Brak!
Pintu eskul baru saja didobrak oleh Jin, wajahnya memerah menahan amarah yang bergejolak sejak pengumuman perlombaan sudah diumumkan. Dirinya memukul-mukul dinding beberapa kali di dalam ruangan dengan kuat meluapkan emosinya. Enam orang yang datang dari arah pintu menatap takut, Jin yang terlihat menyeramkan.
Jin menatap Yuju dengan tatapan tajam sedangkan Yuju hanya menatap balik Jin dengan tenang tanpa rasa takut. Sejak diperlombaan Jin tidak banyak bicara dia hanya diam membuat orang lain kebingungan. Ssaem Nuri memasuki ruang eskul dengan wajah sedikit kecewa, dirinya melihat Jin dan murid lainnya yang bersitegang karena seorang Jin.
"Anak-anak, gak papa kita juara dua. Masih ada kesempatan dilain waktu dan masih banyak lagi perlombaan yang akan kalian ikuti. Jangan patah semangat hanya karena kalian mendapat juara dua dilomba ini." Jelas Ssaem Nuri tetapi muridnya tidak menanggapi ucapannya mereka hanya diam. "Yaudah kalau gitu kalian berbincang-bincang dulu sebelum pulang. Ingat waktu ya."
Setelah Ssaem Nuri pergi Jin mendekatkan diri ke arah Yuju, dirinya berdiri persis didepan Yuju dengan wajah kesal. "Aku udah yakin, kamu gak bakal bisa bawa nama eskul ini ke juara satu." Ucap Jin.
Yuju mendengus kasar lalu menatap Jin balik dengan tajam. "Kamu tahu kan? Hidup itu seperti roda kadang diatas dan kadang dibawah. Begitu juga perlombaan, peringkat, jabatan semua itu ada masanya diatas atau dibawah. Jadi jangan menyalahkan orang karena masalah menang atau kalah."
"Awalnya aku percaya kalau yang aku menangkan itu hanya keberuntungan. Tapi itu salah, aku memang bisa menjadi nomor satu dan membawa nama eskul ini ke puncak tertinggi."
"Oke, aku akui kamu bisa membawa eskul ini mencapai puncak tertinggi. Tapi kamu ingat, ingin mencapai puncak tertinggi harus ada masanya jatuh untuk menjadi pembelajaran dan kamu baru bisa mencapai puncak tertinggi yang kamu inginkan."
Jin mendengus dengan ucapan Yuju. "Kamu itu masih baru disini, belum tahu seluk beluk tentang eskul ini. Kamu datang dan mengomentari semua latihan aku yang katanya kaku lalu kamu gak bisa menangin eskul ini. Kamu tahu, yang tertinggi akan menjadi tertinggi selamanya dan gak bakal jatuh."
Lima orang yang melihat perdebatan itu hanya diam. Mereka tidak ingin makin merusak suasana hanya dengan kata-kata yang membuat Jin makin emosi. Mereka juga cukup kaget kali ini, melihat leader mereka yang tidak biasanya menunjukkan amarahnya yang luar biasa hebat.
"Jujur aja, aku datang kesini bukan untuk membuatmu kalah. Tapi, agar kau bisa menjadi seorang dancer yang lebih baik lagi. Gak ada lagi keinginanku selain itu, aku suka dance dan aku akan membuka pendapat kalau ada yang salah dan kurang. Kalau kau merasa tertekan atau apa seharusnya bilang dari awal jangan bikin orang ngerasa bersalah, kalau semua itu salah kamu."
Jin menghirup kasar udara yang ada disekitarnya, baru kali ini dirinya dibuat emosi oleh seseorang yang baru masuk ke sekolah dan eskul ini. "Oke! Kalau gitu kamu aku keluarin dari eskul ini!" Bentak Jin.
Lima orang yang tadi diam terkejut bukan main. Jin yang datar dan dingin itu mengeluarkan anak yang baru masuk karena semua eskul penuh. Sungguh mereka tidak percaya ini, Jin yang awalnya menerima Yuju dan dirinya juga yang mengeluarkan Yuju dari eskul ini.
Yuju menganggukkan kepalanya. "Oke, kalau gitu aku keluar dan kamu bisa menjadi leader lagi. Semoga kamu bisa menaruh nama eskul ini ke puncak tertinggi." Setelah berucap seperti itu Yuju pergi keluar dengan tatapan kecewa.
"Hyung, serius mau keluarin anak baru itu? Tapi, eskul lain udah penuh loh." Tanya Taehyung mendekati Jin.
"Kalian mau keluar juga? Silahkan. Bukannya kalian yang memilih dia saat aku berbeda pendapat dengannya? Aku bisa sendiri, kalau kalian mau keluar juga silahkan keluar dari ruangan ini." Balas Jin menengadahkan tangannya kearah pintu menerima mereka yang ingin keluar.
Hina yang sedari tadi diam merekam perdebatan antara Jin dan Yuju tersenyum senang. Dirinya sudah menduga kalau Jin akan marah dengan kemenangannya dan ia pun langsung mengirim video perdebatan Yuju dan Jin ke Jina. Setelah mengirim Hina tersenyum sangat puas, ternyata ketua geng bangtan itu bisa marah juga. Biasanya terlihat kalem tapi hanya dengan satu cewek emosinya bisa meluap-luap.
Empat orang anggota eskul hanya diam, tidak bergerak ataupun berbicara. Mereka diam dengan pikirannya masing-masing, masih syok dengan kejadian barusan yang terjadi beberapa menit lalu.
"Tapi Hyung gak papa sih, satu orang baru keluar. Aku emang udah gak suka sama dia sejak awal, sikapnya yang sombong bikin orang eneg." Itu Jungkook merasa senang Yuju keluar dari eskul.
Jin tak menjawab ucapan Jungkook, dirinya duduk menyender pada dinding lalu mengusap wajahnya kasar dengan kedua tangannya. Dirinya baru saja mengeluarkan orang yang baru satu bulan dieskul ini, satu tahun mereka bersama mengikuti lomba dan memenangkan lomba disetiap perlombaan.
Baru kali ini kejadian mencekam ini terjadi, sebelumnya tidak ada. Semuanya aman dan tentram tapi semenjak kedatangan murid baru itu semuanya kacau total.
Jin berdiri dari duduknya menatap lima orang yang berada diruangan. "Aku mau balik, istirahatin tubuh."
Jungkook maju dan menepuk bahu Jin beberapa kali. "Oke Hyung, istirahat aja kalau butuh apa-apa bilang kekita."
Tanpa banyak kata Jin keluar dengan menepuk bahu Jungkook dua kali. Jungkook tersenyum senang, semenjak Jin menerima Yuju dan anak baru itu terlihat songong menurut Jungkook. Ingin sekali ia menyingkirkan orang itu, tapi perkataan Jin tidak bisa dibantah oleh siapapun dan dirinya hanya menunggu saat-saat seperti ini.
"Oppa ayo kita pulang." Hina langsung menyambar lengan Jungkook membuat siempu memutar bola matanya malas.
"Hm."
Nara melihat interaksi dua orang didepanya. Tidak ada Yuju diruangan ini dan Hina makin sering bersama Jungkook kemanapun Jungkook pergi. Dirinya takut kalau Hina menyuruh dirinya seperti dulu lagi tanpa ada orang yang membelanya seperti Yuju.
'Yuju. Aku berharap kamu bisa balik lagi ke eskul ini, mengawasi, dan menolong aku kalau ada orang yang berusaha jadiin aku babu atau nyakitin aku.'
Sebelum keluar Jungkook menatap Nara yang menatapnya pergi bersama Hina, tatapan mereka bertemu tapi Nara langsung memalingkan wajahnya. Jungkook menghembuskan napasnya kasar, semenjak Nara tidak lagi menjadi babunya entah kenapa dirinya seperti merasa kehilangan. Seolah ada yang kurang kalau dirinya tidak bersama Nara, padahal belum lama juga ia menjadikan Nara babunya.
'Nara jangan khawatir, aku bakalan awasin dua orang ini agar gak ganggu kamu lagi'
#=#
Wah, kacaunya ruang eskul. Jungkook sama Nara ternyata saling merhatiin ya diam-diam
Jangan lupa vote dan komen
___
Ssaem : guru
Hyung : panggilan anak laki-laki kepada kakak laki-laki
Oppa : panggilan anak perempuan kepada kakak laki-lakiPublikasi
Rabu, 15 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dance Jinju (End)
Novela JuvenilJika kau suka dance, kau akan hanyut dengannya. Tapi, jika kau tidak suka dance, kau akan dibuat tersiksa olehnya. ~Kim Seok Jin (Jin)~ Aku datang kesini bukan untuk membuatmu kalah. Tapi, agar kau bisa menjadi seorang dancer yang lebih baik lagi...