33. Terlalu Malas

18 5 0
                                    

Dikantin yang sepi ada dua anak laki-laki yang duduk dimeja. Padahal sekolah sedang melangsungkan kegiatan belajar mengajar. Tapi, dua orang itu malah terlihat santai duduk dikantin. Salah satu dari mereka berjalan ke mesin minuman dan mengambil minuman dengan memasukkan uang ke depan mesin. Setelah minuman yang ia pilih jatuh ke bawah, laki-laki itu mengambil dan membuka tutupnya lalu berjalan ke tempat duduknya semula.

Dimana terdapat satu orang yang masih asik menundukkan kepala diatas meja. Laki-laki itu menghembuskan napasnya kasar melihat temannya masih dalam posisinya tanpa bergerak sedikitpun. Ia tahu apa penyebab temannya itu murung sejak kemarin dan belum ada yang bisa membuat temannya itu baikan. Malah temannya itu mengeluarkan salah satu anggota eskul yang dia pilih dan dikeluarkan olehnya sendiri juga.

"Pikirin apa sih Hyung? Kan Hyung udah keluarin Yuju, apa kalung itu yang Hyung pikirin?" Tanya Taehyung. Dirinya tahu Jin tidak tidur, dirinya hanya mencoba menenangkan pikiran yang sudah kusut sejak kemarin. Jin biasanya tidak akan mengikuti pelajaran jika dirinya sedang dalam pikiran yang buruk. Pernah Taehyung bertanya dan jawabannya agar emosinya tidak meledak saat guru mengajar nanti. Jin tipe yang mudah emosi makanya dirinya menjadi diam bukan tanpa sebab.

"Entah, pikiranku lagi kacau. Jangan ajak ngomong aku." Jawab Jin tanpa mengubah posisinya.

Taehyung tidak bersuara lagi, dirinya meminum minumannya dan menunggu waktu berjalan selama lima menit setelah itu ia akan kembali ke kelas. Ia menghela napasnya kasar lalu memandang seluruh kantin yang sepi. Biasanya dua orang itu akan kabur dari guru yang sedang mengajar dan hari ini mereka tidak keluar sama sekali. Suasana terasa sepi, kemarin Jin yang tidak keluar dan sekarang dua orang itu yang tidak keluar dari kelasnya.

Taehyung menatap jam ditangannya, satu menit lagi kuis akan dimulai. Kursi berdecit bersamaan dirinya bangun dari duduknya. Taehyung menepuk bahu Jin dua kali. "Aku mau ke kelas ada kuis yang gak bisa aku lewati." Setelah itu Taehyung pergi dari kantin.

Jin yang masih setia dengan posisinya mulai mengangkat kepalanya yang terasa pegal. Dirinya menatap sekitar yang sepi hanya beberapa orang yang sibuk membuat makanan untuk para siswa yang kelaparan sehabis jam pelajaran nanti. Jin berdiri dari duduknya dan berjalan kearah lapangan yang terbuka lebar didepan sekolah.

Tak sengaja matanya menatap Yuju yang asik bermain dengan seekor kucing kecil dengan senang mengangkat tinggi ekornya dan suara yang terdengar imut ditelinga. Jin hanya menatap Yuju dengan datar, semenjak gadis itu memenangkan perlombaan dengan meraih juara dua. Ia tidak menyukainya lagi.

Semua pencapaian yang ia capai sejak masuk sekolah ini hancur hanya seorang gadis sepertinya. Hanya karena dia, eskul yang ia bimbing untuk selalu juara satu hanya berhenti sampai sini.

Tak ingin lama menatap Yuju, Jin pergi dari lapangan dan memasuki kelasnya tanpa guru yang mengajar. Karena pelajaran sudah berganti, guru yang mengajar pelajaran selanjutnya belum memasuki kelas. Dirinya duduk dibangkunya lalu meletakkan kepalanya diatas meja. Untung saja ia duduk dipaling belakang dipojok kelas, dirinya tidak akan ketahuan bila tidur dikelas.

Jin terus berposisi seperti itu sampai pulang. Saat istirahat, ketiga sahabatnya sudah menyuruh dirinya untuk pergi ke kantin bersama, tapi Jin tidak ingin kekantin. Dirinya hanya ingin berdiam diri dikelas, terpaksa ketiga orang itu pergi tanpa Jin.

Kelas sudah usai, dirinya mengambil tasnya yang berada disamping meja disampirkan dipundaknya. Dirinya berjalan keluar kelas, turun melewati tangga dan berhenti dikelas Taehyung yang asik membereskan buku. Kelas sudah usai sejak 20 menit yang lalu, dikelas Taehyung sudah tidak ada orang. Kecuali satu tas yang dekat dengan Taehyung beberapa meja darinya. Jin kenal dengan tas itu. Itu milik Yuju, anggota yang dirinya keluarkan dari eskul dance.

"Wae Hyung?" Tanya Taehyung menatap Jin yang tengah memperhatikan tas Yuju.

"Dia gak pulang?" Tanya Jin, entah kenapa kata itu tiba-tiba terucap.

"Oh, itu dia lagi dipanggil guru. Katanya sih buat bahas tentang eskul yang akan dia masukin nanti."

Eskul? Dia akan pindah? Bukannya semua eskul sedang penuh? Hanya eskulnya saja yang masih bisa menerima seorang siswa disana. Jin menghembuskan napasnya kasar lalu menatap Taheyung.

"Yuk pulang." Ajaknya.

Mereka pulang, tak lama Yuju memasuki kelas dengan hembusan napas yang kasar. Dirinya duduk dibangkunya, melipat tangan, dan meletakkan kepalanya diatas lipatan tangan.

Dirinya udah berusaha untuk masuk ke sebuah eskul, tapi semuanya sudah penuh. Memang dari awal dirinya sudah tahu, tapi kalau belum dicoba gak akan tahukan?

Ia sudah membujuk para guru untuk menerima seorang siswa tanpa eskul ini ke salah satu eskul yang ada disekolah. Tetapi semua guru menolak, bahkan ketua eskul juga menolak dirinya karena alasan sudah penuh.

Yuju mengangkat kepalanya lalu berdiri mengambil tas dan disampirkan dibahu kirinya. "Gak bisa, udah penuh cari eskul lain aja ya."

"Udah penuh gak ada ruang yang cukup buat nampung satu anggota aja."

"Udah cukup, dari awal emang anggotanya segini."

"Bukannya kamu masuk eskul dance? Kenapa gak masuk lagi?" Gumam Yuju meniru bicara para ketua eskul yang ia jumpai. "Emang ruang eskul cuman disitu aja? Kan bisa diluar! Cuman nerima anggota satu aja ribetnya minta ampun! Masuk eskul dance? Huh! Tuh orang mau aku mati ditangan Jin! Kalau gak tau diem aja jangan sok tahu." Dumel Yuju sembari keluar kelas yang mulai sepi.

Dirinya tidak terima, disekolah ini ia terasa direndahkan. Cuman karena sudah penuh, semua orang seakan tidak mau menerimanya jadi anggota. Kalau ditanya guru sudah pasti Yuju akan mengatakan yang sebenarnya.

"Hah! Dari awal emang berat aku pindah tapi apa daya kalau Appa udah kasih perintah." Yuju kangen dengan sekolah lamanya disebuah desa yang tenteram dan damai tidak seperti diseoul. Ingin rasanya kembali ke masa dulu sebelum dirinya masuk ke sekolah ini.

"Eomma aku mau sekolah yang dulu! Huaaa gak ada temen aku disini." Tangis Yuju tanpa mengeluarkan air mata. "Aku mau sama Yeonyeon ganteng, gyeongjin, shinla, Yuna. Huuuuu."

Bruk!

"Aduh." Pekik Yuju saat seseorang menabraknya dari arah samping. Yuju menatap kesal orang itu, tak berapa lama dirinya merubah wajahnya melihat siapa yang ada dihadapannya. Sedangkan orang didepan Yuju hanya tersenyum menyebalkan dengan wajah yang percaya diri bahwa dirinya lebih cantik dari Yuju.

Ia tahu sebab tatapan orang itu terlihat seperti meremehkan dirinya. Entah apa yang membuat orang itu membencinya.

"Jina?" Gumam Yuju.





#=#

Gimana part ini? Seru gak?

Vote dan komen

___
Hyung : panggilan anak laki-laki kepada kakak laki-laki
Wae : kenapa
Eomma : ibu


Publikasi
15 January 2022

The Dance Jinju (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang