Semilir angin menyapu sebagian wajah Sheira yang tak tertutupi helm. Akhirnya, Sheira dapat mengendarai motor sportnya lagi.
Bibirnya berkali-kali melengkung keatas. Ia senang. Terlampau senang. Lain dari gadis kebanyakan, hobi Sheira adalah mengendarai motor di jalanan.
Ketika gadis lain lebih senang di bawah atap teduh ber-AC, Sheira lebih senang menikmati angin panas jalanan. Hanya di jalan, ia merasakan segala bebannya terangkat bebas.
Sheira memarkirkan motornya di apartment Argas. Tepatnya, disebelah motor sport hitam Argas. Sepertinya Argas sudah pulang. Baguslah, Sheira tak perlu sendirian.
Sheira melangkah santai di lobby apartment. Gadis itu naik ke lantai atas menggunakan lift.
Tak berniat bertegur sapa dengan siapapun, Sheira langsung membuka pintu apartment Argas.
Ketika berada di ruang tamu, Sheira melihat Argas sedang bermain game di ponsel.
"Assalamualaikum, ya ahli kubur." sapa Sheira setengah berteriak.
Argas mempause game yang ia mainkan. Kepala cowok itu mendongak.
"Wa'alaikumsalam, kemana aja?" Tanya Argas mengintrogasi.
Sheira tertawa mengejek, "Kenapa? Kangen ya?" Tanya Sheira kepedean.
Sheira merebahkan tubuhnya di sofa samping Argas. Gadis itu tersenyum penuh kemenangan ke arah suaminya.
"Dih, nggak." Dengus Argas lalu kembali memainkan game di ponselnya.
Sheira tertawa ringan. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Argas. Jari Argas yang tadinya lincah menari diatas layar sontak terhenti. Wajahnya berubah kaku.
"Singkirin kepala lo." Usir Argas tak berekspresi.
Sheira mendongak. Jarak wajahnya dan wajah Argas terlalu dekat. Netra hijau Argas menatap wajah Sheira lekat. Sheira tak tahu apa artinya.
"Kenapa sih? Anggap aja gue pacar dari sahabat lo yang lagi kesepian." balas Sheira santai.
"Terus gue yang jadi penikungnya?" Kecam Argas dengan nada sinis yang tak dibuat-buat.
Sheira melotot. Sesaat kemudian, gadis itu tertawa ringan.
"Iya juga ya? Kan lo emang ngerebut gue dari Arjuna."
"Nggak sudi." jawab Argas lalu berdiri begitu saja. Sontak hal itu membuat Sheira yang masih asik bersandar di bahu Argas jatuh ke bantalan sofa.
"Sialan." Umpat Sheira kesal.
Argas melangkah menuju kamarnya. Sheira memutuskan untuk mengikuti dari belakang.
"Lo ngapain ngikutin gue?" Tanya Argas jengah.
Sheira cengengesan. Gadis itu melangkah mendekati Argas dan merangkul lengannya.
"Gue tahu kalau kita nggak saling cinta tapi paling enggak, kita udah tinggal satu rumah sekarang. Gue sendiri nggak tahu apapun tentang lo. Lo nggak bisa apa kalau cerita sedikit sama gue?" Tutur Sheira panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mission
Teen Fiction[Follow Sebelum Baca] [Sequel BULLY: Undesirable] [Dilarang Plagiat! ⛔] Ketika kamu harus menikah dengan sahabat pacar kamu sendiri. Dimana kamu merasa bimbang antara memperjuangkan cinta atau mempertahankan yang sudah ada. Arfeela Sheira Zeeya, ga...