Hai readers !!
Maaf update nya telat karena saya baru mengikuti tes masuk di Universitas pilihan saya dan akhirnya Lolos !!
Alhamdulillah :)
Nah, untuk mengungkapkan rasa senang yang luar biasa (#lebay woy)
Saya update hari ini ..
Mungkin beberapa bagian akan di revisi sementara karena belum saya edit kembali ..
Yaudah Happy Reading ;)
Dont forget to give me a lot stars :D'Kematian mengintaimu, berbisik lirih dengan seringaian kemenangan yang kelabu, mengoyak setiap lembar kenangan dengan alunan nyanyain memilukan. Jika pada masanya jiwamu tertarik kedalam kabut kematian, maukah kau melihat wajahku?'
***
"I-itu .. Kutukan !! Orang itu telah terkena kutukan !!"
Aku menoleh cepat, melihat ke arah sumber suara. Alexander telah berdiri tak jauh dari tempat kami. Dan sejak kapan?
Rosa yang baru sampai, melihat lengan Inspektur dengan tatapan horor. Bibirnya bergetar bersamaan dengan wajahnya yang memucat. "K-kutukan!!" kemudian tubuhnya sempoyongan dan jatuh pingsan.
Aku tercekat, sejurus kemudian kakiku melangkah ke arah kamar Inspektur. Didalam terlihat sangat berantakan. Vas bunga jatuh hingga pecah berkeping-keping, seprai kasur terlihat setengah tertarik. Sudah kupastikan bahwa Inspektur di serang tepat di kamarnya.
Aku bersumpah, siapapun yang melakukannya adalah orang yang benar-benar berani dan sudah mempersiapkan semuanya matang-matang. Sedangkan Inspektur pasti sangat terkaget-kaget menerima serangan yang tak terduga itu. Tapi yang tak masuk akal, dari mana penyerang itu masuk? Jendela? Ah tak mungkin, jendela sedari tadi telah tertutup dan tak terlihat tanda-tanda adanya pergerakan.
"Ini bukan kutukan" Ujarku tenang sambil memapah Inspektur dan memeriksa lukanya. Luka yang cukup dalam dan merobek salah satu nadi nya. Tanganku sibuk meraih kotak P3K dan melakukan pertolongan pertama pada lukanya.
Mataku memicing menatap lengan Inspektur. Yah, sedikit banyak aku mulai paham bagaimana pola membunuh si pelaku. Tapi sebagian besar keping puzzle belum kutemukan.
"A-apa maksudmu?" Kali ini sebuah suara ketakutan meluncur dari bibir seorang pria yang muncul dari balik koridor. Pria itu adalah Paul Ortega.
"Kau tak melihat keadaan kamar ini?, jelas-jelas ada orang yang berusaha menyerangnya. Sudah kupastikan pelaku berada di antara kita" jawabku masih tetap tenang.
"A-apa maksudmu, apa kau bisa membuktikannya, Heh?!" Sanggahnya sengit.
Aku mengulas senyum kepadanya. "Benar, saya belum bisa membuktikannya. Tapi secepat mungkin akan saya temukan"
Aku menelisik topeng perak itu, topeng yang sama yang ditemukan di TKP kini ada di kamar Inspektur. Sungguh trik kutukan yang sempurna.
Kemudian aku melempar pandangan pada wajah Inspektur yang terdiam pucat. "Inspektur bisa kau jelaskan apa yang terjadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Clue : Law And Crime
Misterio / Suspenso( TERSEDIA DI WEBTOON! ) Sungguh takdir yang kejam ! Kata itulah yang pantas untuk mendeskripsikan pertemuan Selidza dengan seorang pria masa lalu dan secara tak sengaja menyeretnya pada takdir yang berlumuran darah. Bersama Inspektur Lucious Davi...