Hai readers !!
Chap 4 update!!
Maaf kali ini mungkin ceritanya agak Gaje hahhah
Walau begitu Jangan lupa Vomentnya gar cerita ini dapat lanjut terus.. Ok??
Happy reading :D'Aku mengintaimu... Mengintaimu setiap saat.. Bahkan ketika deru nafasmu berhembus kencang, menghantarkan setiap aliran-aliran kehidupan. Aku tak akan membiarkanmu bernafas lega !!'
***
Matahari telah tergelincir di ufuk barat, meninggalkan jejak-jejak indah kemerahan yang terlihat menari-nari di angkasa. Aku menatap langit yang mulai menggelap itu. Burung-burung telah pulang kembali ke sarang mereka dengan kabar gembira. Sementara salju kembali turun lebat, menebarkan hawa dingin yang mulai menjalar sampai ke ubun-ubun.
Inspektur mendekatiku dengan raut wajah yang kedinginan. Kasus kali ini cukup menguras tenaga kami. Di tambah salju yang turun mulai lebat, membuat siapa saja ingin menghabiskan waktunya di bawah selimut sambil menyeruput teh hangat.
"Yo, Deputi.. Kita menginap malam ini, setidaknya sampai kasus ini selesai. Benar bukan?" Ujar Inspektur seraya melirik pria di sebelahnya. Alexander Adderstain.
"Terserah kau saja, Inspektur"
Pria yang dilirik tergagap sejenak, kemudian menarik nafas ringan. "A-ah .. Apa kalian yakin? Setidaknya pikirkan dahulu" Ujar Alexander dengan wajah yang tak berkenan. Dari wajahnya, sepertinya pria itu sangat menyesal telah mempercayakan kasus kutukan ini pada polisi Detektif seperti kami.
Inspektur tersenyum miring seraya berkata. "Mengapa tidak? sebagai polisi yang akan memecahkan kasus ini, tentu kami akan melakukan apapun walau taruhan nyawa sekalipun"
Aku melirik sosok Inspektur, tak ada keraguan sedikitpun pada manik biru lautnya. Hah! Tipe orang pemberani yang memang sangat di butuhkan anggota kepolisian. Tak salah lagi pak kepala memilihnya sebagai atasan kami.
"Err.. Baiklah.. Jika kalian memaksa. Kalian bisa menginap di penginapan di dekat kaki hutan. Tapi jangan membuat kesalahan apapun disana apalagi sampai memancing kemarahan'nya'. Aku akan mengantar kalian kesana.." Tukas Alexander akhirnya. Walaupun raut wajahnya masih cemas tapi ia tetap membiarkan kami tinggal.
Membutuhkan waktu sekitar lima menit untuk sampai ke tempat penginapan kuno di desa ini. Dari luar, tempat ini hanya seperti pemukiman pada umumnya, namun tentu saja lebih lebar dan panjang. Aku menghela nafas berat, berusaha menghilangkan perasaan-perasaan ganjil yang menghinggapi diriku. Apa aku mulai takut?.
Inspektur menepuk bahuku pelan, manik birunya menatapku dengan tatapan yang teduh seakan berkata, 'Tak apa, semuanya akan baik-baik saja'. Aku mengangguk mantap. Tanganku meraih lonceng dan membunyikannya. Tak berapa lama muncullah seorang wanita dengan pakaian pelayan -- menatap kami semua dengan tatapan penuh selidik.
"Rosa, mereka akan menginap untuk beberapa waktu kedepan, tolong siapkan mereka beberapa kamar.." Ujar Alexander membuka suara.
Wanita yang di panggil Rosa itu menatap kami dengan tatapan tidak ramah, manik keemasannya memperhatikan kami dari atas ke bawah dengan tatapan curiga. "Siapakah mereka pak? Dan ada perlu apa? Bukankah-"
"Aku mengerti, Rosa. Mereka teman baikku dan aku telah lama mengenal mereka jadi siapkan mereka kamar secepatnya" Potong Alexander berbohong.
Wanita itu akhirnya mengangguk sejenak namun tak melepaskan tatapan curiganya kepada kami. "Baiklah..Silahkan lewat sini. Tuan dan Nona.." Ujar Rosa seraya memberi kami akses untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Clue : Law And Crime
Mystery / Thriller( TERSEDIA DI WEBTOON! ) Sungguh takdir yang kejam ! Kata itulah yang pantas untuk mendeskripsikan pertemuan Selidza dengan seorang pria masa lalu dan secara tak sengaja menyeretnya pada takdir yang berlumuran darah. Bersama Inspektur Lucious Davi...