87 - istri pulang

1.3K 55 10
                                    

SELAMAT MEMBACA!!!!!


***

Hari ini Sidd sudah berhasil membujuk Avneet untuk ikut pulang bersamanya.

Setelah kemarin malem dirinya disiksa abis abisan oleh Avneet sampai jam satu dini hari.

Bayangkan saja biar pun Avneet sudah tertidur tapi wanita itu akan tau kalau dirinya tidak lagi joget sambil nyanyi lagu abang tukang bakso. Alhasil Sidd harus menahan rasa ngantuk nya itu.

"Aduh Ma! Kenapa kuping aku dijewer! Sakit ini!" Avneet berteriak ketika baru gabung ke meja makan sudah ditarik kuping nya oleh sang Mama-Ldya.

"Siapa suruh gak ngasih tau Mama kalau kamu lagi hamil," Ldya menatap Avneet garang.

"Kyaa! Mama tau dari mana kalau aku lagi bunting?!"

"Hamil! Mami mertua kamu yang ngasih tau Mama."

"Yaudah sekarang lepasin sakit beneran ini," minta Avneet.

"Terus Ma, jewer sampe telinga nya putus," Abhi mengompori.

"Gak gue beliin kuaci lo bang," Abhi langsung kicep.

"Ma udah," Sidd yang tak tega akhirnya melepaskan tangan Ldya.

"Shh sakit Ma," ringis Avneet.

"Biarin siapa suruh main rahasia rahasian sama orang tua," sengit Ldya.

Pas bangun tidur Rio dan Ldya mendapat kabar dari Clara kalau Avneet sekarang sedang hamil. Dan bisa bisanya anak nya tidak memberi tahunya secara langsung.

Rio dan Ldya awalnya ingin marah tapi toh percuma saja sudah terlanjur.

"Orang mau ngasih tau kok," bela Avneet.

"Kapan? Tunggu lahir bayinya?!"

"Baru mau dikasih tau,"

"Banyak alasan aja kamu,"

"Lagian kenapa cuma aku yang dijewer sih," ucap Avneet. "Itu liat Sidd, kenapa dia gak dijewer juga kan dia yang udah ngehamilin aku."

Sidd melotot tak terima kenapa jadi dirinya yang kena. "Lo juga nikmatin kan pas bikin nya," ucap nya.

"Nikmati lah apalagi itu pengalaman pertama gue,"

"Sablek," kata Abhi menggelengkan kepalanya.

"Pa Maaf," Sidd lalu menatap Rio dengan rasa bersalah.

Rio menghela napas nya ia menepuk pundak menantu nya. "Papa sebenarnya mau marah sama kamu karena gak nepatin janji. Tapi Papa rasa kalau marah pun udah percuma karena udah kejadian."

"Maaf, Sidd ingkar janji."

Rio mengangguk. Ia juga memaklumi nya. Lagian mereka kan suami istri sudah sah. Suami mana yang tahan untuk nganggurin istri nya selama itu? Apalagi modelan kayak anak nya itu.

"Sudah lah yang sudah terjadi biarlah kamu emang salah. Tapi Papa juga maklum kok laki laki mana yang akan tahan buat gak nyentuh istri nya?" kata Rio tersenyum tipis.

"Lagi pula beberapa bulan lagi kamu akan lulus. Jadi Papa tidak terlalu khawatir,"

Sidd tersenyum mendengar ucapan Papa mertuanya. "Makasih Pa,"

"Bisa makan sekarang?" oke Abhi sudah merusak suasana.

"Udah berapa bulan cucu Mama?" tanya Ldya. Ia benar benar tak percaya kalau sebentar lagi akan menjadi seorang nenek.

Ketos Siddharth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang