Satu permainan, dua teka-teki..
Akan kuberikan kejutan terindah hanya untukmu..Author's POV
Sepasang kaki jenjang tampak melangkah menyusuri koridor panjang. Bunyi sepatunya terdengar berirama mengetuk lantai. Hoodie gelap yang dikenakannya terlihat kontras dengan kulit pucatnya. Langkah gegas telah membuat rambut merah jabriknya turut bergoyang. Koridor itu masih panjang dan ia sedang diburu waktu. Seakan tidak ingin terlambat sedikitpun.
Langkahnya terhenti ketika ia telah sampai di sebuah ruangan pengap yang suram. Matanya menatap sebuah material besi yang setengah jadi dan mulai mengotak-atik kabel bom disana. Memasangkan pada kabel yang lain sebagai penyalur listrik.
Pria itu menghentikan aktifitasnya dan mengepalkan tangannya kuat saat menyadari hawa keberadaan orang lain dari arah belakangnya.
"Tuan, saya ingin melaporkan bahwa Jeremy dan timnya telah tertangkap.." Suara feminim itu terdengar bergetar, ia tak pernah bisa menebak, emosi yang akan di keluarkan oleh pria dihadapannya ini.
"Bagaimana dengan Lee Young?" tanya pria berambut merah itu dingin.
"S-sudah tewas.."
Iris hazelnya membeliak "Cih, sudah kuduga.." Pria itu mengepalkan tangannya erat, sehingga kuku-kukunya menancap pada kulit tangannya, tak peduli dengan darah yang mengalir dari telapak tangannya. "Dia tak pernah mengindahkan ucapanku dan bertindak seenaknya!"
Wanita berambut pirang itu semakin salah tingkah. "Berita tewasnya Lee Young serta tertangkapnya tim Jeremy sedang di siarkan secara besar-besaran saat ini, sepertinya kepolisian ingin menggertak kita, tuan.."
Pria itu mengertakkan giginya geram dan menghembuskan nafasnya kasar, mencoba untuk meredam emosinya yang bisa meledak kapan saja layaknya bom ditangannya itu.
"Mungkin mereka telah mengetahui apa yang kita incar. Baiklah, kali ini aku sendiri yang akan memastikakannya."
Pria menekan salah satu tombol pada bom tersebut. Sehingga pada layar handphone yang menjadi bagian bom menampilkan hitungan waktu mundur. Enam jam lima puluh sembilan menit lima puluh sembilan detik dan terus bergulir mundur.
Pria itu menatap bom rakitannya dengan pandangan sadis sebelum ia memutuskan untuk beranjak pergi.
"Dalam pertandingan hanya ada satu yang akan menang. Kita lihat siapa diantara kita yang akan memenangkannya, Lucious" Pria itu menyeringai, sedangkan si wanita hanya tersenyum simpul sembari menghela nafas pendek.
Dalam hatinya ada segurat rasa sakit yang menghantam dadanya. Takut... Ia sangat takut jika bayangannya selama ini menjadi kenyataan.
Wanita itu hanya bisa meanatap punggung tuannya yang mulai menjauh dengan tatapan nanar.
'Semoga kau baik-baik saja, Jordan..'
OOO
Di ruang Interogasi..
Terlihat dua orang pria berseragam duduk berhadapan dengan pria paruh baya berpakaian tahanan. Berkas-berkas kecil berada dihadapan mereka. Bertumpuk menjadi tumpukan pendek.
"Jeremy, katakan sekarang juga dimana posisi bom yang akan di pasang selanjutnya..." Ken menatap lekat pria paruh baya berambut coklat itu. Meminta kejelasan yang pasti tentang lokasi yang menjadi target 'kejutan ' Mr. Broke selanjutnya.
Pria itu bergerak malas. "Sudah kubilang, aku hanya bertugas untuk mengalihkan perhatian kalian.." Ujarnya berkilah.
Nada meremehkan terdengar jelas dari kata-katanya. Membuat Inspektur yang mendengarkannya naik pitam, kemudian berdiri cepat dan langsung menggebrak meja kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Clue : Law And Crime
Mystery / Thriller( TERSEDIA DI WEBTOON! ) Sungguh takdir yang kejam ! Kata itulah yang pantas untuk mendeskripsikan pertemuan Selidza dengan seorang pria masa lalu dan secara tak sengaja menyeretnya pada takdir yang berlumuran darah. Bersama Inspektur Lucious Davi...