Warning (!)
1. Tekan vote sebelum membaca, hargai karya author dengan meninggalkan jejak! 👣
2. Dengan pengetahuan yang terbatas, author minta maaf jika nantinya di temukan banyak kesalahan. Jika menemukan hal semacam itu, silahkan tulis komentar di kolom komentar.
Terima Kasih 👌
David mengeratkan kepalan tangan penuh emosi. Amarah yang bercampur sesal meletup-letup di kepala pria itu, nyaris membuat wajahnya mendidih. Baru kemarin dia dengan bangga merasa telah menuntaskan kasus Angel, dan sekarang.... Lihatlah! Korban terbunuh dengan cara mengerikan. Di sula. Bahkan hingga detik ini, David belum bisa menemukan jejak pelarian si pelaku keparat itu.
Sial!
Menggeram marah, David meninju kuat dinding tak berdosa di sampingnya, membuat beberapa petugas yang bersamanya berjengit kaget.
Matahari tampak menetas di ujung sana. Sinarnya keemasan, bagai merangkak menyulam jingga. Memecah kuasa malam yang begitu agung meski tanpa gemintang. Pria itu lalu mendebas kasar, beringsut, dan mengambil duduk asal di antara kepul debu yang tebal. Di depannya, mayat si tuan rumah telah di turunkan, terbujur kaku di atas kantong mayat tak bertutup. Kondisinya tidak lebih baik setelah Xiphos di tarik dari kerongkongan. Bau anyir, bunyi patah tulang dan buraian organ dalam menjadi pemandangan tak menyenangkan selama proses tersebut. Mungkin, David akan kehilangan seleranya menyantap daging hingga beberapa waktu.
Pria itu merogoh sesuatu di saku celana. 2 buah kantong berisi barang bukti kini berpindah di tangannya. Bukti pertama berisi bulu-bulu kucing yang tersebar di baju korban. Cukup mengherankan bagaimana bulu-bulu tersebut dapat di temukan di sana---mengingat dari profil korban alergi berat terhadap kucing.
Dan yang Kedua----David mengerutkan kening----kantong itu berisi gelang emas korban. Gelang itu berbentuk rantai tebal, tampak begitu indah dengan kerlip berlian di beberapa sisi. Benda itu tergeletak tak jauh dari kursi korban dengan kondisi patah di salah satu rantai. 3 berlian di sisi kiri menghilang, tergantikan bekas gores berbau karat di sepanjang sisi---seperti tergesek kuat.
Selain itu, di tubuh korban di temukan 3 luka memanjang, mirip seperti luka cakar. Luka yang cukup panjang dan dalam. Luka itu mungkin di hasilkan oleh perlawanan korban sebelum terikat di kursi. Namun, entahlah... Bagi David itu hanya asumsi sementara. Karena sejauh ini, hanya itulah yang ia temukan di tubuh korban. Sisanya akan dia serahkan pada bagian otopsi.
David menarik napas dan beranjak dari posisi tepat saat seseorang memanggilnya. Reillan, wanita itu tiba bersama beberapa petugas Ellenia. Maju beberapa langkah dan berhenti tepat di samping Brandon. Sepertinya wanita itu membawa sesuatu untuknya.
"Eh, aku tidak melihat Alvin. Kukira anak itu sudah tiba di sini," gumam Reillan pertama kali saat tak mendapati adanya tanda-tanda kepala pirang di sekitar TKP.
"Seharusnya kau yang lebih tahu. Bukankah dia tadi berputar-putar gila di sekitarmu?" dengus David sambil melipat lengan jengah. Wajahnya kesal luar biasa.
"Hanya beberapa menit sampai dia beranjak. Dan hingga saat ini, aku tidak tahu kemana dia pergi."
David mendecih. "Ck! Kemana lagi makhluk konyol itu?"
"Sebaiknya Anda tidak perlu mengkhawatirkannya, Inspektur," sahut Brandon menengahi. Dia tidak ingin membiarkan suasana mengeruh akibat keributan pagi ini. "Banyak petugas yang berjaga di sini. Kurasa dia tidak akan mengacau. Selain itu, aku sudah mengirim pemberitahuan baru serta perubahan informasi kasus ini kepada Kepala War. Beliau sepakat menyembunyikan kasus ini dari publik agar mempersempit kemungkinan." Brandon menunjukkan ponsel pada David, membuka satu persatu email baru yang tercantum di sana. "Hasilnya kita dapat informasi terkait orang yang dekat dengan korban. Totalnya masih dua dengan petunjuk Ellenia. Mungkin kita bisa melakukan interogasi terlebih dahulu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Clue : Law And Crime
Misteri / Thriller( TERSEDIA DI WEBTOON! ) Sungguh takdir yang kejam ! Kata itulah yang pantas untuk mendeskripsikan pertemuan Selidza dengan seorang pria masa lalu dan secara tak sengaja menyeretnya pada takdir yang berlumuran darah. Bersama Inspektur Lucious Davi...