17. kurang beruntung

23 2 0
                                    

"Aku pulang!" Teriak Yuju sambil membuka sepatu memasuki rumah. Ia membawa barang belanjaan yang banyak dan menaruhnya di meja makan. Kepalanya celingak-celinguk mencari seseorang. "Eomma!"

"Mulutmu ya, lembut sedikit manggil Eomma gak bisa apa." Saram menjatuhkan tubuhnya di sofa, ke pasar membuat kaki capek, hanya melihat bahan makanan saja gak ada yang seru.

"Mau aku pijitin?" Tanya Hana membuat Saram menggangguk cepat.

"Yuju! Begini kalau mau jadi istri, kalau capek dipijitin."

"Oppa suka sekali ya bilang aku istri dari kemarin. Yang harusnya Oppa nasihatin itu Eonni Hana bukan aku."

"Eonni udah bisa, iya gak yeobo." Saram menaik turunkan alisnya membuat Yuju mendelik jijik.

"Eomma, mau taruh dimana ini?" Ia mengeluarkan semua barang dari plastik. Menatanya satu persatu sambil melihat, apakah ada yang rusak. Tak sengaja ingatan tentang Jin tadi terbayang dikepala. "Sebenernya dia mau bilang apa sih? Kalung? Kalung apa? Aku gak punya kalung." Ia menatap lehernya yang tidak dihiasi apapun.

"Oh iya, dia temen kamu?" Tanya Saram mendongakkan kepalanya, melihat Yuju dibelakang yang asik sendiri.

"Hm."

"Kamu kenal?"

"Nggak."

"Lah, kok tau itu temen kamu?"

"Feeling aja."

Saram mengangkat kepalanya, berdecih kecil. "Feeling ... feeling kucingmu." Sindir Saram.

Sooha menuruni tangga dengan tergesa. "Udah pulang? Eomma tadi lagi beresin baju dikamar." Ucap Sooha membantu Yuju.

"Eomma tadi aku-"

"Sama tadi aku juga liat kucing." Potong Saram.

"Oh ya? Kucingnya lucu?"

"Lucu."

"Gak."

Yuju dan Saram saling menatap tajam. Lama bertatapan, Yuju memalingkan wajahnya membuat Saram tersenyum menang. "Kucingnya kecil, burik, keinjek lagi sama Yuju." Hana tersenyum kecil mendengarnya, tangan Hana yang tadinya masih memijit digenggam oleh Saram.

"Ih? Kamu injek kucingnya?"

"Bukan Eomma. Oppa aja yang bilang gitu. Enggak bukan keinjek, cuman kakinya aja gak sengaja ke injek. Tapi, cuman sedikit." Jelas Yuju menatap Eommanya cemas.

"Tapi gak ampe benyek kan?"

"Enggak, Yuju udah pijitin." Balas Yuju cepat.

"Oh yaudah, kalau luka bawa pulang nanti Eomma obatin."

"Ne."

Saram menggeleng melihat Ibu dan sang putri begitu sangat menyayangi hewan kucing. Saram membalikkan badannya lalu meletakkan kepalanya disandaran sofa. "Eomma sampai kapan suka kucing?"

"Selamanya." Sooha menata semua barangnya dikulkas sedangkan Yuju sudah duduk disofa single beserta ponselnya yang asik dimainkan.

"Kalau denger kucing pernah dimakan, dibakar, diracuni, disiksa. Masih suka kucing?"

"Masih, gak ngaruh. Malah Eomma mau rawat kucingnya." Balas Sooha santai.

Saram meluruskan badannya, mencebik kesal dengan jawaban Sooha. "Aku mau keluar." Saram beranjak dari duduknya dan menggenggam tangan Hana yang ikut berdiri.

"Yaudah, jangan malem-malem." Peringat Sooha.

"Iya dah yang punya pacar. Gak sekalian aja punya istri." Ledek Yuju.

The Dance Jinju (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang