22. Latihan Ekstra 2

18 4 2
                                    

Semua melongo tak percaya, mereka latihan lagi? Sampai kapan Yuju mengekang mereka dengan latihan? Jungkook menghampiri Jin yang membereskan tasnya. "Hyung beneran masih latihan? Padahal waktunya udah abis." Tanya Jungkook.

"Hm."

"Ck! Dasar orang tua, bisanya cuman nyuruh. Gak liat situasi apa?" Geram Jungkook menatap Yuju yang membereskan tasnya juga.

"Jangan lupa bilang ke yang lain, nanti malam ngumpul di markas seperti biasa." Ucap Jin tanpa menatap Jungkook.

Jungkook menganggukkan kepalanya lalu pergi keluar. Saat hampir didepan pintu dirinya melihat Hina dan Nara yang tengah mengobrol sesuatu. Wajah Hina terlihat meremehkan dan Nara hanya menunduk saja mendengar semua ucapan Hina. Tak lama Hina mendorong bahu Nara dengan telunjuknya, apa yang membuat Hina sampai mendorong Nara?

"Oppa." Sapa Hina melambaikan tangannya sambil tersenyum cerah mengabaikan Nara disampingnya.

"Hm." Jungkook hanya berdehem dan menatap Nara yang terdiam menunduk. Setelah itu Nara pergi tanpa kata-kata membuat Jungkook merasa ada yang aneh.

"Oppa, pulang bareng?" Tanya Hina dengan manja, tangannya memegang tangan kekar Jungkook. Tapi, Jungkook menatap Nara yang mulai menjauh. "Ih, Jungkook! Denger gak sih?" Kesal Hina pertanyaannya diabaikan. Jungkook menatap Hina lalu mengangguk dan pergi dari sana.

Yuju menatap ponselnya lalu mengikuti gerakan yang berada di dalam video sedangkan Jin duduk diam dengan wajah datar menatap Yuju di pojokan. Sudah beberapa kali Jin melihat Yuju yang fokus dengan gerakannya, sampai ia hafal hanya melihat Yuju saja. Ia juga memegang ponsel dan menampilkan video yang sama dengan Yuju, hanya saja melihat Yuju mengikuti gerakan diponsel membuat Jin diam dan memperhatikan dengan seksama.

"Mending liatin videonya sampai beberapa kali baru kamu ikutin gerakannya." Saran Jin sudah geram dengan Yuju, melakukan gerakan yang sama berulang kali.

Mungkinkah ini yang membuat Yuju sangat lama dalam mempelajari dancenya? Memang gerakannya bagus tapi terlalu memakan waktu.

Yuju tidak merespon ucapan Jin, dirinya sangat fokus bahkan tidak memperhatikan sekitar. Jin berdecak lalu berdiri dan berjalan kearah Yuju, merampas ponsel ditangannya. "Gerakin yang kamu pelajari tadi." Pinta Jin.

Yuju ingin meraih ponselnya tapi Jin menjauhkannya membuat ia berdecak kesal. "Aku belum pelajarin semua, sini balikin!" Yuju mencoba mengambil ponselnya dari tangan jin dengan berjinjit.

"Udah satu jam kamu terus ulang dibagian yang sama."

"Aku itu bukan ngehafal tapi sempurnain gerakan."

"Buat apa sempurnain gerakan tapi gak hafal?"

Yuju menarik paksa ponselnya dari tangan Jin lalu berjalan menjauh dengan wajah kesal. "Terserah aku, urusin gerakan kamu sendiri."

"Kita lomba pertim bukan lomba individu." Jin menatap datar Yuju yang menjauh darinya.

"Ngehafalin gerakan perindividu kalau latihan pertim." Itulah prinsip Yuju, supaya ia bisa fokus melatih gerakannya.

"Sampai kapan kita latihan? Sekarang udah jam lima." Memang benar sekarang sudah sore karena ruangan ini tertutup, mereka hanya melihat jam dibelakang mereka yang terlihat oleh kaca.

Yuju ikut melihat jam diatas, sudah sore dan hampir menjelang malam. "Yaudah kalo gitu latihan sampai sini." Ia melangkah mengambil tasnya sedangkan Jin pergi ke toilet.

Ting

Sebuah pesan masuk membuat layar ponsel Jin disampingnya menyala. Awalnya Yuju tidak peduli tapi melihat ada merah-merah di layarnya membuat ia penasaran. Dengan iseng Yuju menggeser pesan masuk keatas tidak sampai ia lepas jarinya dari ponsel. Dirinya menatap lamat dua foto yang dijadikan satu. Ia seperti melihat benda di layar tersebut, foto dibagian atas terdapat kalung dengan liontin terukir tulisan CAT disana sedangkan dibawah terukir tulisan Choi Yuna. Seperti namanya, apa mungkin ini miliknya? Tapi kalung itu kayaknya khusus untuk kucing.

Terdengar suara dari arah toilet, Yuju tak sengaja menggeser sampai atas hingga terlihat halaman password disana. Dengan cepat ia meraih minuman disamping tas Jin dan meminumnya.

Jin yang baru keluar dari toilet menatap ponselnya yang menampilkan password. Ia menatap Yuju yang masih asik minum. "Kamu apain ponsel aku?"

Yuju menutup minumannya. "Gak sengaja, niatnya mau ambil minum." Untung saja minumannya tadi ia letakkan disamping tas Jin.

Jin bergegas membereskan tasnya lalu berlalu pergi tanpa sepatah katapun membuat Yuju mendengus sebal.

《■》

Jin membuka pintu, belum juga masuk dirinya mendengar suara yang saling beradu.

"Lagian diberesin dong! Kamu yang main kan?!"

"Gak mau."

"Ish, aku keinjek mainan kamu! Kaki aku sakit!"

"Aku pulang." Jin memasuki rumahnya. Ia mengedarkan pandangannya dan berhenti melihat Soyun dan Mina yang berdebat diruang tamu dengan mainan yang berserakan ke mana-mana.

"Beresin gak? Kalau enggak aku buang mainan kamu semuanya!"

"Jangan."

"Makanya kalau gak mau dibuang beresin!"

"Ada apa sih?" Tanya Jin berjongkok ditengah-tengah mereka.

"Oppa kaki aku sakit, gara-gara Mina berantakin mainannya." Adu Soyun.

Mina menatap Jin dengan mata bulatnya. "Aku mau main." Ucap Mina menggelengkan kepalanya kecil tidak mau berhenti bermain.

Jin menghela napas sudah biasa dirinya mendengar perdebatan antara Soyun dan Mina. Suara TV mengalihkan pandangan Jin pada Soyun dan Mina. Disana dengan asiknya Seron memakan cemilan sambil menonton TV mengabaikan kedua adiknya berdebat.

"Mina! Kamu dengerin gak?!" Bentak Soyun.

Mina yang terkejut berdiri dari duduknya dengan wajah yang memerah, dirinya berjalan kearah Jin dan memeluknya. Tangisan Mina pecah disana membuat Jin harus mengontrol telinganya agar tidak jebol dengan suara cempreng Mina. Jin mengusap punggung Mina dengan lembut sedangkan Soyun sudah pergi dengan wajah kesalnya. Jin mengendong Mina dan berjalan kearah Seron, hari ini entah kenapa Seron tidak bekerja.

"Gak kerja Hyung?" Tanya Jin dengan dinginnya lalu duduk dipinggiran sofa sambil terus mengusap Mina yang sesegukan.

"Gak."

"Tumben?" Jin menaikkan sebelah alisnya.

"Semua kerjaan udah beres."

"Oh, kalau gitu beresin mainan Mina." Pinta Jin membuat Seron menatapnya.

"Kamu aja."

"Aku mau nidurin Mina, dia kalau tidurnya belum pules bakalan nangis ditinggal."

"Kan abis Mina pules bisa beresin."

Jin menggeram kecil. Sungguh, menyuruh Seron membutuhkan tenaga. "Ayolah Hyung, Mina udah mau tidur ini."

Seron menatap Mina yang mengucek-ucek matanya dengan wajah yang basah sehabis nangis. Terlihat lucu tapi, dirinya tidak perduli. "Minta Soyun aja."

Jin menghembuskan napas. Bagaimana dia menyuruh Soyun kalau Soyun malah membentak Mina. "Kan Hyung udah liat Soyun gak bakal mau."

"Ayolah Hyung."

"Hyung."

"Hyung."

"Sekali-kali bantu adek kecil ini." Jin memegang tangan Mina lalu digerak-gerakkan sedangkan Mina berusaha membuka matanya walau kelopak matanya sering kali tertutup.

Seron mendengus lalu berdiri. "Oke, hanya kali ini. Besok-besok aku gak mau lagi."

"Hem, gomawo."

#=#

Vote dan komen

___
Hyung : panggilan anak laki-laki kepada kakak laki-laki
Oppa : panggilan anak perempuan kepada kakak laki-laki
Gomawo : Makasih

Publikasi
20 Oktober 2021

The Dance Jinju (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang