Past: TCBA 6 ( An Incident- Kidnapping )

2.5K 355 215
                                    

Warning (!)

Tekan vote sebelum membaca,hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣

Terima Kasih 👌

Sebuah pedar terang dari sepasang permata kelam terpantul dengan bias kerlap-kerlip Cafe, membuat sepasang jelaga itu bersinar layaknya bintang di langit malam.

Sang pemilik menarik napas pelan.  Kedua tangannya terakup pada wajahnya yang pucat dan terlihat lesu. Diam dan tak bergeming. Pikirannya masih terjajah akan sosok Clark yang tak henti-hentinya mengusik pikirannya.

"Kau terlihat lesu, Shel," sapa Steve sambil menepuk bahu Selidza pelan. Suaranya yang bernada tinggi sukses membuat gadis cantik itu tertarik dari lamunannya. Pemuda itu heran, tak biasanya Selidza yang selalu bersemangat kini terlihat murung seperti itu. Seakan ada kabut yang mendiami hatinya.

"Steve," sapa Selidza pelan. Di tariknya kedua sisi bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman. Namun sayangnya senyum manis itu terlihat keruh saat ini.

"Kau kenapa? Sedari tadi kuperhatikan kau terus berdiam diri dengan wajah seperti itu, kau bahkan belum satupun mengantar pesanan pelanggan," Ujar Steve dengan perhatian. Ekor matanya melirik getir ke arah meja bar dengan menyelipkan kekehan khasnya. "Kau tahu, Shel, bos bisa mengamuk jika beliau tahu hal ini,"

Selidza tersentak. Gadis itu segera mengalihkan pandangannya pada meja bar, tampaklah bernampan-nampan sajian yang belum di antar olehnya.

"Astaga!" ia menepuk dahinya keras. Seakan baru saja terbangun, gadis itu cepat-cepat beranjak dan mengambil salah satu nampan yang berada disana dengan panik. Seharusnya dia tahu bahwa membuat pelanggan menunggu lama adalah hal yang fatal dalam pekerjaannya. "Maafkan aku.."

Steve yang melihat kepanikan rekannya hanya terkekeh getir. Pemuda itu kembali menepuk bahu Selidza dengan hangat. "Aku tahu jika Shiftku  telah berakhir, namun izinkan aku untuk membantumu, Nona." Kata Steve seraya membungkuk hangat layaknya seorang pelayan.

Selidza hanya tertawa senang membalasnya. "Terima kasih, tuan.."

Dan.. Suasana kembali hangat dengan tawa juga rutinitas mereka. Namun nyatanya, kehangatan yang mereka rasakan tak berlaku di suatu tempat....

000

Siang ini, tepat beberapa jam setelah perintah itu resmi di keluarkan, Clark dan David berhasil menemukan sebuah markas yang terletak di kawasan kumuh Distrik F.

Melalui keterangan Evan dan beberapa agen yang di kerahkan dalam penyamaran, akhirnya mereka dapat mengendus aksi para penculik yang menjadi biang kerusuhan kali ini.

Pergolakan hebat akhirnya pecah ketika mereka berusaha mengamankan markas. Beberapa penduduk terpaksa diungsikan ke daerah kota oleh petugas kepolisian yang berada disana. Hingga turunlah sebuah perintah untuk menggunakan senjata dan mengadakan baku tembak.

"David, berhati-hatilah. Aku sudah pernah mendengar nama mereka. Mereka adalah Black Fangs, kelompok mafia kelas kakap yang cukup berbahaya. Percayalah, aku bahkan telah menghabiskan nyaris separuh umurku hanya untuk memburu mereka," kata Clark sambil menepuk bahu David pelan, memperingatkan pria itu agar lebih berhati-hati. "Aku sungguh tak menyangka bahwa Kelly akan berkomplot dengan mereka, seingatku mereka adalah kelompok yang tak bisa di atur,"

"Pasti ada harga di balik semua itu," gumam David geram. "Jangan khawatir, Clark, serahkan semuanya padaku," jawab David dengan seringai angkuh. Di tariknya pelatuk Revolver di tangannya dan memasang posisi siaga.

Kemudian pergolakan akhirnya berubah menjadi pertarungan yang amat sengit. Tembak menembak terjadi antara beberapa agen dan para mafia. Sesuai perkataannya, David dapat  memimpin penyerangan dengan sangat baik. Peforma dan akurasi tembakan yang benar-benar mengagumkan itu, sanggup menjatuhkan berpuluh-puluh para mafia dalam rentang waktu yang amat singkat.

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang