The Silver Chip 06 : Hopeless Bond

1.9K 288 147
                                    

Warning (!)

Tekan vote sebelum membaca! Hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣

Terima kasih 👌

Clue melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya tanpa minat. Cuma dua detik, sebelum atensinya terebut oleh getaran kecil yang berulah di saku mantelnya.

Tak seperti biasa, kali ini David menangkap ekspresi lain ketika gadis itu menarik keluar ponselnya. Begitu bersemangat, pikir Inspektur muda.

Sementara di tempat, Jones menatap keduanya--lebih pada Clue--dengan gusar. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, itu artinya sudah lima jam berlalu sejak mereka tiba dan kedua petugas Monourea belum juga mengatakan rencana mereka yang sebenarnya. Ini sungguh menjengkelkan.

"Jadi...," Jones membuka suara untuk pertama kali. Suaranya terdengar berat dan mendesak. "Ini sudah lewat lima jam dan kalian belum mengatakan apapun."

"Sebentar, Inspektur Jones, berikan kami waktu sejenak," sahut Clue dengan tenang. Manik gelapnya masih terpaku pada layar ponsel, seakan tengah menanti-nanti sesuatu.

"Lagi?" sergah Jones jengkel dengan mata membulat tipis, mengundang lirikan tak suka David yang sedari tadi mendengar keluhannya. "Ayolah, berapa lama lagi kau minta aku menunggu. Kau bilang kami harus bergerak cepat, tetapi kau sendiri yang menghambatku bergerak!" seru Jones tidak percaya seraya menelengkan kepala.

Setelahnya senyap, tak ada yang bersuara. Pengecualian suara detak jarum jam yang mengisi kekosongan. Clue hanyut dalam keheningan, Jones bersedekap dengan raut ditekuk karena keluhannya lagi-lagi diabaikan, Eirene lebih sering memandang sekitar--tidak peduli pada perdebatan atasan-atasannya--seakan pemandangan malam yang mencekam justru begitu menarik baginya, sedang David memilih mengamati dalam diam.

Suasana masih tetap sama hingga getaran ponsel Clue merebut perhatian semua. Segera saja jemari lentik gadis itu menari di atas sana, menyimak dengan baik apa yang tertera di atas layar ponselnya. Sebuah pesan konfirmasi dari Jack tanpa sadar membuat sudut bibir gadis itu tertarik memecah beku.

Tentu saja, karena pelacak dan penyadap yang Clue sisipkan dalam saku sang Mafia adalah alat khusus ciptaan Jack yang dapat tersambung dengan satelit pribadi milik SSA. Pelacak itu dirancang khusus hingga dapat bekerja menangkap gelombang elektromagnetik, khususnya pada senjata ataupun benda tajam. Ternyata eksperimen ciptaan Jack telah berkembang pesat, jauh lebih pesat dari sebelumnya.

"Maafkan kami, Inspektur Jones, tapi ini bukan masalah yang bisa kita anggap remeh. Aku sudah memikirkan sebuah rencana jauh sebelum kita tiba di tempat ini, tapi aku perlu konfirmasi dari seorang teknisi, dan itu ternyata cukup menguras waktu." Clue menatap Jones lekat. Walau kalimatnya penuh kesopanan, tetapi wajahnya sama sekali tak mencerminkan hal serupa. Wajah itu datar, bahkan terlalu datar.

"Sekarang kami telah mendapatkannya, jadi mari kita bicarakan rencana ini." Clue menjentikkan jarinya singkat, kemudian berdeham halus. "Kalian ingat kondisi mayat itu?"

"Tentu saja, wanita itu mati tertembak. Luka-luka tembak yang dideritanya menjelaskan bahwa pelaku tidak sendirian. Dan dari goresan di tangan, kurasa ada sesuatu yang direbut darinya,” jelas Eirene yang berhenti mengamati sekitar. Gadis jangkung itu mengingat-ingat kembali kondisi mayat yang ia teliti.

Clue mengangguk. "Benar, tapi ada suatu hal perlu kalian tambahkan. Sewaktu aku berkeliling, aku menemukan lubang kecil di dinding gudang. Awalnya aku ragu, tapi setelah mendapat informasi tentang senjata, akhirnya aku dapat mengikat suatu fakta."

Bibir ranum itu tenggelam dalam barisan gigi yang menjepitnya, menandakan jika dia tengah bergumul dengan sebuah asumsi. "Lubang itu menjelaskan tentang luka lebar yang menembus lambungnya. Dari bentuk lukanya, aku dapat menyimpulkan bahwa pelaku menggunakan STANAG 2310, berkaliber 7,62x51mm dengan jarak efektif 100 meter."

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang