20. Panik

722 60 0
                                    

Baekhyun kini sudah berada dikamarnya dan saat itu pula tangis Baekhyun pun pecah mengingat kembali setiap detik kenangan yang tercipta hari ini. Perasaan sesak mendominasi dirinya rasa sakit kecewa dan kesedihan bercampur jadi satu.

"Maafkan aku Chan... maafkan mommy nak harus pergi jauh dari daddy mu, maafkan mommy." Kata Baekhyun sambil mengelus perut buncitnya.

Soya yang saat itu pun tau bahwa sahabatnya sudah tiba perlahan menuju ke kamar Baekhyun karena ia tau saat ini sahabatnya tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"Baek ada apa? Kenapa kau menangis?"

"A...akku.. aku tak sanggup Soya hatiku hancur aku tak tau apakah aku bisa pergi jauh darinya." 

"Menangislah Baek, cukup menjadi wanita yang kuat kau tidak sekuat itu. Menangislah, aku disini." Kata Soya sambil memeluk Baekhyun mendengarkan setiap kalimat curahan hati sahabatnya.

Cukup lama Baekhyun meluapkan emosinya segala perasaannya ia curahkan tidak ada yang terlewat semua perasaan yang selama ini ia pendam ia keluarkan, segala sakit, kecewa dan segalanya tidak ada kebohongan dan kepura-puraan lagi. Soya hanya menjadi pendengar yang baik sambil terus memberikan usapan pada punggung sahabatnya.

"Soya aku ingin pulang." Katanya setelah melepaskan pelukan mereka.

"Pulang? pulang kemana? kau sudah dirumah ini rumahmu Baek." Tanya Soya yang kebingungan.

"Pulang kerumahku yang dulu, kumohon antarkan aku sebentar saja sebelum kita pergi besok." Mohon Baekhyun.

"Untuk apa Baek? kau jangan aneh-aneh ini sudah malam." Jawab Soya masih terus memberikan pengertian pada sahabatnya itu.

"Ku mohon Soya sebentar saja, setelah itu kita pulang, aku hanya ingin mengambil barangku yang tertinggal disana." 

"Baiklah hanya sebentar saja setelah itu kita pergi, kajja kita berangkat sekarang sebelum terlalu malam." Ajak Soya setelah tidak tega melihat Baekhyun yang terus memohon padanya.

Mereka pun keluar dari rumah Baekhyun secara sembunyi-sembunyi ya kalau ada yang tau tentu saja mereka tidak akan pernah diizinkan. Kini keduanya sudah berada di taxi yang sebelumnya di pesan untuk pergi ke kediaman lama Baekhyun.

Setibanya dikediamannya yang lama kedua wanita cantik ini memasuki rumah tersebut. Ada rasa sakit saat akan memasuki kediaman lamanya, bagaimana tidak segala momen bahagia bahkan menyakitkan tercipta di satu tempat yang sama. Dengan menarik nafas sang ibu hamil itu meyakinkan dirinya dan menguatkan hatinya.

"Baek aku tunggu disini saja, dan sebaiknya kau cepat aku tak ingin eomma mu sampai tau apa lagi Luhan pasti dia akan marah besar." Kata Soya yang memilih duduk di sofa.

"Ne, tunggu disini aku tak akan lama." 

Dengan langkah yang pasti ia memasuki ruangan yang dulu ia tiduri bersama sang mantan suami, menuju sebuah lemari dan mengambil 2 buah baju milik mantan suaminya dan tidak lupa ia semprotkan parfume sang mantan pula.

"Chan maaf aku mengambil bajumu. Aku ingin ini sebagai hadiah tanda perpisahan dan juga sebagai pengingatku dan penguatku saat nanti berjauhan denganmu. Maafkan aku harus memisahkan kalian, aku berjanji akan mempertemukan kalian nanti. Selamat tinggal Chan kami menyayangimu." 

Tak lama Baekhyun pun turun untuk menemui Soya yang menunggu dibawah sambil melihat sekeliling rumah yang merasa ada perbedaan sejak mereka tinggalkan terakhir kali.

"Kau sudah selesai Baek?" Tanya Soya saat melihat Baekhyun yang sudah turun.

"Ne, sudah So aku sudah mengambil beberapa barangku." Jawabnya sambil memperlihatkan paperbag.

"Baek, ini memang aku yang tidak sadar sebelumnya atau memang semakin banyak fotomu disini? Apa Chanyeol sering tinggal disini ya? tadi aku sempat ke dapur dan aku menemukan banyak sisa makanan dipiring yang terlihat masih baru." 

"Aku tidak tau So. Dia menyerahkan rumah ini untukku kau ingat tapi aku menolak untuk tetap tinggal disini, aku tak tau kalau dia akan sering kesini. Dia kan juga punya kunci rumah selain yang aku pegang."

"Sekarang lihat lah baik-baik Baek bukankah kita menutup beberapa barang disini dengan kain tapi nyatanya semuanya dalam keadaan terbuka. Kalaupun jatuh itu tidak mungkin semua jendela tertutup dan kalau pun jatuh kainnya harusnya dibawah tapi ini tidak ada sama sekali."

Disaat kedua sahabat ini sedang berbicara terdengar suara langkah kali memasuki rumah tersebut yang membuat keduanya panik.

"Baek kau memikirkan apa yang aku pikirkan?"

"Ne, sebaiknya kita sembunyi. Ohh astaga jangan sampai kita ketahuan."

"Semoha saja dia tidak kesini Baek."

Disinilah kedua wanita itu berada bersembunyi di dapur dengan perasaan cemas. Dan apa yang mereka harapkan nyatanya tidak terjadi Chanyeol sekarang justru berada di dapur.

"Yakk astaga kenapa kau kesini sih." Bisik Soya geram.

"Diamlah nanti dia mendengar kita."

"Semoga saja dia tidak lama disini."

"Ya ku harap juga begitu, aku sudah sangat lelah berdiri. Kapan kau pergi Chan." Keluh Baekhyun.

Sedangkan Chanyeol yang baru saja meneguk segelas air kini masih menampilkan wajah bahagianya.

"Astaga aku senang sekali hari ini. Menghabiskan waktu bersamamu... lelah tapi menyenangkan, aku mencintaimu Bee. Maafkan kesalahanku, aku tau aku mengambil keputusan yang salah karena melepaskan dirimu. Ku harap aku akan selalu melihatmu seperti hari ini." Gumam Chanyeol.

Saat mendengar gumaman demi gumaman yang Chanyeol lontarkan Baekhyun yang mulai tidak kuat karena harus berdiri tidak sengaja menyenggol salah satu prabot dapur.

"Baek kau tak apa?" Tanya Soya yang mulai khawatir.

"Perut ku keram So dan aku sudah tidak kuat lagi untuk berdiri." Kata Baekhyun yang masih terus memegang perut buncitnya.

"Yak siapa disana?!" Kata Chanyeol yang mendengar bunyi prabot rumahnya.

"Apa ada orang yang masuk ya. Pintu juga tadi tidak terkunci." Gumamnya.

Chanyeol pun berjalan ke arah suara tadi. Membuat kedua wanita itu makin panik dibuatnya.

"Baek bertahanlah ku mohon sebentar saja. Kita mundur dulu ya." Ajak Soya perlahan.

"Sakit Soya aku tak tahan." Jawab Baekhyun yang kini sudah keringat dingin menaha sakit.

Setelah berpindah posisi Soya masih terus memapah Baekhyun dan tangan satunya tak pernah berenti untuk mengelus perut sahabatnya guna meringankan sakitnya.

"Tidak ada apapun disini. Mungkin aku salah dengar atau binatang dan mungkin aku lupa mengunci pintu karena terburu-buru. Sebaiknya aku tidur disini saja sudah malam." Gumam Chanyeol.

Setelah memastikan Chanyeol pergi Soya langsung buru-buru membawa Baekhyun keluar dari rumah itu dengan keadaan Baekhyun yang masih kesakitan.

"Baek duduklah dulu. Apa masih sakit?" Tanya Soya saat mendudukan Baekhyun di trotoar dekat rumah Baekhyun.

"Sedikit So. Ini benar-benar sakit tadi, tapi sudah jauh lebih baik."

"Apa kita perlu ke dokter? aku khawatir Baek?"

"Tidak perlu sebentar lagi juga hilang teruslah mengelusnya Soya."

"Baiklah aku akan meminta Mark menjemput kita, sudah malam aku takut jika harus menggunakan taxi."

Kini Soya menghubungi Mark dengan satu tangannya yang masih setia mengelus perut bunci Baekhyun.

"Mark jemputlah noona di rumahnya Baekhyun yang dulu."

"Yak noona kenapa kalian kesana? Aish baiklah tunggu aku."

Setelahnya memutuskan teleponnya dengan tergesa-gesa Mark mengambil kunci mobil dan pergi meninggalkan rumahnya secara sembunyi-sembunyi agar tidak ada seorang pun tau.

Forgive My Mistakes [CHANBAEK] [GS] VER. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang