32: Teman Baik

1K 140 19
                                    

Ketika Mix sampai di rumah, bibinya sudah menyediakan makanan. Mix melihat di sofa ada satu kantong plastik dan bibinya berkata:" Ini adalah pakaian Pak Win kemarin. Sudah dicuci dan disetrika. Tuan bisa membawanya langsung kepada Pak Win besok. Ini adalah dompet yang bapa suruh cari barusan."

Di sebelah bajunya ada dompet Bright yang Win pesan untuk bawa besok. Mix mendengus dan memakan makanannya dengan perlahan.

Bibiknya berkata: "Kalau begitu kamu makan dulu. Kamu bisa biarkan saja, biar saya yang bersihkan besok pagi. Saya pulang dulu pak."

Mix: "Ok bik, hati hati di jalan ya."

"Iya pak."

Begitu pintu terbuka dan tertutup lagi, hanya Mix yang ada di rumah itu. Perasaan tenang yang tiba-tiba di sekelilingnya meredakan saraf Mix yang tegang. Otak yang telah seharian mengandalkan kopi mulai mengantuk, dan dia tidak sabar untuk makan sambil memejamkan mata.

Ketika dia akhirnya selesai makan dan mengganti piyamanya setelah mandi, Mix tidak sabar untuk melompat ke tempat tidur dan berguling-guling. Dia membiarkan dirinya dikelilingi oleh bantal yang lembut, dan dia sedia untuk tidur dengan nyaman.

Win di sisi lain tidak seberuntung itu. Ketika dia hendak tidur, teleponnya tiba-tiba berdering. Dia melihat nama orang yang menelponnya dan menyesal memberinya nomor telepon. Jika dia tahu waktu istirahatnya akan diganggu, dia tidak akan memberinya. Seharusnya aku berinya nomor telepon Mix....

Win menjawab telepon dengan suara yang sebal: "Halo? Saya Win Metawin, ada apa yang bisa dibantu Pak Bright?"

Bright: "Saya ingin bertanya kepada Pak Win, bagaimana rencana Pak Mix untuk mengatur kerja sama kita?"

Win meletakkan telepon di sebelah bantal dan menutup matanya. Dia berkata dengan santai, "Sepertinya Pak Bright punya ide lagi lagi?"

Bright: "Memang, tetapi rencana saya membutuhkan kerja sama Pak Mix supaya bisa diselesaikan. Jadi saya harap anda dapat menginformasikan ke Pak Mix supaya bisa meluangkan waktu untuk berbicara dengan saya secara langsung."

Win:"Oh...."

Bright: "Kapan Pak Mix punya waktu?"

Win: "Besok dia punya waktu..."

Bright: "Apakah tidak apa-apa kalau di pagi hari?"

Win: "Sepertinya bisa ..."

Bright: "Lalu jam berapa yang nyaman bagi kalian?"

Win: "..."

Bright: "Pak Win ? Win? Helo?"

Telepon itu sunyi, hanya suara napas yang terdengar. Jelas Win sudah tertidur dan tidak bisa memberinya respons apa pun. Bright berteriak beberapa kali untuk melihat apakah pihak lain sedang tidur, dan hanya bisa menutup teleponnya tanpa daya. Dia juga mengirim pesan ke Win tentang kunjungannya jam 10 besok pagi. Dia khawatir Win tidak akan ingat apa apa ketika dia bangun, jadi dia mengirim pesan sebagai langkah berjaga jaga.

Tapi ... Win benar-benar tertidur saat berbicara di telepon, betapa lelahnya dia ... Entah kenapa Bright merasa sedikit lucu. Dia melihat kontrak yang dia letakkan di tangannya dan berkata kepada asistennya: "Kosongkan waktu untukku besok pagi. Aku akan pergi ke Grup Wongratch untuk bernegosiasi secara langsung besok."

Asisten:" Baik Pak."

Malam itu, Win tidur dengan nyenyak.

Ternyata tindakan Bright mengirim pesan adalah tepat karena setelah Win bangun dia sama sekali tidak ingat bahwa dia pernah menjawab telepon. Jika bukan karena dia bermain HP saat menyikat gigi, dia benar benar akan lupa. Selepas menginformasikan hal ini ke Mix, dia berpikir apa yang mungkin dibicarakan oleh Bright.

Aku Hanya Mau Jadi Kentang! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang