Warning (!) :
1. Tekan vote sebelum membaca, hargai karya author dengan meninggalkan jejak.
Terima kasih.
Pagi menyingsing di ufuk timur. Menghantarkan sang surya yang terlihat malu-malu untuk menaiki singgahsananya. Walau pagi telah menyingsing dan matahari telah datang, langit seolah menampakkan kemurungannya. Awan hitam dan angin sepoi masih setia menyertainya, membuat suasana pagi begitu kelabu.
Namun semua itu tampaknya tak menyurutkan niat seorang Clue untuk pergi ke kantor. Angin sepoi menerpa kuat beberapa helai surai malamnya. Entah dia merasa, atau sepertinya memang benar, udara dingin yang menerpanya terasa sangat mencekam. Seolah angin itu ingin mengantar pesan berbau kematian kepada si gadis.
Gadis itu mengedarkan pandangannya. Suasana kantor terlihat masih legang tanpa para polisi yang hilir mudik seperti biasanya. Tangan mungilnya memutar knop pintu yang menjadi ruang kerjanya dan Inspektur. Matanya sempat membulat saat menemukan seorang pria yang tertidur dengan posisi tangan membatasi wajahnya di atas meja.
Clue menatap pria itu dengan senyuman kecil. Menatap tanpa rasa jijik ke arah 'pulau' yang terbentuk disana.
Lama gadis itu menatap wajah atasannya yang begitu damai pada saat tertidur. Gadis itupun kemudian berinisiatif untuk menyampirkan mantel yang ia gunakan untuk menyelimuti tubuh pria itu.
Suasana berjalan sangat hening hingga sebuah ketukan keras mengoyak keheningan. Membuat pria bersurai hitam itu terlonjak dari tidur 'cantik' nya dengan tatapan membunuh ke arah 'tersangka' di balik pintu kantornya.
Larry muncul dari balik pintu dengan wajah Innocent. Pria berkacamata khas itu masuk ke dalam dengan santai tanpa beban. Jika saja Larry tidak membawa berita yang mengharuskan mereka untuk menghadap, Dapat di pastikan map berisi ratusan dokumen di meja Inspektur akan dengan senang hati melayang di kepala si kacamata itu.
000
Pak Kepala meletakkan cerutu di tangannya ketika kedua anggota terbaiknya telah berdiri hormat di hadapannya. Matanya memandang tajam kedua orang itu dengan serius sehingga mau tak mau membuat kedua orang itu agak bergidik.
"Aku akan memberikan kalian kasus baru. Kasus ini sepertinya lebih berbahaya dari kasus sebelumnya, jadi aku harap kalian menyelesaikan kasus ini dengan baik bagaimanapun caranya" Pak Kepala berujar dengan penekanan di setiap kata-katanya.
Kedua agen itu hanya diam. Menatap dengan sedikit aneh kepada lawan bicara di hadapannya. Pria tua itu memiliki emosi yang sering berubah-ubah, sehingga sulit untuk membaca jalan pikirannya.
Pak Kepala berdecih, merasa jengkel dengan kebisuan dua orang di hadapannya. "Kenapa diam? Apa kalian tuli?!"
Ucapan tajam itu sontak membuat keduanya sedikit tersentak. Dengan gerakan kilat, mereka menggeleng secara bersamaan.
Pak Kepala kembali mengangkat cerutunya dan menghisapnya secara pelan. Membuat asap putih mengepul di sekitar mereka.
"Terjadi pembunuhan berantai yang cukup mengerikan di Wasterfold University. Saat ini korban telah mencapai 3 orang dan semuanya berstatus mahasiswa hukum. Aku ingin kalian menyusup kesana dan menyelidiki hal tersebut" Pak Kepala berbicara dengan nada tajam dan dalam.
"Wasterfold?!" Inspektur terlihat terperanjat, matanya melirik sekilas kepada gadis di sebelahnya dengan tatapan ragu. "Maaf Pak, bukankah itu tugas polisi Wasterfold?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Clue : Law And Crime
Mystery / Thriller( TERSEDIA DI WEBTOON! ) Sungguh takdir yang kejam ! Kata itulah yang pantas untuk mendeskripsikan pertemuan Selidza dengan seorang pria masa lalu dan secara tak sengaja menyeretnya pada takdir yang berlumuran darah. Bersama Inspektur Lucious Davi...