Yuju memasuki koridor sekolah dengan senyum yang merekah, pagi ini moodnya sangat baik. Ia menatap sekitar, suasana sekolah membuatnya ingin terus berada disini lebih lama dan membuat kenangan seindah mungkin disini, disekolah barunya. Yuju tidak mau seperti disekolahnya dulu, tidak ada yang bisa ia jadikan kenangan saat sudah besar.
Dulu dirinya terlalu dingin terhadap orang, bahkan kata Sooha dirinya orang yang pelit sejak masih kecil dan ia ingin merubah itu semua. Ia berusaha menjadi teman baik untuk Nara. Tapi karena Nara diawasi oleh Jungkook membuatnya tidak bisa bersama Nara.
Bugh!
Seseorang baru saja menubruknya dari samping, untung saja ia tidak jatuh. Yuju menatap nyalang dua orang disampingnya, orang yang sama ketika hendak menabrak seekor kucing didekat gerbang sekolah.
Wajah dua orang itu menatapnya dari atas sampai bawah, meremehkan. "Ouh, anak baru ya? Yang masuk eskul dance dan sok-sok an ngambil hati Jin yang dingin. Tapi, sorry aja nih. Yang bisa ngambil hati Jin itu cuman aku."
Yuju menatap aneh satu orang yang percaya dirinya tinggi. Apa-apaan dia, ngambil hati Jin? Sejak kapan? Dirinya hanya ingin mengubah sifat Jin. Tapi, orang ini malah beranggapan ia akan mengambil hati Jin. Yuju menatap name tag didada dua orang itu. Siswi yang percaya diri tadi bernama Yang Jina sedangkan siswi dibelakangnya yang mengangkat kepala seperti menantang bernama Jang Hina.
"Kenapa diem? Ngerasa tersaingi? Maaf aja ya kalau Jin terima aku nanti." Jina mengibaskan rambutnya membuat percaya dirinya makin tinggi.
"Hm, buat kamu aja ya. Terserah mau kamu apain, aku gak perduli. Kalau dia nolak kamu jangan salahin aku." Setelah mengucapkan seperti itu, Yuju pergi membuat Jina mendengus kesal.
"Hih! Bikin mood aku rusak, untung lagi baik hati kalau enggak dah aku cakar." Dumel Yuju. Dirinya berjalan dengan umpatan yang tiada henti sampai dibelokan dirinya melihat Nara yang hanya menunduk saja. "Nara!"
Nara menengok ke belakang, dirinya tersenyum saat Yuju menghampirinya. Mereka berjalan beriringan seperti biasa, tapi suasana sedikit berbeda. Nara hanya menunduk terdiam dan Yuju yang menengakkan kepala sambil tersenyum cerah walaupun moodnya sedikit anjlok tadi. "Kamu udah kerjain tugas dari Ssaem Choi?" Tanya Yuju menatap Nara.
Nara hanya mengangguk tak membiarkan kepalanya terangkat. Melihat itu Yuju merasa aneh dengan Nara. "Kamu kenapa? Perasaan gak ada yang aneh. Biasanya kamu seneng aku datengin."
Nara menggeleng tanpa menjawab membuat Yuju makin bingung. Ingin mengembalikan mood Nara tapi tidak tahu masalah yang dihadapinya. "Ada masalah? Cerita aja. Masalah apa? Masalah dirumah?" Tanya Yuju.
"Si Hina katanya mau nembak Jungkook nanti di kantin. Aku gak tahu sih Jungkook bakal nolak atau nggak kayak setahun lalu."
"Aku salut deh sama Hina ditolak beberapa kali selama setahun dia gak mundur."
"Tapi, kalau dilihat memang Hina cocok sama Jungkook.
"Cewek cantik memang pantes sama cowok ganteng sih."
Ouh, itu yang jadi masalah. Memang menyakitkan sih, kalau orang yang kita suka ditembak sama orang lain. Apalagi orang itu genk yang terkuat setelah genk bangtan. Yuju menatap Nara prihatin lalu menepuk bahunya membuat Nara tersentak kaget dan mengangkat kepalanya.
Yuju mendekatkan wajahnya ditelinga Nara. "Tenang aja aku yakin Jungkook gak bakal nerima Hina. Kamu denger kan? Hina itu udah berapa kali nyatain tapi ditolak sama Jungkook. Udah jangan cemberut lagi."
Ah ya, Jungkook itu kan selalu pilih-pilih soal cewek. Tapi, kalau yang dinyatain perasaan cewek cantik kemungkinan besar Jungkook terima. "Hem."
Dikantin, banyak orang yang mengerubuni satu meja. Siapalagi kalau bukan Jungkook dan Hina, dua orang yang sejak pagi dibicarakan seluruh sekolah. Mereka penasaran akan jawaban Jungkook kali ini, sudah puluhan kali Jungkook membuat mereka kecewa. Tapi untuk kaum hawa saja yang Jungkook buat kecewa sedangkan kaum adam merasa senang saat Jungkook menolak Hina waktu itu.
"Jungkook saranghae. Mau gak jadi pacar aku?" Tanyanya dengan wajah yang berharap.
"Ayo Jungkook! Terima Hina!"
"Iya! Dia cantik, masa ganteng gini gak mau pacaran."
"Hina baik loh, cantik. Aku yakin kamu gak nyesel."
"Kalian itu cocok harus pacaran."
Banyak sekali bujukan dari berbagai siswi, dengan berbagai kata yang membuatnya enek. Semakin dibiarkan mereka semakin mengeluarkan kata-kata yang makin membuatnya enek. Ia menatap sekeliling, semua mata seakan berharap kepadanya. Padahal ia tidak perduli, tapi ... dengan sekali tarikan napas Jungkook membuat semuanya senang bukan main.
"Aku terima."
Hina yang berjongkok didepan Jungkook tadi seketika berdiri dengan wajah berbinar. "Beneren? Kamu nerima cinta aku?" Tanyanya.
"Hem." Balas Jungkook seadanya.
"Yeay! Aku diterima!" Hina memeluk Jina, mereka berdua senang bukan main.
Mendengar itu semua Nara menatap Jungkook nanar. Dirinya sudah merasa tidak enak sejak pagi dan perasaannya memang benar. Feeling itu tidak salah kalaupun salah tak sepenuhnya salah. Ia mengusap matanya yang berair, Jungkook sudah tahu perasaannya. Tapi ... kenapa dia nerima orang itu? Dirinya berusaha tidak berteman dengan siapapun hanya karena Jungkook. Ia percaya dengan Jungkook, sangat percaya.
"Nara, aku tahu kamu sedih. Tapi, jangan sampai Jungkook tahu kamu sedih. Kalau kamu sedih dia akan senang." Yuju memgang kedua bahu Nara dari depan, menghalanginya melihat Jungkook dan Hina yang bermesraan.
"Aku udah percaya ... dia udah tahu perasaan aku ... aku selalu nurutin kata dia ... dan dia nyakitin aku yang gak bisa berbuat apa-apa." Nara menangis membuat Yuju memeluknya. Dirinya tahu perasaan Nara saat ini. "Berarti semua yang aku jalanin selama ini sia-sia ... kenapa ... kenapa aku ikutin kata Jungkook? ... Kalau semuanya gak ada gunanya."
"Aku yakin Jungkook pasti nyesel udah abai-in perasaan kamu. Kamu cuman harus nunjukin itu ke dia."
Nara melepas pelukannya dan mengusap wajahnya yang basah. "Gimana caranya?" Tanyanya dengan terisak.
"Aku gak tahu berhasil atau enggak, yang aku takutkan Jungkook malah punya perasaan sama Hina. Tapi, aku yakin kamu punya keuntungan besar. Kamu selalu bersama dan didekat Jungkook, lama-kelamaan dia pasti punya perasaan sama kamu."
"Ketika dirinya udah punya pasangan? Apa kamu yakin Jungkook bakalan ngelirik aku?"
"Itu-" Yuju tidak bisa menjawab pertanyaan Nara, sungguh sulit menyelesaikan sesuatu ketika semua masalah tentang cinta dan hati.
Nara kembali menangis. "Emang dari awal aku gak punya harapan sama Jungkook ... aku si tampang kutu buku ... mana bisa nerima cinta pria most wanted disekolah."
Yuju menatap Nara prihatin dan memeluknya kembali membiarkan Nara menangis dipelukannya. Hanya untuk menenangkan Nara dan membuat Nara tersenyum ia akan lakukan apapun itu.
#=#
Sedih gak? Kasihan Nara cintanya ditolak sama Jungkook walaupun belum dijawab.
Siapa yang kesel sama Jungkook?
Jangan bosen ya nunggunya ^,^
Vote dan komen
___
Ssaem : guru
Saranghae : aku cinta kamuPublikasi
25 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dance Jinju (End)
Teen FictionJika kau suka dance, kau akan hanyut dengannya. Tapi, jika kau tidak suka dance, kau akan dibuat tersiksa olehnya. ~Kim Seok Jin (Jin)~ Aku datang kesini bukan untuk membuatmu kalah. Tapi, agar kau bisa menjadi seorang dancer yang lebih baik lagi...