MC 6: The Undercover Case 13 ( Blood Tears )

3.1K 490 196
                                    

Ketika realita telah ternoda oleh bilah dendam. Seindah apapun kenangan, maka itu tak akan pernah berarti.

-- Clue R --

Warning (!)

Tekan vote sebelum membaca!! Hargai karya author dengan meninggalkan jejak !! 👣

Terima kasih 👌

Sepi

Hanya suara alam dan nyanyian binatang saja yang terdengar di malam ini. Hujan telah berhenti menjamah bumi, hanya menyisahkan rintik-rintik kecil yang mengantarkan deru napas angin untuk menampar tubuh mungil sang gadis.

Clue menghela napas pendek, iris coklatnya menerawang kosong pada panorama pekat yang tersuguh di balik jendela kaca yang terbuka lebar. Merayu sepasang permata bulat itu untuk tetap setia memandangnya.

"Kita berkemas," ujarnya pelan, namun masih dapat terdengar oleh partner yang berdiri tegak tepat di belakangnya.

"Kau yakin pulang malam ini, Clue?" tanyanya.

"Apa yang membuatku ragu?"  Clue balik bertanya dengan nada dingin. Manik coklat susunya masih menatap lurus pada rintikan hujan tak berujung.

Gadis itu tengah membunuh perasaannya...

"Tak ada lagi yang bisa kita harapkan sebagai alasan untuk tetap berada disini, Jack. Game over. Semuanya telah Berakhir." Clue berbalik, gadis itu mengalihkan sepasang kornea matanya untuk membingkai sosok jangkung Jack.

"Clue?" Sorot mata Jack meneduh dan gadis itu tak menyukainya.

"Jangan menatapku seperti itu," desis Clue dingin. "Dan jangan pernah mengasihani diriku,"

Setelah mengatakan hal tersebut, gadis itu berlalu, meninggalkan sosok Jack yang memandangnya dengan tatapan nanar.

Clue...

000

Clue menarik koper besar keluar dari kamar asramanya. Tentu saja setelah ia menyelesaikan urusannya dengan para polisi Wasterfold itu.

Langkah gadis itu mendadak terhenti ketika dirinya tergoda untuk kembali memandangi 'bekas' kamarnya yang kini telah kosong tanpa satu barangpun yang tersisa.

Gadis itu menghela napas berat. Ada kalanya ia mulai terbebani ketika melepaskan apa yang mulai di nikmatinya. Seperti yang dia rasakan saat ini.

Dengan langkah gontai, akhirnya dia berlalu, meninggalkan gedung asrama dan berjalan menuju halaman kampus. Mengamati setiap lekukan bangunan megah yang sebentar lagi akan hilang dari pandangannya.

Lama dia berjalan, dan entah kebetulan atau bagaimana langkah kakinya malah menuntunnya ke arah bangku taman.

Clue tersenyum pahit, teringat kembali Memoar beberapa hari yang lalu. Mata coklat gadis itu masih tak bisa lepas dari taman tempat dia menghabiskan waktunya dengan dua gadis cantik yang lugu. Suara tawa semu seorang gadis seperti menamparnya, mengejeknya dengan Imagi-imagi yang telah berlalu pergi. Menohok hatinya dengan sebilah kenyataan yang amat pahit.

Deru angin yang terdengar lembut membawanya kembali kedalam realita. Gadis itu memejamkan matanya, mencoba merasakan hembusan angin yang terus menerpa wajah cantiknya.

Deru angin yang akan di tinggalkannya...

Gadis itu mendegus, menggigit bibirnya kuat sebelum memutuskan untuk melangkah pergi, menuju gerbang kampus yang akan menjadi portal bagi perpisahannya.

Berbagai macam emosi turut menghantam dadanya, membuatnya enggan meninggalkan tempat itu...

... Atau... justru semakin mantap untuk pergi dan melupakan segalanya...

Detective Clue : Law And CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang