84: Pesanan

674 82 7
                                    

Bright mendiamkan diri untuk beberapa detik. Kemudian dia menghubungi orang bawahannya. Pertama, dia mengatur Gigie untuk tinggal di rumah sakit swasta untuk memulihkan kondisi mentalnya. Kemudian dia memberi tahu keluarga Chivaaree yang anak itu telah ditemukan. Setelah waktu yang lama, dia ingat bahwa dia lagi berada di rumah orang lain. Dia berbalik dan berkata: "Saya udah membuang waktu kalian, saya benar-benar minta maaf, saya sudah memberi tahu keluargaku. Saya akan pergi segera setelah mereka tiba."

Tiba-tiba Bright menatap Win yang lagi menggendong Arthit dan berkata dengan lembut, "Terima kasih."

Win: "Aku tidak melakukan apa pun."

Bright berkata: "Saya percaya kalau bukan karena kamu, anak itu pasti akan disakiti. Sebagai ayah dari anak itu, saya berterima kasih kepada kamu Win."

Win sedikit terkejut dan tersenyum: "Sepertinya kamu sangat menyukai anak ini."

"Dia darah dagingku. Aku harus mengambil tanggung jawab ini. Anak itu tidak bersalah." Setelah mengatakan ini, dia menatap wajah Win untuk melihat perubahan ekspresinya. Win tidak melihatnya karna dia lagi sibuk bermain dengan Arthit yang ada di pangkuannya.

Bright tidak tinggal terlalu lama. Ketika keluarga Chivaaree tiba, dia bergegas pergi bersama Gigie dan anak itu. Ketika Win memberikan anak itu ke Bright, Arthit tiba-tiba memegang jari telunjuk Win dengan tangan kecilnya.

 Ketika Win memberikan anak itu ke Bright, Arthit tiba-tiba memegang jari telunjuk Win dengan tangan kecilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Win mencoba melepaskan tangannya, Arthit tiba-tiba menangis. Bright dan Win menjadi panik karna Arthit tiba-tiba menangis.

Win menenangkan Arthit yang lagi dipangku Bright:" Aduh, Aduh....shhhtt shtttt shtttt, jangan nangis, jangan nangis!"

Melihat Arthit tidak berhenti menangis, Win mengambil anak itu dari tangan Bright. Beberapa detik kemudian, Arthit berhenti menangis dan tidur di pangkuannya.

Njir! Gimana nih!

Bright:"Gini aja, kamu ikut aku ke tempat parkir dan setelah dia diletakkan di kursi bayi, kamu bisa pergi. Gimana?"

Bright menatapnya dengan penuh harapan.

Win:" Yah, harus gimana lagi? Hanya bisa kek gitu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Hanya Mau Jadi Kentang! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang