"chagia..." (panggil June lembut)
(diam)
"chagi.. Jawab aku..."
(diam)
Sejak tadi kamu hanya diam dan terus mengobati luka June.
June memanggilmu berkali-kali tapi kamu tidak menjawab sedikitpun. Kamu hanya diam dan terus mengobati luka June.(menahan tanganmu) "chagi lihat aku..."
(menatap June)
"hey.. Aku baik-baik saja.. Berhentilah menangis.."
"jeball.. Aku mohon, June.. Ayo kita ke rumah sakit.." (ucapmu mulai terisak)
"aku baik-baik saja.. Sungguh.. Bukankah kau sedang mengobati lukaku?"
"June..."
"aku tidak bisa ke rumah sakit.. Jika ada yang melihatku seperti ini, akan berbahaya.."
"lalu aku harus apa!? Membiarkanmu terluka seperti ini!? Aku mohon June.."
Kamu benar-benar tidak bisa menahan rasa bersalah dihatimu sekarang. Kamu terus menangis saat mengobati luka June.
June yang tau jika kamu merasa bersalah, mencoba menenangkanmu tapi hasilnya nihil. Kamu terus membujuk June untuk ke rumah sakit tapi tetap saja June menolak dan itu membuatmu frustasi.
"aku mohon, June.. Lukamu harus diobati di rumah sakit.. Setidaknya biarkan aku memanggil dokter untuk mengobatimu..." (ucapmu kembali terisak)
Kamu tertunduk dan menangis sejadi-jadinya sekarang.
"arra.. Keundae aku juga ingin kau memeriksakan keadaanmu.. Aku tau kau terluka.."
(menatap June)
"eotte?"
SKIP
"bagaimana keadaannya dok?",- Hyun Jae
"teman kalian baik-baik saja.. Aku sudah mengobati lukanya dan membalutnya dengan perban.. Untunglah sayatannya tidak terlalu dalam jadi tidak memerlukan jahitan.."
"ah ndee.. Arraseo..",- Hyun Jae
"biarkan dia beristirahat terlebih dahulu.. Saya sudah meresepkan obat penghilang nyeri untuk berjaga-jaga jika lukanya terasa sakit.. Dia bisa meminum obat itu.."
"ndee dok.. Kamsahamnida..",- Hyun Jae
"apakah ada satu orang lagi yang akan saya periksa?"
"hm..",- Hyun Jae
"tidak ada dok.. Terimakasih sudah mau datang.." (jawabmu cepat)
"ah baiklah.. Kalau begitu saya permisi.." (berlalu dari hadapan kalian)
"bukankah June memintamu untuk di periksa?",- Hyun Jae
"tidak perlu.. Aku baik-baik saja.."
"ah kau sangat keras kepala..".- Hyun Jae
"dimana Seo Jun?"
"dia sedang pergi untuk memeriksa orang-orang tadi..",- Hyun Jae
"hm.. Arra.."
"(y/n)-ah.. Aku tau kau sangat ingin membalaskan dendammu.. Keundae June lebih membutuhkanmu.. Jadi jangan lakukan apapun.. Biarkan aku dan Seo Jun yang mengurusnya..",- Hyun Jae
"ani Hyun Jae-ya.. Dia sudah mulai menginginkan June.. Jadi apapun yang terjadi, mereka harus hancur ditanganku.."
"tapi bagaimana dengan June? Kau ingin dia terluka lebih banyak lagi? Dia terluka, itu bukan salahmu tapi dia terluka seperti itu karena melihatmu yang sedang dalam bahaya.. Jadi cobalah untuk berhenti masuk kedalam bahaya jika kau tidak ingin June terluka lebih banyak..",- Hyun Jae
Mendengar perkataan Hyun Jae, membuatmu langsung terdiam. Apa yang dikatakan Hyun Jae adalah benar. June terluka karena mencoba menyelamatkanmu dari bahaya yang kau buat.
"masuklah ke dalam.. Temani dia.. Aku dan Seo Jun yang akan mengurus sisanya..",- Hyun Jae (berlalu dari hadapanmu)
SKIP
kamu masuk ke dalam kamar dan melihat June yang tengah tertidur. Kamu berdiri dan terdiam cukup lama. Semua kejadian ini benar-benar membuatmu ketakutan dan frustasi secara bersamaan.
"kau tidak pantas menanggung ini semua.. Hanya aku yang pantas menanggungnya.." (batinmu)
********
"Hyun Jae..",- June
"June? Waeyo? Kau butuh sesuatu?",- Hyun Jae
"dimana (y/n)?",- June
"(y/n)? Bukankah dia dikamar bersamamu..",- Hyun Jae
"ani.. Dia tidak ada dikamar..",- June
June baru saja terbangun dari tidurnya karena merasa lukanya sedikit nyeri. Saat terbangun, June langsung mencarimu tapi malah tidak menemukanmu dimana-mana.
June pun langsung keluar dari kamar dan menanyakan keberadaanmu pada Hyun Jae yang tengah duduk di ruang tengah.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Tentu saja June khawatir karena kamu yang tiba-tiba tidak ada.
"Hyun Jae-ya.. Kau yakin tidak tau dia kemana?",- June
"nde?",- Hyun Jae
Hyun Jae langsung terdiam saat June kembali menanyakan keberadaanmu.
"kemana dia? Ani.. Tidak mungkin.. Jangan-jangan dia menenui Tuan Lee.." (batin Hyun Jae)
"Hyun Jae-ya??",- June
"ah.. Hmm itu.. Hm (y/n) mungkin saja pergi keluar sebentar.. Hm sepertinya tadi dokter memberimu beberapa resep obat.. Jadi mungkin dia pergi membeli obatmu.." (jawab Hyun Jae gelagapan)
"mwo? Tapi ini masih jam 4 pagi.. Kenapa dia.....",- June
"kau mencariku?" (ucap seseorang)
(menoleh) "chagia.." (June langsung menghampirimu)
"kenapa kau tidak beristirahat? Kenapa malah disini?"
"aku terbangun hm karena ini sedikit sakit tapi saat aku bangun kau malah tidak ada dimana pun..",- June
(tersenyum) "aku membeli ini.. Obatmu.." (mengangkat paper bag)
"mian aku berbohong June.." (batinmu)
"lain kali jangan menghilang seperti itu arra?",- June
"hm arraseo.. Sepertinya kau harus meminum obat ini.. Kau bilang lukanya terasa sakit bukan?"
"ndee..",- June
"kau bisa ke kamar lebih dulu.. Aku akan mengambil air dulu.."
"arraseo..",- June
Tanpa banyak tanya lagi, June langsung kembali menuju kamar dan meninggalkanmu bersama Hyun Jae.
"ternyata kau benar-benar pergi membeli obat?" (tanya Hyun Jae serius padamu)
"ndee.. Tentu saja.. Wae?"
"kau sedang tidak berbohongkan?",- Hyun Jae
(tersenyum simpul) "ani.. Aku mengatakan yang sebenarnya.."
Kamu berlalu dari hadapan Hyun Jae lalu pergi ke dapur untuk mengambil segelas air untuk June.
Saat sampai di dapur, seketika pertahananmu runtuh. Kamu mengepal tanganmu erat. Mencoba menyalurkan emosimu yang terpendam sejak tadi.
"maafkan aku berbohong padamu, June.. Maafkan aku.." (gumammu)
Pergi untuk membeli obat, bukanlah tujuan utamamu saat pergi tadi tapi yang menjadi tujuan utamamu adalah untuk pergi menemui ayahmu, Tuan Lee.
Kamu terpaksa berbohong pada semua orang. Kamu tidak ingin ada orang lebih banyak lagi, yang masuk kedalam permasalahan hidupmu, terutama June.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionY/N, seorang yeoja yang memiliki kehidupan yang berbeda dengan yeoja lainnya. hidup dan besar dalam keluarga seorang mafia terkenal membuatnya cukup disegani dan bahkan ditakuti oleh beberapa orang yang mengenal namanya dengan baik. hal itulah yang...