47. Perdebatan Para Anggota

9 3 0
                                    

Cklek

"Masih sepi?"

"K-kan aku udah bilang, semuanya latihan dua Minggu sebelum lomba."

"Oh."

Yuju dan Nara memasuki ruang eskul, Nara sudah menceritakan semuanya saat dikoridor tadi tapi dirinya seakan tidak peduli. Yuju sudah tahu, pasti jadwal latihan yang dulu dipakai lagi.

"Kamu mau ngapain?" Tanya Nara melihat Yuju meletakkan tasnya dan mulai pemanasan.

"Latihan."

"Hah? Kan … kamu bukannya-"

"Iya, aku dikeluarin tapi … aku udah masuk ke eskul ini lagi." Potong Yuju lalu menatap Nara dibelakangnya, dirinya sudah selesai pemanasan.

"Kok bisa?"

Yuju menghela napas sebelum berbicara. "Kamu tahukan kalau aku lagi cari anak cowok yang waktu itu pernah debat denganku waktu kecil? … " Nara menganggukkan kepalanya, mengerti. "Aku udah ketemu sama dia dan ... kamu tahu siapa orangnya?"

Nara terdiam mendengar Yuju berbicara, dirinya memasang kuping baik-baik agar tidak ada kata yang lewat. "Orangnya itu sekarang jadi ketua Bangtan, Jin."

Nara memelototkan matanya, mimik mukanya yang awalnya serius menjadi kaget. "Benarkah? Sejak kapan kamu tahu?"

"Minggu kemarin."

"Tapi … kenapa Jin malah makin kesel sama kamu? Harusnya dia senang bukan?"

Yuju mengindikkan bahunya. "Aku gak tau, kenapa dia makin marah sama aku. Padahal aku udah bilang kalau aku ini anak yang waktu itu … dan dia masih gak percaya. Gak papa, dia cuman butuh waktu aja … kalau gitu aku minta video."

"Video apa?" Bingung Nara.

"Ck! Gimana aku mau latihan kalau gak dikasih video koreografernya."

"Ah iya tunggu sebentar." Nara mengambil ponsel dan mencari video latihan. "Ini …  kamu beneran udah masuk ekskul ini?"

"Hm … mau latihan bareng? Aku gak tau posisi kamu bakal diganti apa enggak, tapi kamu latihan aja dari sekarang." Saran Yuju.

"Iya, mau mulai darimana?"

Yuju mendekati Nara, "dari sini."

💗💗💗

Jin menatap kucing yang tertidur dihadapannya. Dirinya heran, kenapa kucing itu memakai kalung yang sempat ia buang tadi. Apa mungkin kucing ini bertemu dengan Yuju dan dia nemakaikan kucing tersebut kalung? Bisa jadi.

"Hyung." Panggil Namjoon lalu duduk disamping Jin.

"Hm."

"Ngerasa gak sih?"

"Apa?" Potong Jin.

"CK! Dengerin dulu." Jin hanya terdiam menandakan dia siap mendengarkan. "Ngerasa gak sih? Kalo Hyung liat Yuju kayak ada rasa suka."

"Gak mungkin."

"Serius, pas Hyung natap dari mata aku lihat Hyung tuh keliatan terpesona sama cantiknya Yuju dan mata itu gak bisa dibohongi. Walau Hyung tutup dengan sikap pasti akan kelihatan beda saat aku tatap mata Hyung." Jelas Namjoon.

"Benarkah? Tapi yang aku rasakan saat lihat dia adalah kebencian. Entah darimana datangnya aku tidak tau."

"Sejak eskul kita menang juara kedua bukan?" Tanya Namjoon. Mendengar itu Jin menatap Namjoon disebelahnya. "Iya, sebelum Eskul menang juara kedua. Kau selalu memperhatikan Yuju dari jauh dan Hyung tidak pernah menatap Yuju dengan tajam atau perlakuan kasar tidak pernah dilakukan sama Hyung. Tapi saat tau Yuju dapat juara dua Hyung langsung marah, kesal, dan gak memperlakukan Yuju seperti biasa."

Jin terdiam mengingat kembali jauh sebelum Yuju memenangkan juara dua dalam eskul. Ketika saat masuk dirinya bersikap dingin kepada Yuju, hingga tanpa sengaja melihat Yuju diperpustakaan. 

Bagaimana Taehyung menyarankannya agar menanyakan kepada Yuju perihal kalung tapi dirinya tidak peduli. Lalu saat Yuju terjatuh dikoridor Karena tidak mengerjakan pr dan dihukum membersihkan koridor yang panjang hanya karena kucing perempuan itu marah membuat dirinya tertawa tanpa sadar.

Setelah itu ketika dirinya menabrak kucing kecil hingga melukainya dan Yuju yang mengobati kucing tersebut. Tak lupa juga ketika dikantin, saat kucing kecil kebingungan dan dirinya membantu kucing tersebut menemukan induknya.

Semua ingatan Yuju terlintas di benaknya, sejak perempuan itu mendapat juara dua ia tidak pernah bertegur sapa lagi. Tapi, ia masih tidak terima eskul yang dia bina dari awal harus turun diperingkat kedua.

"Kamu tahu kan? Hidup itu seperti roda kadang diatas dan kadang dibawah. Begitu juga perlombaan, peringkat, jabatan semua itu ada masanya diatas atau dibawah. Jadi jangan menyalahkan orang karena masalah menang atau kalah."

"Oke, aku akui kamu bisa membawa eskul ini mencapai puncak tertinggi. Tapi kamu ingat, ingin mencapai puncak tertinggi harus ada masanya jatuh untuk menjadi pembelajaran dan kamu baru bisa mencapai puncak tertinggi yang kamu inginkan."

"Jujur aja, aku datang kesini bukan untuk membuatmu kalah. Tapi, agar kau bisa menjadi seorang dancer yang lebih baik lagi. Gak ada lagi keinginanku selain itu, aku suka dance dan aku akan membuka pendapat kalau ada yang salah dan kurang. Kalau kau merasa tertekan atau apa seharusnya bilang dari awal jangan bikin orang ngerasa bersalah, kalau semua itu salah kamu."

"Oke, kalau gitu aku keluar dan kamu bisa menjadi leader lagi. Semoga kamu bisa menaruh nama eskul ini ke puncak tertinggi"

Kata-kata Yuju ketika memenangkan juara kedua, terngiang-ngiang dibenaknya. Kata-kata itu berputar-putar bagai kaset yang rusak, bagaimana ketika saat itu dirinya direndahkan karena menjadi ketua dan kata-katanya yang seakan wanita itu merasa benar.

Ia menggenggam tangannya hingga urat-urat ditangannya terlihat dan buku-buku kukunya memutih. Tak lupa wajahnya yang semakin menahan kesal dan memerah, lehernya terdapat urat-urat yang menandakan Jin sedang menahan amarah yang amat dalam.

"Gak bisa." Namjoon menatap Jin disebelahnya yang tiba-tiba membuka suara setelah terdiam lama. "Aku gak suka cewek yang mengatur-atur keinginanku. Dia gak bisa merubah impian yang selama ini aku bangun."

"Dia bukan merubahmu." Ucap Namjoon santai, sambil memandang motor dan mobil berlalu lalang didepan gerbang.

"Maksudmu?"

"Dia hanya ingin kau bekerja keras, agar bisa mencapai impianmu. Walau harus melewati masa susah, tapi percayalah pasti akan ada masa dimana kau merasa puas atas hasil kerja kerasmu."

"Benar itu."

Namjoon terkejut ketika Taehyung tiba-tiba merangkul bahunya.

"Hyung tau? Lomba yang Yuju pimpin kemarin, saat Juri memutuskan siapa yang menang, ketika itu aku merasa gugup, takut, dan gelisah. Kenapa? … Karena aku  berlatih sangat keras, ketika Yuju bilang harus banyak latihan … "

" … Aku selalu latihan dirumah hingga lancar dan sampai pemilihan pemenang, aku beripikir 'aku harus menang agar kerja kerasku terbayar'. Lalu … BOM! Eskul kita menang juara dua, disaat itulah aku merasa puas dengan hasilnya. Tanpa kecewa sedikitpun … kalau iri mungkin ada. Tapi itu yang aku rasakan." Jelas Taehyung.

"Sebenernya apa yang kalian pikirkan? Kenapa bela orang yang udah bikin eskul kita jadi jatuh, peringkatnya? Seharusnya kalian sadar! Karena dia kita jadi kayak gini." Timpal Jungkook mendengar Namjoon dan Taehyung membela Yuju.










#=#

Debat debat debat 😂

SPAM NEXT?

______

Hyung : panggilan anak laki-laki kepada kakak laki-laki

Publikasi
Jumat, 15 April 2022

The Dance Jinju (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang