Ketos Siddharth

17 - tidak pernah akur

Yang udah baca A Love Sidneet absen dulu dong

***

"Woi bangun!"

"Sidd! Avneet bangun."

"Etdah lo berdua ngapain sih didalam sana."

"Udah pagi woi."

Pagi pagi Abhi sudah ditugaskan oleh Mama nya untuk membangunkan pasangan suami istri baru itu.

Lama lama Abhi kaya tukang membangunkan orang tidur saja sebelum Avneet menikah dia yang disuruh bangunkan eh setelah Avneet menikah juga dirinya yang disuruh.

"WOI PASUTRI BANGUN!"

"Aish tuh orang berdua budeg kali yak gue udah teriak teriak dari tadi juga."

Abhi kesal karena tak kunjung di buka juga.

"Dahlah bodo amat palingan tuh dua manusia kecapean kali habis olahraga malem." Abhi terkekeh kecil.

Abhi pun memutuskan untuk turun ke bawah melaporkan pada Mama nya kalau dirinya tidak berhasil menjalankan misi nya yaitu membangunkan pasutri baru itu.

"Morning semuanya." sapa Abhi.

"Morning."

"Eh si cantik udah bangun." Abhi tersenyum ramah ke arah Stela yang sedang duduk dengan anteng sembari memakan roti di tangan nya.

"Iya dong abang." jawab Stela. Ia memang sudah kenal dengan Abhi dan cukup dekat juga.

"Loh adek kamu mana?" tanya Ldya.

"Gak bangun Ma, susah banget dibangunin nya tuh pasutri baru nya." kata Abhi.

"Pasutri apaan?"

"Pasangan suami istri ya allah Mama gitu aja gak tau." Abhi menepuk jidatnya.

"Ya, ya udah maaf namanya juga manusia." kata Ldya.

"Sudah biarkan saja mungkin mereka masih lelah." kata Adtyama.

"Nah iya saya setuju om mungkin adik saya di gempur habis habisan sama Sidd." kata Abhi yang mana malah mendapatkan pelototan dari Ldya.

"Kamu itu ngomong apa sih." kata Ldya.

"Loh Ma, emang nya salah apa kalau mereka ngelakuin itu? Kan udah sah juga." kata Abhi.

"Gak ada yang salah sih cuma kita dari para orang tua sih berharap nya jangan sampai melakukan hubungan suami istri dulu. Soal nya Sidd sama Avneet masih sama sama muda kasihan kalau Avneet hamil nanti nya" kata Clara. Abhi mengangguk mengerti.

"Tapi tante kalau kebablasan gak papa kan?" Abhi terpekik sendiri.

"Ya kalau itu mah bonus." timpal Rio tersenyum tipis.

"Kalau kebablasan yaudah mau gimana lagi tapi sih kita masih berharap kalau Sidd bisa menahan nya." kata Ldya.

"Sidd mana bisa tahan si Ma?" kata Abhi. "Orang udah di depan mata gituh kalau aku jadi dia mah udah langsung sikat aja."