40: Bubur Ayam

935 114 31
                                    

Gigie menangis sendirian di rumah sepanjang malam. Dia ingin menelpon Bright, tetapi Bright tidak dapat dihubungi. Gigie melihat log panggilannya berkali kali. Dia merasa sangat tidak berdaya untuk pertama kalinya.

Pada saat ini, hatinya putus asa dan dia menyesal. Gigie bahkan mulai merenungkan apakah semua tindakan dan pilihannya sebelum ini adalah benar. Jika itu salah, dia awalnya punya harapan dan dia tidak pernah memikirkan situasi ini akan terjadi. Tapi jika pilihan ini benar, kenapa dia menjadi seperti ini ... Kenapa dia menjadi sendirian pada akhirnya...

Gigie memegang kepalanya, dan dengan keras bersaing di dalam hatinya untuk memilih pilihan yang lebih penting dalam hidupnya-Anaknya!

Dia tidak sanggup menggugurkan janinnya! Tapi jika dia berkeras mau anak ini, hidupnya bakal menjadi lebih sulit.

Ibu selalunya mempunyai keterikatan emosional yang lebih besar ketika hamil anak pertama. Gigie tidak sanggup untuk menggugurkannya, tetapi pada saat yang sama dia khawatir jika dia mempertahankan janin ini, dia tidak bisa memberinya kehidupan yang lebih baik.

Setelah duduk sepanjang malam, Gigie tidak bisa tidur sama sekali. Bahkan dia memaksa dirinya untuk bersarapan. Setelah dia mendapatkan kembali tenaganya, Mix adalah orang pertama yang Gigie cari!

Keluarganya tidak pernah menjadi surganya, tetapi lebih seperti neraka yang mengikatnya. Gigie pasti tidak akan kembali dan memberitahu keluarganya.

Dan Bright ... awalnya Gigie ingin menjadi yang pertama memberitahunya, tapi Bright benar-benar mengecewakan dia. Bahkan Gigie tidak ingin melihatnya sekarang.

Jadi dia hanya punya Kak Mix. Kak Mix yang selalu mendukungnya sejak kecil! Bahkan jika dia tidak ingin melihat dirinya sekarang, itu hanya karena mulutnya yang kejam dan Win yang membuat ulah. Kak Mix pasti akan membantunya!

Dengan kepercayaan diri ini, Gigie menaiki taksi dan langsung ke kediaman Mix.

Gigie mengangkat kepalanya dan melihat ke jendela apartemen Mix. Sebelum dia mengambil langkah pertama, dia melihat bayangan besar tiba-tiba menutupi sinar matahari yang ada di atas kepalanya. Seperti binatang buas yang menunggu kesempatan untuk memangsa, aura berbahaya itu sudah cukup untuk memberitahu Gigie siapa orang itu.

Gigie menoleh dan menatap matanya yang sangat dingin. Ketika orang itu memindai wajahnya dengan rasa ingin tahu, matanya seperti belati dingin yang perlahan menelusuri kulit Gigie. Ini menyebabkan Gigie gemetar:"Kamu.....Pak Earth...."

Earth mengingat aturan berteman baik yang dicatatnya di dalam hati dan menatapnya dengan sangat waspada: "Mengapa kamu ada di sini?"

Gigie menggigit bibirnya: "Saya, saya tidak ketemu Kak Mix kemarin. Jadi saya ingin berbicara dengannya hari ini."

Earth terus bertanya: "Ada apa?"

Mata Gigie menghindarinya: "Urusan pribadiku."

Earth segera mengerutkan keningnya dan berkata dengan tidak sabar, "Sebaiknya kamu mengatakannya sendiri! Jangan sampai saya sendiri yang selidiki hal ini. Proses yang berbeda ending kamu juga akan berbeda."

Gigie segera meremas ranselnya dan mundur dua langkah: "Apakah Pak Earth selalu harus tahu urusan pribadiku?"

Earth hanya menatapnya dengan tenang, seolah menunggu pilihannya.


Gigie menggertakkan giginya: "Aku hamil!"

Wajah Earth yang jarang punya ekspresi menjadi kaget: "Anak itu milik Mix ?!"

"Tidak, tidak, tentu saja tidak! "Gigie malah menjadi lebih ketakutan, gagap, malu dan cemas:"Aku... Aku tidak pernah.. dengannya. Ini... anak... anak Bright....!"

Aku Hanya Mau Jadi Kentang! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang