Maaf, Komandan," Evan mencondongkan tubuhnya penuh cela, mendelik pada Clark. "Atau harus kupanggil kau 'Mantan' Komandan, eh?"
"E-van..."
"Kuakui kau selalu bersikap baik padaku. Bahkan aku merasa berhutang banyak padamu. Tapi, kau harus tahu bahwa di saat yang bersamaan, aku muak dengan kebaikanmu!" ucapan itu terdengar santai, tanpa terbesit nilai sungkan. Pria yang terkenal kalem itu telah menjelma menjadi sosok mengerikan. Melucuti nyali Clark lewat tilikan angkuh, penuh cela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Clue : Law And Crime
Mystery / Thriller( TERSEDIA DI WEBTOON! ) Sungguh takdir yang kejam ! Kata itulah yang pantas untuk mendeskripsikan pertemuan Selidza dengan seorang pria masa lalu dan secara tak sengaja menyeretnya pada takdir yang berlumuran darah. Bersama Inspektur Lucious Davi...