The Blacklist Underground 13 ✔ : The Farewell

155 25 34
                                    

Gudang Senjata Di Pinggir Hutan : Tim SPACIBA & David

Helaan napas keluar dari mulut David, membuatnya mendongak, memandang kilauan cahaya yang masuk dari sela-sela dedaunan pohon. Sejenak, ia menggeleng. Tidak. Ini bukan saatnya bersantai. Dia harus berpikir dahulu; sekarang pikirannya benar-benar jernih dan terbebas dari amarah, dia harus memikirkan tentang situasi yang terjadi, ataupun kemungkinan buruk yang akan dilakukan orang-orang Rusia itu.

Rumah kecil di tepi hutan, suara air yang kemungkinan berasal dari mata air, suara riuh binatang dan semilir angin yang menggerakkan dedaunan adalah beberapa hal yang ditangkap inderanya saat ini. Orang-orang Rusia itu telah membawanya. Entah kemana.

Suara gaduh lain yang tertangkap di inderanya membuat pandangan David meluas. Dibalik kaca hitam mobil yang membawanya itu, ia dapat melihat tiga orang Rusia itu membawa keluar beberapa kotak kayu mencurigakan. Bau mesiu tercium jelas di sana, terbawa desir angin yang sayup-sayup mengelana di alam bebas.

"Apa segini cukup, Kolonel Xess?"

Orang bercodet mengerikan itu mengangguk bersama seringai kejam yang tercipta di wajahnya. "Ya, pastikan semuanya tersusun rapi di mobil," titahnya, memerintahkan dua anak buahnya membawa kotak-kotak itu menuju mobil. "Karena sebentar lagi akan ada peperangan besar!"

.

.

.

__ Daftar Hitam Bawah Tanah 13 __
"Perpisahan"

.

Gedung Pertemuan : Charles vs Devil Tie

Charles mengerang saat lagi-lagi pukulan Borden menghujam rusuk kirinya. Darah mengalir dari mulutnya, menetes pelan di lantai dingin ruang itu. Pistol yang semula ia gunakan untuk mengancam pria tambun itu sekarang sudah terlempar entah kemana. Kekuatan Borden benar-benar luar biasa, membuat rusuknya tercabik hanya dengan satu pukulan telak.

"Bagaimana, Charles?" Bisik Borden, ia memerkan benda tajam berkilat yang menjadi simbol organisasinya selama ini. Simbol Salamander. "Jika aku membunuhnu di sini, akhirnya semua usahaku berhasil. Tidak ada saksi mata yang mengetahui apa motifku sebenarnya. Aku menang, Charles. Aku menang!" Raungnya, kembali menendang tubuh Charles yang terkapar di depannya.

"Apa tujuanmu?" Desis Charles terpatah-patah. Sendi-sendinya terasa mati rasa. Sekarang, tubuhnya berada di bawah kungkungan pria gemuk itu. "Mengapa kau sampai membunuh Wali Kota?"

"Tujuanku?" Seringai kejam lagi-lagi terbit, menampakkan gigi-gigi serinya yang tajam serta mengerikan. "Tentu saja tahta, Charles. Tahta! Kau kira aku puas dengan menjadi bos organisasi teri macam Salamander itu?"

Tawa Borden lagi-lagi pecah dan meledak di udara. Ia dengan sombong mengejek Charles yang telah terpojok itu.

"Tapi asal kau tahu, yang membunuh si pengecut Robert itu bukanlah aku, melainkan Dark Athena, si Sniper jalang itu. Aku menyuruhnya dengan imbalan senjata dan akses masuk ke kota ini. Kau tahu sebesar apa kekuasaanku sekarang?" Sebuah tawa meledak lagi. "Besar, Charles. Besar! Aku senang dia mau menyanggupinya, membunuh paman bodohku itu dengan tangannya. Itu sebuah keuntungan karena dengan begitu tanganku tak akan ternoda. Para masyarakat bodoh itu akan menganggap aku sebagai seorang pahlawan hanya berkat kebohongan media. Kau akan membusuk dipenjara, sementara si jalang itu akan diburu seperti teroris. Itu benar-benar rencana yang sempurna, Charles!" Racaunya yang lebih terdengar seperti menjerit-jerit.

Charles menggeram, ia menggeliat dan berusaha melepaskan diri dari cengkraman mantan bosnya itu. Kecamuk amarah sudah menggondok matang di kepalanya, dan ia siap menumpahkannya kapan saja. Namun sekali lagi ia tak berdaya saat Borden semakin memperkuat kunciannya, ia menyikut rusuk Charles, sengaja membuat pria itu menderita.

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang