52. Permintaan Maaf

12 6 0
                                    

"Appa yang udah tutup ruangan ekskul kan?"

"Eo, Appa udah tutup ruangan ekskul yang kamu ikuti itu. Kamu itu jangan ikut ekskul kayak gitu kalau kamu ikut ekskul yang menyangkut pelajaran Appa gak akan ganggu kamu."

"Aku udah bilang gak akan peduli dengan ucapan Appa, aku akan tetap berada diekskul itu apapun yang terjadi."

"Oh ya?" Hajun mengangkat sebelah alisnya, sepertinya anaknya ini ingin menantangnya.

"Hm."

"Oke, Appa akan tunggu sampai kamu mengaku kalau kamu gak mau ikut ekskul itu." Setelah mengatakan itu Hajun melenggang pergi.

Jin hanya menghela napasnya kasar, keinginannya akan diuji dari sekarang. Tapi ia akan terus mempertahankan keputusannya apapun yang terjadi, Karena diekskul itu ia adalah leader. Larat! Sekarang yang menjadi leader adalah Yuju bukan dirinya, tapi ia akan mengambil itu semua.

"Bertengkar dengan Appa huh?" Tanya Seron yang menuangkan air ke dalam gelas.

Sekarang Jin berada di dapur tadi Hajun sedang mengambil cemilan langsung saja dirinya bertanya. Ia memalingkan wajahnya setelah mendengar Seron yang seperti mengejeknya. "Bukan urusanmu." Seron mengindikkan bahunya melihat Jin berlalu keluar dari dapur.

Dikamar Jin membuka ponselnya dan melihat ada pesan dari Yuju.

Yuju
MANA! Katanya mau kirimin video kau dance tapi sampe sekarang gak dikirimin

CEPAT KIRIM SEKARANG ATAU AKU TEROR!!

Jin hanya mengindikkan bahunya tidak peduli, ia keluar dari aplikasi pesan dan bermain game.

Dikamar yang berbeda Yuju menunggu pesannya dibalas tapi yang ia lihat hanya centang dua saja, menandakan kalau Jin sudah membacanya. Sampai lima belas menit Jin tak kunjung mengiriminya video koreo yang Jin gunakan agar dirinya bisa menilai video tersebut.

"Aish! Mau lawan aku hah?"

Langsung saja Yuju menelpon Jin dan beberapa kali dimatikan, tak mau kalah sampai ia video call Jin dan beberapa kali dimatikan juga. Ia berpindah ke pesan, mengetik dan mengirimi pesan sebanyak mungkin sampai orang itu mengirimi videonya. Saat ingin mengirim pesan Jin menelponnya langsung saja ia angkat.

"Mana videonya? Tinggal kamu aja yang belum, aku minta videomu bukan untuk hal-hal lain tapi untuk aku lihat gerakan sama ekspresi mukamu. Apa udah bagus atau belum, bukannya dikirimin malah baca doang. Peran aku disini susah loh minta ini, minta itu. Tapi kamu malah seenaknya cuman baca chatku doang dan kamu selalu tutup saat aku telpon atau video call."

"Videonya udah aku kirim."

Tut

Yuju tak bisa berkata-kata, dirinya kesal sangat kesal. Ia membanting hpnya dikasur lalu mengambil bantal dan menutupi wajahnya dengan bantal, tak lama suara dari balik bantal terdengar. Ya, Yuju berteriak untuk mengurangi stres dalam dirinya.

Ia melepas bantal dari wajahnya lalu menatap tajam langit-langit kamar membayangkan wajah Jin. "Awas aja kau Jin, besok akan aku balas. Liat aja nanti."

💗💗💗

"Kamu kenapa?" Tanya Nara melihat wajah Yuju yang ditekuk saat hari masih pagi.

"Enggak ada."

Nara hanya menganggukkan kepalanya, ia pikir Yuju lagi kesel mau datang bulan, mungkin.

The Dance Jinju (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang