51. Pengakuan Jungkook

11 4 0
                                    

"Kenapa aku pacaran? Karena kamu lebih perhatiin Nara daripada aku. Sakit, saat orang yang kita cinta mandang orang lain dan kamu juga milik aku, tapi apa yang kamu lakuin udah bikin hati aku sakit. Aku udah gak kuat lagi mertahanin hubungan ini, awalnya aku sabar tapi makin kesini kamu malah sering merhatiin dia."

Nara terkejut dengan ucapan Hina, jadi selama ini Jungkook sering memperhatikanya. Lalu kenapa kemarin Jungkook bilang tidak mencintainya?

"Emang dari awal hubungan kita gak berjalan baik, aku ngehargain kamu yang udah lama nembak aku."

"Jadi kamu pacaran sama aku bukan karena cinta? Karena kamu kasihan sama aku dan saat kita udah pacaran kamu malah jadi cinta sama dia?!" Tanya Hina.

"Iya, awalnya aku masih belum tau kalau aku suka sama Nara. Tapi setelah jadi pacar kamu, aku jadi tau kalau aku butuh Nara daripada kamu."

"Kalau kamu suka, kenapa kemarin kamu nolak saat Nara bilang kamu cinta sama dia?" Tanya Hina.

Jungkook menatap Hina tajam, dari mana dia tau. "Kau tau?"

"Apa yang gak aku tau, hah? Aku tau semuanya jadi jangan pura-pura kau seolah gak ada pertemuan dengan cewek itu." Hina menatap Jungkook didepannya. Dirinya sudah berlinang air mata, tapi tatapannya menghunus tajam. "Kau mau kita putus? Oke, hari ini kita putus. Aku gak akan ngejar-ngejar kamu lagi karena kamu udah bikin hati aku sakit."

Jungkook menatap Hina yang sudah pergi, ia senang Hina tidak ada lagi disisinya. Tapi ia sakit hati saat tau Hina sudah berpacaran dengan orang lain. Senang dan sedih bercampur menjadi satu, bebannya sudah terlepas walau agak menyakitkan.

"Jungkook."

Ia mencari orang yang telah memanggilnya dan pandangannya jatuh pada Nara yang menatapnya. Entah tatapan sedih atau senang, ia tidak perduli jika Nara mendengar semuanya karena itu adalah isi hati yang selama ini ia pendam.

Nara berjalan mendekati Jungkook dengan perlahan-lahan mengingat kakinya masih sakit. Jungkook menatap kaki Nara yang terbalut perban, seketika rasa bersalah muncul saat dirinya mengabaikan Nara yang sedang kesakitan tanpa berniat menolongnya.

"Mian." Ucap Jungkook saat Nara sudah didepannya.

"Maaf kenapa?"

"Maaf waktu itu aku gak nolongin kamu saat diruang ekskul." Sesal Jungkook.

"Gak papa, kamu sama Hina putus?" Tanya Nara lirih.

"Hem ... Karena aku cinta sama kamu, saat pacaran sama Hina aku jadi tahu. Hati aku ini untuk siapa dan hati aku ini cuman cinta sama kamu. Maaf untuk sebelumnya, aku udah bikin kamu kesiksa tapi bukan itu maksudku. Aku kayak gitu supaya kamu ada didekat aku terus, tapi Hina dari dulu selalu ngejar-ngejar aku. Jadi terpaksa aku terima agar dia berhenti buat ngejar aku lagi ... " Jelas Jungkook dengan menatap mata Nara tanpa berkedip supaya Nara tahu kalau ia tulus mencintainya.

"Tapi kasihan Hina." Balas Nara.

"Kenapa? Dia pantas dapat itu, Hina udah ganggu kamu padahal dia udah janji gak bakal ganggu kamu lagi."

"Hina emang udah gak ganggu aku, tapi kamu malah natap wanita lain disaat kamu lagi pacaran sama Hina. Terlebih wanita itu adalah aku." Nara senang Jungkook mencintainya tapi yang ia tak suka, dia melirik wanita lain saat sedang pacaran. Itu sama saja dia sedang berselingkuh lewat mata.

"Aku gak ngerti, tapi harusnya kamu senangkan? Jadi apa salah aku?"

"Ngelirik wanita lain itu sama aja kamu selingkuh." Jelas Nara membuat Jungkook mengerti.

"Jadi kamu nganggap aku selingkuh cuman karena natap kamu doang?"

"Ne."

"Lalu apa yang harus aku lakuin? Aku sama Hina udah putus, aku ingin kamu nerima cinta aku." Jungkook meraih tangan Nara yang kosong, digenggamnya tangan itu lalu menatap mata Nara yang terlihat teduh.

"Kamu nembak aku?" Tanya Nara mendengar ucapan Jungkook yang seperti menyuruh dirinya agar menerima cintanya. Yang benar saja, ia berusaha membuat Jungkook mencintainya selama berbulan-bulan setelah Jungkook mencintainya. Dia malah seperti memaksa dirinya untuk segera membalas cintanya tidak sampai satu menit.

"Eo, kamu cinta sama aku kan? Aku mau kita pacaran."

"Maaf bukannya aku gak mau, tapi kamu harus minta maaf terlebih dulu sama Hina."

"Kenapa? Gak usahlah minta maaf, ngapain? Kan aku sama dia udah putus."

"Aku tahu, tapi kamu yang udah bikin Hina sakit hati. Makanya dia cari cowok lain. Aku mohon." Pinta Nara.

"Kalau aku gak mau?"

Nara melepas lembut genggaman Jungkook padanya lalu mengalihkan pandangan agar tidak selalu menatap tatapan memohon dari pria didepannya. "Aku bakal tunggu sampai kamu meminta maaf sama Hina."

Setelah mengatakan seperti itu, Nara melangkahkan kakinya tidak ingin disini lebih lama. Melihat Nara yang kesusahan berjalan karena terburu-buru, tapi Dimata Jungkook Nara masih berjalan lambat. Ia melangkahkan kakinya lalu meraih tangan Nara kembali.

"Nara." Panggilnya.

"Maaf Kook, Nara lagi gak mau ingin diganggu." Yuju yang melihat itu semua dari tadi berusaha melepas pegangan Jungkook pada Nara dan pergi bersama tanpa menghiraukan pria dibelakangnya.

Setelah melihat Yuju dan Nara pergi Jungkook berteriak keras berusaha meluapkan emosinya. Siswa yang sedang lewat terdiam menatap Jungkook yang tiba-tiba berteriak tak jelas.

"Kenapa liat-liat hah? Kalian mau ketawa? Ketawa aja! Ketawa sepuas kalian!"

Beberapa yang melihat Jungkook seperti itu merasa aneh. Cowok yang biasanya terlihat ceria itu seketika menjadi galau hanya dengan satu perempuan. Orang-orang yang melihat Jungkook hanya menggelengkan kepalanya, beberapa fansnya yang melihatnya memilih pergi tanpa mau mendapat masalah dari salah satu anggota Bangtan.

Taehyung yang lewat melihat Jungkook seperti menahan marah menepuk pundak Jungkook. "Wae?" Tanyanya.

Dengan sekali hentakan, Jungkook melepas tangan Taehyung dari pundaknya. Dirinya menatap Taehyung tajam, "kau tidak tahu apapun mending diam aja."

Setelah itu Jungkook pergi membuat Taehyung heran dengan sikapnya hari ini, ia mengindikkan bahunya tidak peduli mungkin memang hari ini Jungkook sedang tidak baik-baik saja.

Ditoilet perempuan, Yuju menemani Nara yang menangis kencang disalah satu bilik toilet, pintunya tidak ditutup karena ada yuju yang menghalangi pintu. Dirinya sudah mencoba menghentikan tangisannya tetapi Nara tetap menangis, tidak peduli orang-orang yang selalu datang menatapnya aneh.

"Aduh, Nara udah dong mau sampai kapan nangis terus? Kita udah ngelewatin satu pelajaran loh."

"Huuuaaaaaaa, kamu gak dukung banget sih jadi temen!"

"Gak dukung gimana? Dari tadi kamu ngomong dukung-dukung, kan aku jadi bingung. Aku dukung kamu tapi gak gini caranya, ayo kekelas jangan nangis lagi sekalian cuci mukanya." Nara hanya berdehem mendengar ucapan Yuju.













#=#

Agak bosen gak sih ceritanya? Tapi gak papa aku tetep lanjutin 😉

Vote dan komen 😁



Publikasi
30 Juni 2022

The Dance Jinju (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang