31. Terkenal Seketika

20 5 0
                                    

Yuju berjalan dilorong koridor sendiri, dirinya menatap orang-orang yang tengah memperhatikannya jalan sambil menatap ponsel masing-masing. Pagi ini Yuju dibuat terheran-heran dengan orang-orang yang menatap dirinya, padahal dirinya bukan murid terkenal tapi hari ini dirinya seakan terkenal disekolah.

Dirinya terdiam mendengar sedikit pembicaraan dua siswi yang membicarakannya, karena telinganya disumpal dengan headseat ia jadi tidak mendengar apapun. Ia membuka kedua headseat itu dari telinganya.

"Serius Jin juara dua? Tapikan dancenya Jin bagus."

"Enggak tau, tapi mereka cocok pas duet bareng. Tapi aku gak rela kalau anak baru itu terlihat cocok sama Jin."

"Hem aku setuju, Jin itu ganteng ketua bangtan. Mana mau sama cewek baru? Gak selevel, kecuali sama Jina tuh baru cocok. Sama-sama ketua geng."

"Pengen aku sangkal si anak baru itu, tapi mereka keliatan cocok banget pas lagi dance."

Yuju memutar kedua bola matasnya malas mendengar percakapan dua orang itu. Ia memakai kembali heandseat ke telinganya, dirinya sudah tahu apa yang membuat dirinya menjadi populer seketika dihari ini. Cuman karena dancenya dengan Jin, ia kira ada apa sampai heboh begitu. "Mau muji apa nyindir?" Gumam Yuju berlalu pergi sambil menatap dua orang tadi sinis.

Yuju berjalan sampai kedepan kelas, ia melihat Nara yang kembali sibuk menatap layar ponselnya dengan serius didepan kelas. Dengan senang ia merangkul pundak Nara dan melihat apa yang dilihat Nara.

"Lagi ngapain?" Tanya Yuju menatap layar ponsel Nara yang menampilkan video koreografi.

Nara langsung memasukkan ponselnya kedalam saku begitu rangkulan Yuju terkait dilehernya."Ah enggak apa-apa, kamu udah denger berita hari ini?" Tanya Nara menatap Yuju.

Yuju melepas rangkulannya." Udah, berita tentang dance aku sama Jin yang kemarinkan?"

Nara hanya menganggukkan kepalanya menatap khawatir kearah Yuju.

"Tenang aja aku gak bakal buat rusuh, toh aku juga udah keluar dari eskul itu. Jadi apa yang mau dipermasalahin?"

"Tapi yang aku denger mereka juga ngejelek-jelekin kamu. Kamu gak sakit hatikan?"

Yuju terkekeh kecil mendengar pertanyaan Nara. "Ngapain sakit hati? Besok beritanya juga ilang, orang biasa kayak aku gak bakalan lama dapet perhatian seantero sekolah saat ini."

"Tapi kemarin kalau Jungkook ngehina kamu, kamu balik bales hina Jungkook. Sekarang yang hina kamu seantero sekolah loh bukan satu orang."

"Hinaan Jungkook sama mereka beda. Dia itu bikin aku sakit hati, sedangkan yang lain paling cuman bilang aku gak cocok sama ketua geng itu." Yuju merangkul kembali bahu Nara membuat Nara sedikit terkejut dengan perlakuan Yuju. "Udah kerjain PR belum?" Tanya Yuju dengan senyum manisnya.

"Udah."

"Kalau gitu aku liat." Yuju menarik Nara memasuki kelas. Dirinya lupa mengerjakan PR karena asik nonron drama sampai tengah malam. Tak lupa sebelum tidur dirinya juga membayangkan dirinya dengan seseorang yang akan memberikan adengan yang sama didrama itu. Sehingga dirinya terlambat bangun dan melupakan PRnya itu.

Yuju duduk didepan meja Nara, dirinya menunggu Nara mengeluarkan bukunya dengan tidak sabaran. Setelah mengeluarkan bukunya Yuju langsung saja merampas buku itu tanpa memberi Nara napas sejenak. Nara hanya menggelengkan kepalanya melihat Yuju yang asik menulis dengan cepat.

"Gak ada kamu kayaknya gak seru." Gumam Nara yang didengar Yuju didepannya.

Yuju menatap Nara sebentar lalu melanjutkan memindahkan jawaban Nara ke bukunya. "Iya ya, kamu kan bareng geng itu mulu kalau lagi latihan. Tapi mereka biasa-biasa aja ke kamu gak ada kata-kata mengejek." Heran Yuju.

Nara menghela napasnya jengah. "Bukan mereka tapi Jungkook, dia yang lebih sering nyuruh aku apapun itu."

"Sekarang juga dia bawa Hina ke ruang eskul dan pacarnya itu selalu gak suka sama kamu. Kemarin aja kamu masih disuruh kan walaupun aku udah bilang jangan nyuruh kamu lagi?"

"Aku juga bingung, semenjak mereka pacaran mereka gak nyuruh aku lagi."

Yuju menggeram kesal dengan Nara, temannya ini polos atau pura-pura gak tau? Jelas-jelas karena dirinya mereka gak nyuruh atau ganggu Nara lagi. "Sejak kapan mereka gak ganggu kamu karena pacaran? Mereka itu takut sama aku, liat aja kamu gak disuruh lagi sama mereka kan?"

"Iya juga, tapi kemarin Hina masih nyuruh aku walaupun kamu udah larang. Mungkin emang beneran karena mereka pacaran gak ganggu aku lagi, tapi kenapa?" Nara memikirkan kemungkinan yang membuat dua sejoli itu tidak mengganggunya lagi.

Yuju mengetuk pulpennya ke kepala Nara membuat si empu mengaduh kesakitan. "Jangan dipikirin orang kayak gitu gak baik. Gak ada gunanya kamu mikirin dia, mending move on sama yang lain jangan sama anak geng itu."

Nara menjatuhkan kepalanya diatas meja. "Udah aku coba gak bisa, hati ini sudah terlanjur berhenti disitu gak bisa berpindah lagi." Nara menyentuh dadanya, menyebut dan mendengar kata Jungkook membuat jantungnya berdetak cepat.

"Emang ya, orang jatuh cinta lebaynya gak ketulungan. Kemana-mana ditatap dan dibayangin tapi gak pernah ngerasain." Yuju tertawa terpingkal-pingkal dengan ucapan terakhirnya, entah kenapa dirinya bisa berbicara seperti itu.

Nara mengangkat kepalanya menatap Yuju sebal. "Emang kamu belum pernah ngerasain? ... ha! Jangan-jangan-"

"Hush! Enggaklah aku masih normal, bukan enggak pernah tapi masih belum ada yang berhasil masuk ke dalam hati aku." 'Kecuali anak kecil yang waktu itu Eomma ceritain, entah dia masih hidup dan masih tinggal dinegara ini. Tapi aku berharap bisa bertemu dengannya kembali.'

Nara melambaikan tangannya didepan wajah Yuju yang terdiam sedu. Berkali-kali Nara memanggilnya Yuju masih setia dengan posisinya. Dengan cepat Nara menepuk bahu Yuju, hingga tersentak. "Buruan, dikit lagi mau bel." Peringat Nara.

"Oh iya." Yuju kembali mencatat PR Nara dibukunya. Saat asik menulis Yuju merasakan disampingnya ada seseorang, dengan perlahan ia menengok ke samping. Terdapat satu biji orang yang tengah tersenyum lebar kepadanya dengan kedua tangan dibawah dagu seperti cherrybelle, yang diletakkan diatas meja sehingga badannya membungkuk.

"Ngapain?" Tanya Yuju sinis pada orang itu.

Orang didepannya menegakkan badannya, ia menghela napasnya terlebih dahulu sebelum memulai. "Aku kagum deh sama kamu, Yuju. Jin Hyung itu gak pernah marah sehebat ini, biasanya marah cuman natep orang dengan tajam." Ucap Taehyung dengan mata yang tajam seperti Jin. "Dari awal aku itu udah duga, kalau kamu bisa bikin Jin Hyung jadi orang yang gak dingin lagi. Mulai dari dia natep kamu, merhatiin kamu, dan bahkan kalian dance berduaan diruang latihan kan? Pokoknya aku gak salah." Girang Taehyung.

"Trus apa hubungannya sama aku?" Tanya Yuju.

#=#

Si Taehyung demen bener yak liat Jin marah wkwkwk

Maaf ya pasti nunggu lama cerita The Dance Jinju 😔 tapi aku pastiin ceritanya dibikin ampe tamat kok 😁 jadi Jan bosan nunggu ya

Bye bye 👋

___
Hyung : panggilan anak laki-laki kepada kakak laki-laki

Publikasi
31 Desember 2021

The Dance Jinju (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang