Ketos Siddharth

10 - tidak bisa menolak

Sebentar lagi puasa nih pada semangat gak?

Gimana darling nya lancar?

***

"Avneet mana Ma?" tanya Abhi yang baru saja turun.

"Masih di kamar nya." jawab Ldya.

"Adek kamu mau Papa jodohkan dengan anak temen Papa."

Ucapan Rio membuat Abhi hampir saja menyeburkan susu nya ke hadapan Rio, untung saja bisa dirinya tahan kalau tidak maka Papa nya itu akan marah.

"Pa serius?" tanya Abhi.

"Hm."

"Emang Avneet nya mau?" tanya Abhi.

Abhi sebenarnya merasa tak tega jika adik nya di jodohkan dengan anak temen nya Papa. Ia merasa kasihan biar pun dirinya sering ribut dengan Avneet namun entah mengapa mengetahui adik nya akan menikah dengan orang yang tidak di cintai nya membuat Abhi juga ikut merasakan sedih nya.

"Nanti akan Papa bicarakan lagi." kata Rio.

"Pa, coba pikirkan lagi Avneet masih muda pikiran nya masih suka labil masa udah mau nikah aja?" bujuk Abhi.

"Keputusan Papa sudah bulat." kata Rio.

"Papa tetap akan menjodohkan adik kamu itu!"

"Papa gak kasihan emang nya sama Avneet? Harus menikah dengan orang yang tidak di cintai nya?" kata Abhi memberikan pengertian.

"Cinta tumbuh karena seiring berjalan nya waktu." jawab Rio.

"Papa ingin adek kamu berubah."

"Aku akan berubah Pa, tapi jangan jodohin aku sama anak temen Papa ituh."

Avneet turun dari tangga ia mendengar percakapan antara abang nya dan juga Papa nya. Ia menekuk wajah melas nya memohon rasa kasihan dari Papa nya untuk membatalkan rencana konyol nya itu pada dirinya.

"Aku janji gak akan keluar malem lagi deh." kata Avneet.

Avneet berdiri di samping Rio dan memegang lengan pria itu mencoba membujuk nya.

Masa gara gara pulang pagi tiba tiba dirinya langsung akan di nikahkan.

Lucu bukan?!

"Tidak! Keputusan Papa tidak bisa dirubah lagi." kata Rio tegas.

"Papa egois." kata Avneet marah.

"Aku masih muda kenapa bukan bang Abhi aja yang di jodohin? Kenapa harus aku?" teriak Avneet marah.

"Karena anak temen Papa cowok tentu saja akan di jodohkan dengan kamu." santai Rio.

"Gak! Aku gak mau Pa." tolak Avneet.

"Jangan berteriak pada Papa, Avneet!" kata Rio.

Avneet menatap Ldya seakan meminta pertolongan. Ldya juga sebenarnya merasa kasihan tapi mau bagaimana lagi. Janji adalah hutang dan harus di tepati, jika saja dulu diri nya dan Rio tak membuat janji untuk menikah kan anak anak mereka maka tidak perlu repot repot.