Murder In Locked Room 03 : Back On The Case

1.2K 201 109
                                    

Warning (!)

Tekan vote sebelum membaca, hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣

Terima Kasih 👌

David mengerutkan alis tak nyaman. Tubuhnya terasa dingin, namun dia terlalu malas untuk sekadar menarik selimut. Belum lagi kantuk yang menyerang, membuat kedua kelopak matanya terasa rapat bagai dijahit.

Sehari tepat setelah kasus Angel resmi ditutup, dia sama sekali belum istirahat. Banyak hal yang harus dia kerjakan selepas itu. Mulai dari mengurus anggota-anggotanya, hingga mengerjakan berkas-berkas menggunung--- termasuk laporan kasus yang harus segera ia serahkan. Bahkan, hingga petang tadi pun dia benar-benar sangat sibuk. Syukurlah, malam ini akhirnya dia bisa mendarat di kasur dan tidur dengan nyenyak. Setidaknya David akan mendapat tidur yang lebih layak dari hari-hari sebelumnya.

"Psstt, Inspektur, bangun!"

David mengernyitkan dahi ketika menangkap samar-samar suara familiar itu. Mengerang kecil, ia meraih bantal dan menangkupkannya pada kedua telinga. Peduli setan, dia ingin tidur!

Tanpa David sadari, dua menit setelah panggilan itu terdengar, kenyamanan dan suasana yang dia dapati dari sekitarnya kembali membawa pria itu ke alam mimpi.

David kembali tertidur.

Namun, lagi-lagi tidur indah itu dikacaukan oleh bunyi derap kaki yang menghentak-hentak kasar lantai di sampingnya. Hal ini membuat alis pria itu kembali berkedut. Bunyi langkah kaki itu sangat barbar, hingga dapat dipastikan bahwa siapapun yang melakukannya jelas ingin mencari masalah padanya. Tak berselang lama, tangan-tangan halus perlahan muncul dan merayap di betis David. Semakin lama, semakin giat pula jari-jari itu bergerak dan menjamah tiap jengkal kulit David, kemudian...

Wush!

Dan apa yang terjadi selanjutnya, membuat kedua mata itu sontak terbuka lebar. Sangat lebar, hingga membuat biji mata David seakan meloncat keluar dari tempatnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN, BRENGSEK!" pekik David ketika menyadari celana piyamanya telah di tarik paksa oleh pemuda sinting itu hingga terlepas. Tak butuh lama, benda-benda yang semula tergeletak di nakas, kini melayang dan jatuh menghantam kepala si pirang tanpa ampun.

"Ouch!" Sebuah kamus tebal yang melayang di dahi, membuat Alvin meringis pelan. "Syukurlah, akhirnya--" kalimat itu terhenti ketika benda kedua mampir di hidungnya. "Anda bangun, Inspektur," ujar Alvin menyelesaikan kalimat, ketika ia berhasil berkelit dari vas kaca yang hendak mencocol bibir seksinya.

"Makhluk bodoh macam apa yang tidak bangun ketika hampir di telanjangi seperti ini, dasar orang gila! Ini pukul 1 dini hari, kau pikir apa yang kau lakukan disini, ha!" sembur David murka dengan ekspresi yang tak kalah seram dari penampakan di film horor. Sungguh, si pirang itu benar-benar keterlaluan! Rasanya, kepalan tangan David sudah gatal ingin menjotos hidung petugas itu hingga rata seperti hidung Voldemort.

"T-tunggu, Inspektur!" Alvin menggeser tubuhnya gesit saat menghindari lesatan guling yang nyaris menghantam wajah imutnya. Dari intensitas serangan brutal tersebut, tampaknya dendam kesumat David telah mencapai level maksimal, sampai-sampai membuat pria garang itu mantap menghabisi Alvin detik ini juga.

"Tapi... Ini adalah trik jitu untuk membangunkan seseorang, Inspektur. Terutama orang seperti Anda. Buahaha," kilah Alvin membela diri di akhiri tawa menyebalkan.

David mendecih. Ingin rasanya ia kembali menyerang cecunguk satu itu, tetapi tidak ada barang apapun lagi di sekitarnya. Jadi, yang bisa David lakukan hanya menatap bengis pemuda itu lewat ekor matanya. Sebab, ia juga terlalu malas untuk turun dari ranjang dan menghajar bocah sinting itu dengan bogem "manisnya". Dan mendengar alasan pemuda pirang itu mengerjainya, membuat hasrat menyerang David lagi-lagi tersulut.

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang