"Yuju!"
Yuju yang masih asik menatap keluar jendela mendengar panggilan Sooha yang seperti teriak. Langsung saja ia menemui Sooha yang sedang berada dibalkon, samping kamarnya.
"Ne Eomma."
"Itu siapa ya? Dia lagi nunggu hujan reda? Trus kamu kenapa pintu gerbangnya gak ditutup?" Tanya Sooha panjang, sambil menunjuk seorang pria yang tengah bermain ponsel terlihat jelas dari arah balkon. Sooha takut itu bukan orang baik, saat ini Lee Taeyong- suaminya sedang bekerja dan anak lakinya juga sedang kuliah jadi dirumah hanya ada dirinya dan Yuju.
Mendengar Ibunya penasaran dengan sosok pria didepan gerbang wajahnya langsung datar, kenapa Ibunya penasaran dengan pria itu? Gak ada gunanya. "Oh, orang kok Eomma."
"Ya orang, tapi siapa? Eomma takut kalau itu orang jahat."
"Hem, orang jahat .. jahat banget, rasanya tubuh kita kayak diseret ke alam lain cuman liat matanya aja." Jelas Yuju dengan menatap Jin didepan sana tajam, padahal orangnya tidak tahu kalau dirinya ditatap tajam.
"Ih serem, dari kapan dia disitu?"
"Sebelum aku pulang belanja dia udah disitu."
"Kamu gak diapa-apainkan?" Sooha membolak-balikkan badan Yuju dengan kasar membuat Yuju melepas tangan Sooha dengan lembut.
"Enggak Eomma."
"Tapi, kamu kok berani sih? Dia kan orang jahat."
"Orang jahatnya lebih takut aku daripada aku takut dia."
"Aku pulang! Eomma!"
Dua wanita yang berada dibalkon saling tatap, itu suara Saram yang baru pulang kuliah. Langsung saja Sooha menuruni tangga sedangkan Yuju memutar kedua bola matanya malas dan memasuki kamarnya.
"Kamu udah pulang Saram?" Tanya Sooha sambil menuruni tangga, tak sengaja matanya melihat seorang pria dengan jas yang rapi seperti mau pergi ke kantor. "Ini siapa?"
"Oh ini temennya Yuju, kasihan didepan sendirian udah gitu ujannya belum reda sama sekali. Yaudah aku ajak masuk."
"Oh ganteng ya, Eomma kira orang jahat soalnya Yuju-"
"Eomma!" Panggil Yuju dari dalam kamarnya.
Sooha menghela napas kasar mendengar panggilan dari putrinya itu. "Maaf ya nak, tante mau ke Yuju dulu." Pamit Sooha lalu pergi dari hadapan Saram dan Jin.
"Rapi banget mau kemana?" Tanya Saram menaruh tasnya ke sofa dan mendudukkan dirinya disana. "Sini duduk sambil nunggu si jelek." Ajak Saram.
"Jelek?" Jin mengerutkan dahinya bingung.
"Yuju." Jin hanya mengangguk saja sebagai jawaban.
"Jawab dong jangan diem aja." Jengah Saram selama beberapa menit tidak ada yang buka suara.
"Jawab apa?"
"Pertanyaan aku yang pertama. Rapi banget mau kemana?" Ulang Saram.
"Ke perusahaan."
"Oh punya perusahaan ya?" Tebak Saram.
"Hm."
"Dingin ya kayak Hyungmu, Seronkan?"
"Kau kenal?"
Saram melipat kedua tangannya lalu ditaruh dibelakang kepala tak lupa kakinya yang disilang. "Dia itu senior aku waktu kuliah. Anaknya dingin, tatapannya tajam kayak kamu, irit ngomongnya. Orang nanya jawabnya hem, iya, enggak, kayak gak ada kata lain aja dan aku denger dia udah kerja diperusahaannya. Tapi aku aneh ... " Saram membenarkan duduknya menjadi tegak lalu menatap Jin disampingnya sedangkan Jin menatap Saram dengan serius. "Aku denger rumor kalau adik laki-lakinya itu sama dinginnya kayak dia. Tapi ini beda, kamu diajak ngomong mau jawab. Apa rumornya salah?"
"Kata siapa salah?" Saram menengok kebelakang terlihat seseorang yang baru turun dari tangga dengan wajah menahan amarah. "Semua rumor itu bener, dia dingin, irit bicara, tapi kalau lagi marah aja semua kata-katanya dikeluarin."
"Emang kamu pernah liat dia marah? Enggak kan? Sok taunya kumat deh." Saram menunjuk Jin disampingnya.
"Pernah kok, bahkan didepan mata aku dia keluarin semua kata-katanya yang bikin orang naik darah." Ejek Yuju sambil melirik Jin tajam.
"Masa?"
"Terserah deh. Males ngomong sama Oppa gak ada habisnya."
"Mau kemana?" Tanya Saram melihat Yuju pergi kearah dapur.
"Gak mau dibikinin minum? Gak papa, tamu Oppa juga gak bakal dapet."
"Ih kok gitu? Lagi mens ya? Hih serem." Saram membenarkan posisi duduknya sambil membayangkan Yuju yang seperti singa betina sedang tidur dan dibangunkan olehnya, sudah pasti nyawanya melayang.
"Bodo."
Saram menepuk bahu kiri Jin. "Aku ke kamar dulu, kalau mau lihat-lihat silahkan. Nanti aku balik lagi." Setelah mendapat anggukan dari Jin, Saram pergi ke kamarnya.
Sambil menunggu Saram, Jin berdiri dan berjalan-jalan disekitar ruang tamu. Ada banyak foto yang berjejer rapi, tak sengaja matanya menatap sebuah foto dimana seorang gadis kecil yang sedang berfoto dengan seekor kucing kecil berwarna putih dengan kalung yang bertengger manis dileher kucing tersebut. Jin menatap lamat kalung yang kucing tersebut pakai, kalung itu berwarna merah dengan liontin berwarna emas.
"Wae?"
Jin mengalihkan pandangannya dari foto itu. Saram berdiri disampingnya penasaran dengan Jin yang menatap foto Yuju saat masih kecil dengan lamat. "Gak ada, kucingnya lucu."
"Aku akui kucing yang dia temuin selalu terlihat lucu. Padahal kucing liar tapi seakan kucing itu dirawat dengan baik." Jelas Saram sambil melipat kedua tangannya dan menatap foto Yuju.
Yuju datang dengan membawa nampan yang diatasnya terdapat dua gelas teh hangat, mengingat Jin berdiri didepan gerbang pasti cowok itu kedinginan. Pikirnya. "Minumannya udah siap, kalau gak ada yang minum aku ambil." Satu persatu Yuju menata gelas diatas meja.
"Hh, kamu itu ya. Ngancem mulu, lagi dapet ya? Lembut dikit kek sama cowok. Kalau ternyata kamu suka sama dia gimana?" Yuju tak menjawab dirinya hanya menatap Saram tajam lalu berlalu pergi tanpa banyak kata. Saram menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adik semata wayangnya, ia melihat Jin terdiam menatap Yuju. "Nih diminum, kubur aja tuh omongannya sekalian disemen biar gak keluar lagi."
Jin tak menanggapi ucapan Saram dirinya masih kesal dengan Yuju jangan sampai emosinya meledak dirumah ini dan didepan adik kelas Seron. Saram hanya mendengus melihat Jin yang tidak merespon ucapannya.
"Gak adek gak temennya sama aja ya. Sama-sama nyebelin, rasanya mau lempar sampai ke ujung dunia sekalian taruh ditempat tersembunyi." Gumam Saram sambil menyeruput tehnya dengan perasaan dongkol. Saram tidak tahu bahwa Yuju dan Jin sedang bermusuhan, dirinya malah mengajak mereka bercanda tanpa tahu apapun.
Hujan Sudah mulai reda, Jin dan Saram masih asik bercengkrama bukan Jin tapi Saram saja. Yuju yang sibuk menonton TV menatap keluar jendela hujan sudah reda lalu melihat Saram yang masih sibuk mengoceh. Dengan sekali helaan napas Yuju mematikan tv dan berjalan kearah tangga lalu menatap Jin didepannya.
"Gak mau pulang? Hujannya udah reda loh." Setelah itu ia pergi keatas.
Jin yang ingin minum mendengar ucapan Yuju langsung berdiri dari duduknya sedangkan Saram melongo dibuatnya. "Aku pamit pulang Hyung."
Saram ikut berdiri, dari wajahnya seakan tidak rela Jin pergi. "Yah, padahal masih asik ngobrol yaudah hati-hati." Saram menepuk bahu Jin lalu Jin pergi dari rumahnya.
#=#
Oke, ada yang masih penasaran? Kalau masih jangan tinggalin cerita ini ya. Masih banyak yang belum terungkap.
Jangan lupa vote dan komennya
See you❤️
___
Ne : iya
Eomma : ibu
Hyung : panggilan anak laki-laki kepada kakak laki-laki
Wae : kenapaPu likasi
Senin, 31 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dance Jinju (End)
Teen FictionJika kau suka dance, kau akan hanyut dengannya. Tapi, jika kau tidak suka dance, kau akan dibuat tersiksa olehnya. ~Kim Seok Jin (Jin)~ Aku datang kesini bukan untuk membuatmu kalah. Tapi, agar kau bisa menjadi seorang dancer yang lebih baik lagi...