8. Perceraian

1.2K 88 2
                                    

Pagi ini dia sekali lagi memintaku untuk berpisah dengannya. Aku sudah sangat pasrah dengan takdir yang akan membawaku entah kemana. Aku menyerah... aku lelah... hanya satu yang ada dibenakku saat ini anakku... aku hanya ingin yang terbaik untuknya terlepas seperti apa kisah antara orang tuanya. Aku hanya berharap bahwa Chanyeol tak akan melupakan anaknya, aku hanya ingin anakku tidak kekurangan kasih sayang.

"Mari kita akhiri semuanya disini." Katanya dengan tatapan yang tidak bisa ku baca

"Apa kau yakin dengan keputusanmu?"

"Iya aku yakin dan maafkan aku tidak bisa menepati janjiku padamu."

"Baiklah jika itu keputusanmu... Chanyeol-ah aku bertahan selama ini karena mu, aku mencintaimu. Kau ingat kau memintaku secara baik-baik dari kedua orangtuaku. Jika keputusanmu memang sudah final dan ingin berpisah aku tidak akan melarang atau menahanmu, aku ikhlas tapi bisakah kau pulangkanku secara baik-baik pula. Aku tidak ingin jadi wanita yang egois menahan kebahagiaanmu. Mungkin akhirnya cintaku menjadi cinta Platonik. Jodohku denganmu cukup sampai saat ini saja." Kata ku dengan mati-matian aku mengatur ekspresiku dengan baik tanpa air mata ku suguhkan senyuman hangatku sebagai tanda perpisahan.

"Tidak Baek. Kau tetap tinggal disini, rumah ini ku berikan untukmu." Katanya kini aku dapat melihat dengan jelas bahwa ada kesedihan yang amat mendalam dari sorot matanya.

"Maafkan aku tapi aku tidak bisa. Aku sungguh berterima kasih padamu Chanyeol kau sudah singgah dihidupku memberikan banyak warna untukku. Aku tak pernah menyesal mengenal dan menikah denganmu. Hiduplah dengan baik dan terus bahagialah bersama keluarga barumu. Terima kasih atas segalanya." Ucapku dengan lembut sambil menatapnya hangat seakan berkata bahwa aku akan baik-baik saja.

"Baiklah... terima kasih kau telah mengerti perasaanku, aku akan mengurus perceraian kita. Aku harus pergi." Jawabnya hendak pergi meninggalkanku.

"Bolehkah aku minta satu hal padamu?" Tanyaku sebelum dirinya benar-benar  hilang dari pandanganku.

"Hmm... kau ingin apa?"

"Kau mengelus perutku dan mengucapkan perpisahan pada anak kita." 

"Baiklah."

Kini Chanyeol memposisikan dirinya menghadap perutku yang sedikit membesar. Mengelusnya perlahan dan aku tau bahwa dirinya tengah mati-matian menahan tangis. Aku mengenalnya bukan hanya satu atau dua hari saja aku sudah mendampinginya bersamanya beberapa tahun terakhir jadi aku tau betul apa yang kini tengah ia rasakan.

"Hai sayang, ini daddy... maafkan daddy, daddy harus pergi. Sehat-sehat diperut mommy hem... Nanti kita akan bertemu lagi setelah kau keluar ok. Daddy menyayangimu." Katanya diakhiri sebuah kecupan pada perutku.

Lagi-lagi sebelum ia beranjak pergi ku peluk dirinya cukup lama dan kucium bibirnya sebagai tanda perpisahan. Cukup lama kita saling bertaut untuk yang terakhir kalinya. Sambil meluapkan rasa sedih sampai tanpa sadar cairan bening pun lolos dari mataku dan juga matanya. Perpisahan bukan hanya menyakiti satu pihak tapi juga banyak pihak terutama pemeran utamanya. Jika ada yang tampak baik-baik saja saat menemukan perpisahan, percayalah ia hanya sedang berlakon pada dunia dan juga takdir bahwa ia kuat dan baik-baik saja tapi ia melupakan bahwa Tuhan melihatnya... melihat kerapuhannya. 

"Terima kasih."

"Maafkan aku, aku mencintaimu." Satu kata terakhir yang ia ucapkan dengan tulus tanpa ada kebohongan di dalamnya.


Chanyeol Pov

Setelah mengatakan itu aku pergi meninggalkannya, aku tidak akan pernah sanggup untuk menatap mata teduhnya yang selalu membuatku tenang. Aku memang pria jahat yang lebih menjerumus ke brengsek. Aku langkahkan kakiku membawanya menuju tempat tenang, menuju apartmentku. Hanya disini aku bisa menjadi diriku sendiri, diriku yang sebenarnya tanpa topeng yang melapisinya.

Rapuh.... aku rapuh terlepas apa yang sudah aku lakukan aku sadar bahwa aku tidak sekuat itu bahwa aku hanya manusia yang juga merasakan sesak ketika kehilangan seseorang yang sangat berarti. Aku tau jalan yang ku pilih salah, sejak awal memang salah tapi aku malah mengabaikannya dan malah terus berjalan mengabaikan semua tanda yang aku lihat.

Aku harus bisa bertanggung jawab atau apapun yang sudah aku pilih termasuk resikonya. Mengingat kembali guratan kecewa dari wajah Baekhyun membuat diriku hampir gila, Senyum yang biasanya terpatri kini ku renggu ku gantikan dengan sesak dan air mata. 

Perempuan yang sudah rela bersamaku, menemaniku berada disisiku kini justru akulah alasan kepergiannya. Maaf rasanya tidak akan pernah pantas untuk aku ucapkan dimaafkan rasanya tidak akan pernah pantas untuk aku terima. 

Aku bahkan sudah menyakiti hati seorang anak manusia yang belum aku tau wujudnya. Gagal... aku telah gagal dalam segala hal. Aku akan selalu mencintainya meski aku tidak akan pernah pantas.


******

Beberapa minggu setelahnya surat perceraian pun tiba sedikit ragu akhirnya aku mantapkan hatiku dan ku tekadkan diriku untuk menandatanganinya. Ku kirimkan surat perceraian yang sudah ku tanda tangani ke hadapannya. Bodoh..... ya aku memang bodoh karena harus mengalah. Tapi bukankah bijak, mengalah bukan berarti kalah, merelakan bukan berarti kehilangankan.

Jika bertanya "Mengapa?" aku hanya bisa menjawab "waktuku bersamanya telah usai" ya mungkin jawaban itulah yang pas. Jika kau terus menggenggam sesuatu dengan sangat erat bukankah malah memudahkannya terlepas. Ya seperti itulah kira-kira yang sedang ku lalui. Dia yang semakin menjauh dari ku membuatku sadar bahwa kebahagiaannya bukan lagi ada padaku. Bukan padaku lagi yang membuatnya tertawa, aku bukan lagi rumahnya, aku hanya persinggahannya mungkin.

Sebulan setelahnya kita resmi bercerai meski sedikit sulit karena keadaanku yang tengah mengandung berkali-klai pihak pengadilan agama terus meyakinkanku untuk tidak berpisah berbagai macam bentuk mediasi yang kita jalani akan tetap berakhir dengan keputusan berpisah.

Didalam ruang persidangan kita duduk di kursi bak pesakitan bukan sebagai korban dengan tersangka tapi sebagai korban dengan korban, kami saling menatap satu sama lain untuk yang terakhir kalinya bak berbicara bahwa kita akan baik-baik saja.

Hampir 2 jam berlalu kini persidangan berakhir aku mendapatkan beberapa bagian hartanya serta hak asuh. Kami keluar persidangan bersama berjalan beriringan namun berakhir dengan langkah yang berbeda arah. Aku akan hidup dan bertahan dengan anakku dan dia bersama keluarga kecilnya.


Forgive My Mistakes [CHANBAEK] [GS] VER. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang