Warning (!)
Tekan vote sebelum membaca! Hargai karya author dengan Meninggalkan jejak! 👣
Terima kasih! 👌
Malam kian mengelam di bawah sinar perak yang tampak muram. Angin dingin sesekali berhembus, menggoyang lumut-lumut pada bangunan gedung tua. Suasana terlalu sunyi hingga derap langkah David yang sudah dibuat sepelan mungkin, masih terdengar sebagai bisikan. Sangat berbeda dengan Jones yang jelas sekali gusar. Sesekali pria 33 tahun itu menoleh ke belakang, bagai mencari-cari sesuatu dalam kegelapan. Dia terlalu tidak fokus sampai hampir menabrak David karena tidak memerhatikan langkahnya.
"Hei, keparat, fokus!" hardik David ketus, pria bertubuh jangkung itu sudah tidak bisa menahan emosi. David sudah bersiap-siap melepas amukan ketika manik biru Jones terangkat dan mendelik padanya, tetapi satu kata yang terucap membuat amarah David mendadak luntur. "Maaf...."
David tertegun. Dia mengerti benar kecemasan Jones sebagai seorang atasan, terlebih Eirene adalah seorang wanita. Tanggung jawab untuk melindunginya lebih besar dibanding melindungi seorang mitra lelaki.
Baru saja David hendak berucap, kebisingan terjadi lumayan jauh di belakangnya. Suara ledakan, kemudian bising udara yang berdesir kuat. Sekejap, sesuatu melesat nyaris menggores lengan David, untung saja timah panas itu melenceng beberapa mili. Lesatan benda itu terpantul saat membentur dinding lorong, menimbulkan suara debam yang kuat. Lubang menganga di atas kulit pucat dinding jelas membuat David dan Jones sadar benda apa itu.
"Sial, menunduk!"
Kedua petugas segera melompat ke balik tembok, mencari perlindungan ketika peluru-peluru lain melesat dengan ganas. Seketika udara berubah kecamuk, memanas bersama bau mesiu yang membumbung tinggi terbawa angin lembap lorong. Tanpa buang waktu, David mengeluarkan pistolnya, begitu pula Jones. Sesekali keduanya menembak, walau dengan gerakan yang terbatas. Bagaimana pun, dua orang petugas melawan belasan mafia bukan suatu pertandingan yang adil.
"Bajingan! Kenapa mereka bisa tahu kita di sini?!" umpat David, dengan tubuh sedikit condong untuk memberi tangannya akses menembak, setelah itu dia cepat-cepat menarik diri lagi sebelum sebuah peluru menembus bahunya.
"Sesuatu pasti terjadi!" Desis Jones, turut melepas tembakan. Mati-matian pria itu berusaha menekan semua kepanikan dan kecemasannya. Terlebih saat di dalam benaknya, wajah Eirene tak henti-hentinya terbayang. Untung Inspektur Grimsborough masih dapat mempertahankan rasionalitasnya dalam bertugas.
David dan Jones masing-masing melepas tembakan, tetapi tidak dengan brutal. Mereka sengaja menghemat peluru. Meski tanpa adanya komunikasi, pengalaman keduanya membuat insting mereka bekerja dalam jalur yang sama. Keduanya sabar menunggu. Satu, dua, tiga detik yang penuh ledakan suara pistol, hingga...
... suara ledakan berkurang. Jauh lebih sedikit peluru-peluru yang dimuntahkan. Satu kesimpulan, sebagian mafia itu kehabisan peluru!
"Sekarang!" Pekik David dan Jones hampir bersamaan. Dengan cepat David melempar tubuhnya keluar dari dinding. Tangan kokoh teracung bersama sebuah pistol. Lalu, dalam momen tubuhnya yang masih melayang, Inspektur Monourea telah melesatkan beberapa tembakan pada kepala-kepala mafia. Tak diragukan, kepiawaian dalam memegang kendali senjata api membuat akurasi serangannya benar-benar mematikan.
Sedangkan Jones, di waktu yang sama ketika David melompat, dia berlari keluar dari balik dinding. Begitu cepat melesat, lalu menyembunyikan setengah tubuhnya di balik bak sampah sebelum mulai menembak.
Belasan peluru dimuntahkan oleh kedua Inspektur, menumbangkan para mafia secara berangsur-angsur. Sayangnya, peluru mereka tidak bertahan selamanya, jadi mereka terpaksa kembali menarik tubuh dan bersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Clue : Law And Crime
Misterio / Suspenso( TERSEDIA DI WEBTOON! ) Sungguh takdir yang kejam ! Kata itulah yang pantas untuk mendeskripsikan pertemuan Selidza dengan seorang pria masa lalu dan secara tak sengaja menyeretnya pada takdir yang berlumuran darah. Bersama Inspektur Lucious Davi...