"Kenapa anda datang lagi?" Tanya Ares dingin. Suasana diantara mereka tampak tegang. Terlebih dengan Leo Anggara dan Ares yang sama-sama memiliki luka lebam di wajah.
"Niat saya baik. Sheira masih menantu saya!" Ungkap Leo membela diri.
"Cih, kemana saja kalian setahun lebih? Menelantarkan anak saya?" Tanya Ares naik pitam.
Flea mendelik tak suka mendengar ucapan menyudutkan suaminya. Ia tahu Leo Anggara bahkan Argas pasti punya alasan.
"Jangan kayak anak kecil bisa nggak? Kita udah sama-sama jadi orang tua. Bahkan, umur kita udah nggak muda lagi. Stop kekanakan!" Lerai Flea jengah. Jujur, wanita itu hanya ingin kebaikan untuk putrinya.
"Fle, aku nggak salah. Dia yang tiba-tiba dateng gitu aja." Ketus Ares membela diri.
"Ini yang aku nggak suka dari kamu, Ares. Kamu terlalu mengedepankan ego kamu. Coba kamu lihat, Sheira bahkan lebih bermurah hati dengan memaafkan pak Leo."
"Karena dia cinta sama anaknya."
Flea menggeleng, "Nggak hanya itu, tapi karena mereka juga masih ada di satu ikatan."
"Maaf, bu Flea. Saya atas nama putra saya memohon maaf jika tindakan kekanakan dia merugikan Sheira sekeluarga. Terlepas dengan Argas yang sakit, saya sadar sesadar-sadarnya jika tindakan kami tidak dapat dibenarkan." Tutur Leo Anggara menengahi perdebatan.
Bahkan, pria itu rela menurunkan harga dirinya demi mendapatkan maaf dari keluarga sang besan.
Flea mengangguk memaklumi, "Saya tahu maksud anda baik. Saya hanya menyerahkan ini pada Sheira. Jika putri saya bisa menerima Argas lagi, kenapa tidak?" Ucap Flea yang dibalas pelototan tak suka Ares.
"Nggak bisa gitu, Fle--"
Flea menggeleng, "Aku tahu kamu ingin jadi ayah yang baik tapi putri kita udah dewasa. Dia berhak menentukan." Jelas Flea membuat Ares terdiam.
Dalam hatinya, Ares membenarkan. Akhirnya, ayah dua anak itu mengalah.
"Gimana, Ra?"
Sheira mendongak akan ketertundukannya. Ia menatap satu-persatu orang yang menatapnya dalam diam.
"A-Aku cinta sama Argas. Tentu aja aku bakal nerima dia. Ayah tahu kan kalau aku selalu nungguin dia?" Ucap Sheira lalu menggigit bibirnya takut pada sang ayah.
Ares menghela nafas. Ia akhirnya mengangguk.
"Maafkan saya, pak Leo." Ucap Ares menurunkan egonya. Lelaki itu mengulurkan tangan mengajak bersalaman.
Leo Anggara menarik senyumnya keatas. Ia menyambut tangan Ares dengan senang.
"Terimakasih, saya juga meminta maaf atas semua kesalahan keluarga saya."
Senyum Sheira ikut terbit. Ia memeluk Ares erat dari samping.
"Ayah, terimakasih.. tapi sebenernya papa Leo kesini bukan cuma buat minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mission
Teen Fiction[Follow Sebelum Baca] [Sequel BULLY: Undesirable] [Dilarang Plagiat! ⛔] Ketika kamu harus menikah dengan sahabat pacar kamu sendiri. Dimana kamu merasa bimbang antara memperjuangkan cinta atau mempertahankan yang sudah ada. Arfeela Sheira Zeeya, ga...