35. Karena Hujan

20 4 0
                                    

Seorang pria memasuki sebuah gedung dengan gayanya yang cool. Sebelum menampakkan kakinya disini, semua orang sudah membungkuk dan menunduk padanya. Tidak ada yang berani mengomeli atau bertegur sapa. Pria dengan tatajam tajamnya mampu membuat suasana seram seketika. Dilihat dari pakaiannya yang rapi dan bagus kemungkinan besar dia adalah orang penting digedung ini.

Dirinya memasuki sebuah ruangan tanpa mengetuk pintu, terdapat dua orang wanita yang tengah berbincang. Salah satu dari mereka duduk dengan nyaman dibangku yang bagus dan elegan sedangkan satu lagi berdiri menjelaskan beberapa berkas yang dibawanya. Melihat anaknya datang dengan mendadak, wanita yang duduk dibangku elegan menghentikan pembicaraan dan menyuruh wanita disampingnya pergi.

"Ada apa sayang?" Tanyanya setelah wanita disampingnya pergi sambil menopang dagu dengan kepalan tangan.

Pria yang tadi memasuki ruangan duduk dengan tenang menghadap orang yang paling disayanginya. "Mina dari kemarin rengek mau sama Eomma." Jelas Jin dengan mata yang tajam.

Wanita didepannya menurunkan tangannya dan melipatnya diatas meja. "Kamu sama kayak Appa, to the point. Tapi, Eomma kayaknya gak bisa disini pekerjaan Eomma banyak."

"Ada Hyung."

"Pekerjaan Hyung sama Eomma beda. Belum ada yang bisa handle pekerjaan ini selain Appa dan Eomma. Itupun Eomma sama Appa kelimpungan ngerjain pekerjaan ini."

"Kalau gitu biar aku aja yang kerjain Eomma pulang nemenin Mina."

"Enggak bisa sayang, kamu harus bertemu klien untuk bekerja sama dengan kita. Kalau kamu salah sedikit mereka tidak mau menerima perusahaan kita."

"Buat apa punya perusahaan tapi keluarga terlantar." Aura Jin-anak wanita didepannya makin dingin, tak lupa tatapannya yang tajam menghunus siapapun.

"Jin. Eomma ngelakuin ini supaya perusahaan kita gak bangkrut. Kalau bangkrut kalian bisa tidur dijalanan dan Eomma gak mau itu sampai terjadi."

"Gak papa kita gak punya perusahaan asal kita bisa kumpul lagi. Lagipula perusahaan aku lihat biasa aja gak ada masalah."

"Sebelum semuanya terlambat dan bangkrut, Eomma akan bantu Appamu untuk kelola perusahaan kakekmu ini."

"Walaupun Eomma gak kerja, dari dulu perusahaan ini emang gak ada masalah." Ya, perusahaan Kim's Group memang tidak ada masalah sebelum Rina-Eomma Jin masuk. Ada, tetapi hanya masalah kecil dan mereka bisa tangani.

"Hyung dan Eomma sudah kerja disini Appa juga. Apa aku juga harus kerja disini supaya bisa dipandang kalau seluruh keluarga pemilik perusahaan ini kerja disini?"

"Gimana Soyun sama Mina kalau kamu kerja disini? Terutama Mina, dia masih kecil. Kalau kamu kerja, siapa yang jagain?"

"Ada pembantu."

"Memang ada pembantu, tapi Eomma harap salah satu dari keluarga ini harus menjaga dan membimbing mereka."

"Apa yang harus aku lakukan kalau mereka cuman mau bersama Eomma dan Appa? Setiap kali aku mendengar dan melihat mereka menyebut Eomma dan Appa, sakit rasanya gak bisa ngewujudtin keinginan mereka."

"Kamu bisa bawa mereka ke perusahaan." Saran Rina.

"Eomma gak ingat? Dulu aku pernah ajak mereka waktu kecil dan apa yang Eomma lakuin? Eomma cuman sibuk sama pekerjaan Eomma dan menyuruh mereka diam saat bermain. Padahal mereka rindu sama Eomma tapi Eomma seakan gak peduli."

"Ya emang waktu itu Eomma lagi banyak pekerjaan makanya suruh Soyun sama Mina untuk diam."

"Aku gak tahu lagi jalan pikir Eomma."

"Eo? Aku kira siapa ternyata kamu. Kenapa kesini?" Seron yang baru datang diruangan langsung berkacak pinggang disamping Jin.

"Gak perlu tahu."

"Ini, berkas yang Eomma minta." Seron memberikan beberapa map kepada Rina.

"Makasih ya sayang, ini Jin mau bicara soal-"

"Aku mau pulang." Jin memotong perkataan Rina lalu keluar ruangan tanpa pamit. Dirinya lelah, meminta sesuatu yang tidak akan pernah dipenuhi.

Jin keluar dari gedung dengan perasaan kesal dan menaiki bis dengan seragam yang rapi. Ia tidak perduli, dirinya hanya butuh istirahat untuk memulihkan tenaganya yang terkuras walau cuman percakapan sebentar saja.

Dirinya berhenti disalah satu gang lalu memasuki sebuah gang yang sepi, hanya beberapa anak kecil yang bermain dengan teman sebaya. Jin menatap langit yang mulai mendung sepertinya cepat atau lambat hujan akan turun. Ia terus berjalan melewati gang tak lama rintik hujan mulai turun, langsung saja dirinya berlari dan terhenti disebuah gerbang yang diatasnya terdapat atap.

Selagi menunggu hujan reda Jin membersihkan jasnya yang terkena air hujan. Sebagian bajunya diselimuti air, mau tak mau ia harus mengusapnya agar cepat kering. Saat asik mengelap jasnya tiba-tiba dirinya merasa ada seseorang didepannya. Tanpa menunggu lama langsung saja Jin menatap orang didepannya dan mereka sama-sama terkejut. Hanya sebentar lalu wajah keduanya saling menatap tak suka.

"Ngapain kamu disini? Mau bandingin rumah aku sama jas kamu yang mewah itu?" Tanya gadis didepannya.

Jin memasukkan tangannya ke saku celana membuat gadis didepannya berdecih melihatnya. "Pikir aja sendiri kenapa aku bisa ada disini." Balas Jin.

"Mau nyuri ya." Tebak si gadis menunjuk wajahnya membuat Jin mendengus.

"Kalo nyuri daritadi udah bunuh kamu abis itu manjat gerbang dan masuk kerumah, beres."

Yuju, gadis didepan Jin mendelik pria itu tajam. "Minggir! Aku mau masuk jangan halangin jalan." Pinta Yuju menyuruh Jin menyingkir. Jin menggeser tubuhnya kesamping memberi jalan untuk Yuju.

Yuju melewati gerbang tanpa menatap kesamping dengan wajah ketus. Sedangkan Jin tak peduli dengan itu semua, dirinya masih berdiri menghindari hujan. Yuju memasuki rumah, tadi dirinya disuruh Sooha membeli bahan masakan dan dalam perjalanan pulang hujan turun.

"Tuh hujankan? Udah tau mendung masih aja ngeyel gak mau bawa payung." Dumel Sooha mengingat tadi saat dirinya menyuruh Yuju untuk membawa payung, anak gadisnya itu kekeh tidak mau bawa. Dirinya langsung ngomel dan Yuju kalah akhirnya membawa payung.

"Iya, Eomma emang yang paling bener." Jawab Yuju dengan wajah lusuh.

"Kamu gak ikhlas bantu Eomma?"

"Ikhlas kok."

"Kok mukanya lusuh? Kenapa? Ada masalah? Cerita sama Eomma."

"Gak ada, aku mau ke kamar." Pamit Yuju langsung memasuki kamarnya. Sooha yang melihat itu mendengus kecil.

Yuju langsung menjatuhkan tubuhnya diatas kasur, helaan napas keluar dari mulutnya. Tidak ada yang bisa ia kerjakan saat ini, ketika dirinya masih menjadi anggota eskul dance jam-jam sore ia akan latihan dikamar dengan heandset. Tapi, sekarang ia sudah bukan lagi anggota eskul dance. Dulu dan sekarang sudah beda jauh tak bisa disamakan.

Yuju menatap kearah jendela, hujan masih deras. Lama terdiam dirinya teringat ada seseorang, entah masih atau tidak berdiri didepan gerbang. Langsung saja dirinya bangun dan menatap kearah jendela, orang itu masih berdiri ditempatnya.


#=#

Peka ya, tau aja gitu masih ada orang didepan gerbang ^w^

Vote dan komen

___

Eomma : Ibu
Hyung : panggilan anak laki-laki kepada kakak laki-laki


Publikasi
Selasa, 25 Januari 2022

The Dance Jinju (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang