Ketos Siddharth

9 - marah

Suka sama cerita ini gak?

Follow Ig @sidneet_wattpad dong

***

Kelas X IPS 4

Avneet duduk di bangku nya dengan muka cemberut nya. Reem yang sedang memainkan ponsel nya pun berkerut bingung lantas ia memutar badan nya ke arah Avneet. Bangku Avneet dan Reem memang sebelahan meja Avneet yang berada di pojok sedangkan meja Reem di tengah tengah.

"Kenapa lo udah cemberut aja?" tanya Reem.

"Kesel gue." Avneet mengepalkan kedua tangan nya ke atas dengan gemas.

"Kesel kenapa?" tanya Reem.

"Tadi gue ketemu sama tuh kulkas berjalan." jawab Avneet.

"Hah? Kulkas berjalan?" kata Reem bingung. "Lo kaya nya masih ngantuk deh, mana ada kulkas jalan woi."

Avneet menghembuskan nafas nya dengan kasar lalu membalikkan badan nya menatap Reem.

"Kulkas berjalan itu maksud gue si ketos datar itu." kata Avneet.

"Sidd?"

"Hm."

"Anjir kulkas berjalan." Reem tertawa renyah.

"Gak salah dong gue kasih panggilan itu? Kan dia orang nya dingin banget udah kaya kulkas." kata Avneet.

"Boleh boleh suka suka hati lo aja lah" kata Reem. "Terus kenapa tuh sama Sidd?" tanya nya kemudian.

"Masa dia nyuruh gue bantuin dia bawain buku buku ke perpus eh suruh bilang makasih aja ogah ogahan." kata Avneet.

"Terus perkara gue pake kaos kaki pendek aja di permasalahin coba."

"Masih pagi mood gue udah hancur gara gara dia tau."

"Udah lah gak usah di ambil pusing." kata Reem.

"Hmm."

"Arishfa mana?" tanya Avneet saat tak melihat satu sahabat nya itu.

"Lagi ke toilet." jawab Reem.

"Eh nanti malem jadi kan?"

"Jadi." kata Avneet. "Lo jemput gue yak"

"Sip."

***

Skip malam hari

"Malem ini kamu gak keluar kan?" tanya Rio.

Mereka tengah makan malam bersama setelah menunaikan sholat isya berjamaah.

"Gak." jawab Abhi.

Abhi memang suka keluar rumah malem malem entah itu pergi ke rumah Sidd, Lucky atau kata nya hanya mencari angin. Padahal menurut Avneet kakak nya itu bukan pergi untuk mencari angin tapi mencari gadis gadis cantik yang sedang nongkrong di luar.

"Kamu juga malem ini gak usah kemana mana dirumah aja." kata Rio menatap Avneet.

Avneet hanya mengangguk padahal dalam hati nya ia memohon ampun pada Papa nya karena sudah berbohong. Malam ini Avneet sudah ada janji dengan Arishfa dan Reem akan pergi ke tempat balapan motor tidak resmi.