"Rasanya aku kesel aja gitu ngeliat mereka gak latihan sungguh-sungguh. Padahal sebelum ke ruangan eskul aku udah bayangin kalau bikin mereka bisa memperbaiki dance mereka. Tapi, bayangan aku gak sampai sama mereka jadinya aku kesel aja." Curhat Yuju pada kucing kecil yang ia elus-elus kepalanya membuat kucing itu mendengkur keras.
"Apa salahnya aku sampai mereka kayak gitu? Aku baru masuk dan memberi mereka saran agar tidak mengulangi lagi, tapi mereka seakan membenci aku. Awalnya kan aku gak mau masuk eskul itu karena terpaksa dan memang aku suka malah kejebak disana."
Yuju menatap kearah langit. Mendung. Bahkan suasana hari ini juga ikut sedih karenanya. Ia menghela napas kasar, melihat kucing yang tadi mengajaknya berbicara tengah melingkar tertidur. Yuju sekarang berada di halte, menunggu Saram yang datang untuk menjemputnya.
Dikejauhan terlihat Jin yang memperhatikan Yuju dengan lamat. Setiap gerak gerik yang Yuju lakukan tak lepas dari pandangannya. Ia hanya ingin memastikan, apakah Yuju akan memberikan kucing kecil itu kalung seperti anak kecil waktu dulu yang pernah bertengkar dengannya? Kalau benar, besar kemungkinan ia bisa menanyakan tentang kalung yang ia ambil dari kucing tanpa sepengetahuannya.
"Oppa kapan dateng sih cing? Dari tadi belum muncul batang hidungnya. Kamu laki-laki atau perempuan? Nama kamu jangan sampai kebalik ya kayak Oppa aku. Nanti kalau kamu nikah, nama perempuannya jadi dua." Yuju terkikik kecil membayangkannya. "Kamu punya temen gak? Aku punya tapi kita jauhan. Karena orang yang dia suka gak suka kalau dia punya temen lawan atau sesama jenis."
"Oy!"
Yuju mengangkat kepalanya ternyata Saram yang memanggilnya, menyembulkan kepalanya di jendela mobil. Ia kira orang lain. "Oppa kenapa lama?" Tanya Yuju berdiri dari jongkoknya.
"Kucing mulu dimainin, gak ada yang lain aja."
Yuju mencebikkan bibirnya. "Mau aku kenalin gak sama kucingnya? Kayaknya cewek deh." Senang Yuju membuat Saram merinding mendengarnya.
"Gak! Gak! Kalau kucingnya kamu bawa kesini aku gak mau anterin pulang, naik bis aja sana."
"Oppa jahat!"
"Bodo ble, ayo masuk." Yuju masuk ke dalam dengan wajah yang kesal.
Mobil sudah jalan, Jin masih menatap seekor kucing ketika mobil itu sudah jalan, kucing itu tidak memakai apapun. Ia pun melemaskan badannya dan menghela napas kasar. Jin tahu, tak mungkin mencari gadis itu entah masih hidup atau ke tempat lain. Ia menyalakan motornya lalu menatap halte tadi dengan tatapan kecewa.Setelah sampai rumah, Jin mematikan motornya lalu memasuki rumah. Tak sengaja matanya melihat Ibunya yang tengah sibuk mencari berkas di dalam lemari di ruang tamu. "Eomma udah pulang?" Tanya Jin.
Wanita itu menatap kebelakang, ternyata anaknya sudah pulang sekolah. Ia tersenyum. "Eomma mau ngambil berkas abis itu balik lagi ke kantor." Jelasnya kembali mencari sesuatu di lemari.
"Eomma bisa gak usah kerja." Pinta Jin dengan wajah lesu.
"Mian, Eomma harus kerja nak."
"Kan ada Hyung yang bisa gantiin Eomma kerja. Eomma bisa di rumah aja nemenin Soyun sama Mina. Eomma juga gak pusing mikirin tentang berkas atau apapun itu yang menyangkut pekerjaan." Jin sedih, semenjak Ibunya bekerja setelah Mina umur empat tahun. Dirinya jarang menghabiskan waktu dengan keluarga, Jin bahkan merasa sangat jauh dengan Ibunya. Saat masih kecil Jin masih bisa merasakan kehangatan darinya, tapi tidak dengan Soyun dan Mina.
"Mian sayang, Eomma ada klien yang mau Eomma urus." Rina- nama Ibunya, mengelus rambut anaknya dengan lembut sambil tersenyum lalu melangkah pergi.
"Apa aku harus jadi klien Eomma?" Wanita itu berhenti mendengar perkataan anaknya.
"Kamu cukup di rumah aja, belajar yang bener, jangan keluyuran." Nasihatnya membuat Jin merasa jantungnya seperti ditekan.
"Gimana sama Soyun dan Mina? Mereka lebih butuh Eomma daripada aku." Jin berbalik menatap wajah Rina didepannya.
Rina menghela napas kasar. "Nanti kita bicarakan lagi, Eomma lagi ada urusan. Kamu jaga Soyun sama Mina ya. Eomma pergi." Pamitnya membuat Jin merasa kesal dengan Wanita itu.
"Harus bagaimana biar Eomma sadar?"
《■》
Diatas kasur Yuju merebahkan tubuhnya sambil mengetik sesuatu. Matanya tak lepas dari benda pintar itu, tak lama ia menghela napas kasar. Seperti ada kekecewaan di dalam sana.
Yuju
Jadi Jungkook masih ngelarang kamu buat berteman sama siapapun?Nara
Iya, aku udah bilang kemarin dan Dia bilang jawabannya sama kayak kemarin. Tapi, aku seneng bisa deket sama Jungkook^^Yuju
Hem, aku seneng dengernya. Kalau dia ngelakuin sesuatu bilang akuNara
Ne, YujuIni yang Yuju pikirkan dari kemarin, Nara masih saja mengejar Jungkook. Entah maksud Jungkook masih mengukung Nara dengan ucapannya itu yang seperti janji. Seakan tidak ada yang boleh menyentuh Nara sedangkan dirinya membuat Nara berharap pada seseorang yang tidak tau mencintainya atau tidak.
Ting
Yuju menatap ponselnya, pesan baru saja masuk tanpa nama. Ia langsung membuka pesan itu, terdapat video juga disana. Dari gambar video itu Yuju tahu itu adalah Jin.
Jin
Tolong koreksi danceku, bilang semua yang masih kamu anggap salah aku akan membenarkannyaApa ini? Ceritanya Jin sedang merekam dirinya dan ia diminta untuk mengoreksi dimana kesalahannya? Agak aneh. Tapi, ia bersyukur akhirnya dua diantara lima orang sudah mulai bekerja sama dengannya. Ya, dua orang. Nara tadi sempat memberikan dancenya yang dia rekam kemarin. Walaupun disekolah terlihat jauh, mereka masih berhubungan dirumah dengan ponsel. Yuju membuka video itu dan menatap videonya lamat.
"Ini pertama kalinya aku merekam danceku, aku sadar ternyata masih banyak dance ku yang kurang. Biar lebih jelas dimana letak kesalahan ku, aku mohon buat koreksi rekaman ini. Aku akan memperbaikinya besok."
Yuju rasanya ingin tertawa, wajah datar dan badan yang gugup terlihat jelas disana. Apa dirinya tidak pernah merekam dance yang selama setahun memenangkan sepuluh perlombaan? Yuju menegakkan tubuhnya menjadi duduk.
Yuju
Aku udah liat dancenya, masih banyak sekali yang harus kau perbaiki. Terutama kestabilan dalam melakukan gerakan dance. Gerakanmu terlalu kaku dan kadang membuat dancemu menjadi lambat.Jin
Jelaskan semua pada ku selain dua diatas, aku sudah tahu. Mungkin masih ada yang lain aku yakin ada banyak bahkan disetiap gerakan aku melakukan kesalahan dalam dancenyaYuju menatap tulisan panjang yang diketik Jin. Ke pentok apa dia bisa nulis sebanyak ini? Padahal disekolah dia dingin dan datar apalagi cuek. Ucapannya juga tidak sebanyak ini hanya seperlunya.
Jin
Palli! Aku mau rekam lagi sebutin kesalahan ku di video ituYuju menggelengkan kepalanya, sifatnya masih sama. Ia mengetikkan dan mengirim tulisan panjang itu pada Jin dengan teliti.
#=#
Jangan lupa vote dan komentarnya
___
Oppa : panggilan anak perempuan kepada kakak laki-laki
Eomma : ibu
Mian : maaf
Hyung : panggilan anak laki-laki kepada kakak laki-laki
Ne : iya
Palli : cepatPublikasi
5 September 2021
![](https://img.wattpad.com/cover/273045295-288-k971800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dance Jinju (End)
Roman pour AdolescentsJika kau suka dance, kau akan hanyut dengannya. Tapi, jika kau tidak suka dance, kau akan dibuat tersiksa olehnya. ~Kim Seok Jin (Jin)~ Aku datang kesini bukan untuk membuatmu kalah. Tapi, agar kau bisa menjadi seorang dancer yang lebih baik lagi...