25. Danau

26 3 0
                                    

"Aku berangkat Eomma." Pamit Yuju terburu-buru.

Sooha yang sedang duduk-duduk santai diruang tamu mendongak dan langsung berdiri melihat Yuju sudah siap. "Tunggu Yuna, Eomma mau kasih kamu sesuatu." Dengan cepat Sooha melesat ke dapur membuat Yuju duduk ditempat Sooha sambil menunggu.

Ia mengedarkan pandangannya, tak lama matanya melihat sebuah foto disamping TV yang agak menarik menurutnya. Yuju berdiri dan melangkahkan kakinya ke sana. Foto dirinya masih kecil sedang bermain disebuah halaman dengan seekor kucing kecil yang terdapat kalung dilehernya. Ia mengambil bingkai foto dan menatap lamat kalung yang bertengger manis di leher sang kucing. Kepalanya menjadi miring mencoba mengingat sesuatu.

"Ini sama kayak dilayar ponselnya Jin bukan?" Gumam Yuju.  Ia baru sadar kalung yang dilihat diponsel Jin terlihat sama, hanya sekilas. Entah benar atau tidak kalung itu yang Jin cari. Yuju mengindikkan bahunya tak peduli lalu meletakkan bingkai itu kembali. "Bukan kali, bentuknya aja beda. Punya Jin kan keliatannya besar nah ini kecil."

Sooha keluar dari dapur sambil membawa dua kotak makan ditangannya. "Ini kasih temen kamu, walaupun Eomma belum ketemu sama dia. Eomma mau kasih makanan yang sehat."

"Eomma, aku kan cuman mau jalan-jalan kenapa harus bawa bekal segala? Ribet yang ada." Protes Yuju. Entah datang dari mana semangat Sooha mendengar ia akan pergi bersama Nara. Sebelumnya Ibu dua anak itu sedang malas melakukan apapun.

"Gwenchana. Gih, sana jalan. Jangan lupa makan makanan yang Eomma bikin." Sooha mendorong Yuju agar cepat pergi.

"Eo." Yuju hanya pasrah dengan kelakuan Eommanya.

Yuju melangkahkan kakinya ke halte dekat rumah, ia akan menunggu bis yang ditumpangi oleh Nara.

Ting

Yuju mendudukkan diri dan menaruh dua bekal makanan disampingnya lalu merogoh tas selempangnya. Setelah mendapat apa yang ia cari, langsung saja Yuju membuka pesan Nara.

Yuju
Aku udah sampai dihalte, cepat ke sini aku tunggu.
Bye bye ♥

Yuju senyam senyum sendiri melihat pesannya sendiri. Pesan dengan emot love dikata terakhir. Tak lama pesannya dibalas oleh Nara.

Nara^^
Oke, dikit lagi aku sampai dihalte rumah kamu.

Yuju mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam tas, ia memangku kotak bekal dipahanya. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya bis datang, langsung saja Yuju masuk dan menemukan Nara dibangku paling belakang seperti tempat duduk ketika mereka pulang bersama.

"Maaf udah nunggu lama ya?" Tanya Nara saat Yuju sudah duduk disampingnya.

"Hah enggak kok, ternyata jalanan pas sore ramai juga."

"Iya, jamnya orang pulang kantor soalnya. Oh iya, kita mau kemana?" Tanya Nara sungguh penasaran dari tadi pagi pertanyaannya tidak dijawab.

"Hem, nanti kamu juga tahu. Pokoknya kita bakal seru-seruan disana."

"Ih! Bikin penasaran." Nara berusaha imut didepan Yuju, mungkin saja Yuju mau memberitahunya.

"Oh iya, Eomma aku buatin ini untuk kita berdua." Yuju memperlihatkan dua kotak makanan kepada Nara.

"Wah, Eomma kamu baik banget padahal aku belum ketemu." Nara mengambil satu kotak dari tangan Yuju.

"Gak papa. Kapan-kapan aku ajak kamu ke rumah ketemu Eomma."

Tak lama akhirnya bis berhenti disebuah halte. Mereka berdua turun dari bis setelah bis pergi, Nara bisa melihat danau yang besar dan cantik memenuhi pandangannya. Dengan cepat Nara bergabung dengan orang-orang yang juga menikmati suasana danau yang terlihat nyaman di mata. Ia menghirup udara segar sebanyak-banyaknya, sudah sangat lama ia membutuhkan udara bersih yang terhindar dari populasi di kota.

"Kamu suka?" Tanya Yuju ikut berdiri dipinggi danau bersama Nara.

Nara menganggukkan kepalanya, dirinya sungguh senang. Semua pikiran rumit yang memenuhi kepalanya terhempas semua, termasuk ketika pelajaran tadi yang masuk ke otak sudah hilang entah kemana digantikan dengan suasana sejuk, segar, dan nyaman.

"Aku beli tikar, mau duduk dimana?"

Nara membalikkan badannya dan berjalan sebentar ke tengah lalu berhenti agak sedikit jauh dari danau. "Disini!"

Yuju hanya mengikuti perintah Nara. Memang dirinya ke sini hanya untuk mengalihkan pemikirannya tentang Jungkook dan Hina. Biarlah dia bahagia setelah patah hati yang disebabkan oleh Jungkook. Setidaknya Nara tidak terus-terusn merasa sedih.

"Kita cuman duduk-duduk aja?" Tanya Nara setelah mereka berdua duduk diatas tikar.

"Enggak dong. Disini diadain festival gitu makanya aku ajak kamu kesini."

"Kapan dimulainya?" Tanya Nara antusias.

"Nanti malem, makanya aku ajak kamu kesini pas sore biar bisa liat sunset."

Nara memeluk Yuju tiba-tiba membuat Yuju terkejut. "Makasih. Udah ajak aku jalan-jalan, belum pernah aku diajak jalan sama temen."

Yuju menundukkan kepalanya, dirinya tidak tahu masa lalu Nara. Setidaknya dengan ini ia bisa dekat dengan Nara. "Sama-sama, aku juga seneng." Balas Yuju sambil tersenyum.

Nara melepaskan pelukannya dan menatap sunset yang berwarna oren didepannya dengan sangat indah. Yuju menatap Nara disampingnya, ia ingin menanyakan tentang Jin. Tapi, Jin tidak sekelas dengan Nara gimana dia bisa tahu? Apa mungkin dia tahu? Bukannya mereka satu eskul sejak awal masuk sekolah?

"Nara." Panggil Yuju sambil memainkan kuku-kukunya.

"Ya?" Tanya Nara menatap Yuju.

"Aku ... aku mau nanyain tentang Jin." Nara mengerutkan dahinya. "Bukan maksudnya aku ingin tahu tentang Jin ... tapi ada sesuatu yang mau aku cari tahu tentang Jin." Lirih Yuju menundukkan kepalanya, mungkin saja Nara akan tertawa dan menganggapnya terlalu jauh mengetahui seorang ketua geng bangtan.

"Tentang apa?"

Yuju mengangkat kepalanya dan menatap Nara tengah menghadap sepenuhnya kepadanya. "Huh?"

"Apa yang mau kamu tahu tentang Jin?" Tanya Nara sekali lagi.

"Serius kamu mau kasih tahu?"

"Selagi aku tau aku akan jawab."

"Emang ada apa sama masa lalunya Jin dengan foto kalung yang dilayar ponselnya?"

"Kalung? ... kalung kucing warna merah yang Jin bawa ke sekolah?" Tebak Nara.

"Emang dia sering bawa kalung?"

"Iya. Dia selalu bawa kalung warna merah katanya itu kalung kucing punya gadis kecil yang dia temuin dipasar. Namanya mirip loh sama kamu."

"Kamu pernah liat bentuknya? Kayak gimana?"

"Aku gak pernah liat cuman denger dari orang kalau kalung itu warna merah sama di kalung itu ada nama Choi Yuna. Jin selalu nanya ke orang lewat foto bukan lewat kalungnya langsung, katanya takut ilang."

"Sampai segitunya?"

"Hem, dia itu mau cari gadis yang bisa bikin dia senang dan juga nyaman secara bersamaan."

Yuju menganggukkan kepalanya mengerti dan kenapa Jin tidak bertanya kepadanya tentang kalung itu? Dirinya juga punya nama dengan gadis dulu yang dia temui dan kenapa Jin senang sekali berdebat dengannya? Dia juga tertawa.

#=#

Vote dan komen

Aku udah lama gak nulis tenang aja aku udah bikin beberapa part sebelumnya. Tapi sekarang aku mau fokus untuk belajar jd publikasinya agak lama.

Jadi jangan bosen ya 😊

___
Eomma : ibu
Gwaenchana : gak papa



Publikasi
5 November 2021

The Dance Jinju (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang