3. Pengakuan

1.3K 97 1
                                    

"Aku tau aku salah Rose...Aku minta maaf, harusnya aku jujur padamu lebih dulu sebelum akhirnya seperti ini." Kata ku sambil terus meyakinkan dia bahwa aku tidak ingin kehilangannya.

"Maafkan aku Chan, kurasa kita tidak harus sedekat ini. Aku tak tau kalau kau sudah menikah, maafkan aku sungguh aku tak ingin seperti ini. Mari kita hentikan, aku tak ingin menyakitinya." Katanya sambil terus menangis.

"Tidak-tidak bukan seperti ini, aku jujur padamu bukan ingin berpisah denganmu aku ingin terus bersamamu, aku tak ingin ada kebohongan diantara kita. Kau tidak salah, aku yang bersalah disini maafkan aku membuatmu berada diposisi sulit. Tapi kumohon jangan tinggalkan aku, aku membutuhkanmu, aku nyaman bersamamu. Kau rumah untukku saat ini." Kataku sambil menghapus air matanya dan tangan satunya lagi ku gunakan untuk menggenggam tangannya.

"Ini sangat sulit kau tahu. Aku juga wanita Chan pikirkan sedikit saja persaannya bagaimana."

"Maafkan aku. Tapi ku mohon bertahanlah untuk kita. Aku tidak main-main denganmu."

"Baiklah, tapi jangan salahkan aku bagaimana rumah tanggamu kedepannya. Aku sudah memperingatimu Chanyeol."

"Iya. Terima kasih." Kataku sambil memeluknya erat.

Aku berhasil meyakinkannya, membuat dia percaya bahwa aku tak akan meninggalkannya setelah hubungan kita sudah sangat jauh. Salahkan saja sikap dan perkataanku saat ini. Aku yang tiba-tiba buta dan lupa akan istriku di rumah.

Hingga akhirnya aku mendapatkan berita dari kekasihku bahwa dia tengah mengandung anakku. Anak yang selama ini ku tunggu kehadirannya. Membuatku semakin tidak ingin melepasnya.

"Chan bisa kita bicara." Katanya dengan wajah yang sulit diartikan.

"Kenapa masih memanggilku seperti itu. Aku ini kekasihmu." Kataku protes.

"Sudahlah, aku sedang serius sekarang." Katanya dengan wajah yang sedikit cemas.

"Baiklah-baiklah maafkan aku. Apa yang ingin kau bicarakan, kenapa serius sekali?" Kataku sambil duduk mendekat dengannya.

"Aku hamil Chan, Sambil memberikan testpack." Katanya sambil menunduk.

"Sungguh? kau berkata jujur? Terima kasih sayang. Aku mencintaimu." Kataku sambil memeluknya, namun dia malah menangis dalam pelukanku membuatku heran.

"Hei, kenapa menangis? kau tidak senang?"

"Bagaimana ini Chanyeol, aku benar-benar membuat kesalahan. Sekarang bagaimana perasaan istrimu? bukankah aku wanita murahan." Katanya sambil terus menangis.

"Hei, jangan katakan itu. Aku yang bersalah disini dari awal memang aku yang bersalah." Kataku sambil terus memikirkan perkataannya. Bagaimana bisa aku lupa tentang istriku.

"Aku akan menikahimu Rose. Aku tak ingin kau di cap sebagi wanita murahan. Aku akan bertanggung jawab padamu dan anak kita. Aku tak ingin dia lahir tanpa seorang ayah."

"Kau gila! bagaimana bisa. Kau benar-benar melupakan istrimu?"

"Tidak... aku serius Rose. Aku akan mengurus semuanya. Kita akan menikah hanya kita."

1 Bulan kemudian aku meminangnya menjadi istri keduaku. Membuat dia percaya bahwa aku sungguh-sungguh kepadanya.

Flashback off

******

Hubungan kita terus berlanjut aku yang semakin jarang dirumah dan lebih memilih untuk pulang ke pangkuan istri keduaku. Menikmati setiap detik kehamilannya.

"Bukankah seharusnya kita jujur pada istrimu? aku hanya tidak ingin dia selalu menunggumu di rumah sedangkan kau bersamaku di sini. Setidaknya dia tau dan tidak akan mencemaskan keadaanmu." Ucapnya.

"Akan aku pikirkan, aku akan mencari waktu yang tepat untuk mengatakan padanya tentang hubungan kita." Jawabku sambil mengelus perutnya yang memulai membuncit.

3 Bulan berlalu aku mendapatkan kabar bahwa istri pertamaku tengah mengandung. Sekali lagi takdir mempermainkanku. Bahagia sudah pasti tapi ada perasaan jauh dari itu yang membuatku bingung langkah mana yang harus ku pilih. Hingga beberapa minggu ku beranikan diri untuk mengatakan semua padanya.

"Sayang bisa kita bicara sebentar." Kataku saat kita tengah bersantai di ruang TV.

"Tentu, apa yang ingin kau bicarakan." Jawabnya dengan santai.

"Maafkan aku, sunggu aku minta maaf padamu. Maaf karena telah menghianatimu." Kata ku ragu.

"Jadi itu yang ingin kau katakan? kenapa tidak menatapku?" Katanya dengan senyum di wajahnya.

Ku mulai mengangkat wajahku dengan penuh keraguan, sungguh aku benar-benar bingung.

"Aku tau, dan aku sudah memaafkanmu." Katanya dengan senyum yang tidak pernah pudar.

"Tidak-tidak kau tidak mengerti aku sudah menghianatimu, aku sudah menikah dan saat ini di...dia tengah me...mengandung. Maafkan aku sungguh maafkan aku." Kataku sambil menggengam tanggannya.

"Aku tau sayang, aku tau semuanya." Katanya lagi-lagi membuatku keheranan.

"Ta...tapi bagaimana bisa? Ke...kenapa kau tidak pernah bertanya padaku?" Kataku terbata-bata.

"Kau tak perlu tau dari mana aku tau semuanya. Yang jelas aku tau sayang." Lagi-lagi jawabnya dengan senyuman.

"Alasanku tak pernah bertanya karena aku percaya padamu. Iya... aku percaya padamu, bukankah kita sudah berjanji akan selalu terbuka apapun keadaannya. Karena itu aku percaya padamu. Aku hanya menunggu kau mengatakan semuanya padaku, hingga aku yakin bahwa hal yang sudah ku ketahui adalah fakta atau bukan. Jika kau tidak bicara padaku, aku akan tetap percaya padamu. Karena mungkin kau memang tidak melakukannya." Jawabnya sekali lagi membuatku tak bisa berkata-kata.

"A...a..aku minta maaf sayang, aku menyayangimu sunggu. Aku tak bermaksud menghianatimu. Maafkan aku." Kataku sambil meneteskan air mata menandakan bahwa aku memang pria bodoh.

Satu hal yang ku ketahui hari ini, menyadarkanku bahwa aku benar-benar telah menghancurkan harapannya, kebahagiaannya, kehidupannya. Aku telah membuat luka ke seseorang yang benar-benar sangat baik hatinya.

Forgive My Mistakes [CHANBAEK] [GS] VER. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang