Sheira berdiri di depan cermin. Ada banyak hal yang ingin ia lakukan sebelum berangkat ke kampus pagi ini.
Wajah gadis itu juga sudah dilapisi makeup tipis. Tak biasanya, Sheira juga memakai blush on untuk menampilkan rona kemerahan di pipinya.
Sheira menatap sekilas bayi yang tertidur pulas diatas kasurnya. Ia tersenyum kecil melihat tingkah lucu bayi itu.
"Andai lo masih bertahan, gue pengen kita punya bayi selucu ini." Gumam Sheira tanpa sadar.
Ketika sadar, gadis itu langsung menggelengkan kepalanya cepat.
Agar tak kembali larut dalam kesedihan, Sheira mengelus pipi gembul sang bayi lembut.
"Askar, mami pergi dulu, ya. Kamu jangan nyusahin oma. Mami janji bakal pulang cepat." Ucap Sheira sembari terkikik dan mengecup pipi bayi.
Setelah itu, Sheira berjalan untuk mencari sang bunda. Tampak Flea sedang sibuk mengutak-atik sesuatu di laptopnya.
"Pagi, Bun. Bunda lagi ngapain?" Sapa Sheira membuat Flea mendongak. Wanita yang kini berusia hampir setengah abad itu menyambut sang putri dengan senyuman.
"Ada klien di butik yang minta dibikinin desain blouse sama bunda langsung. Mumpung bunda lagi nggak ada kerjaan, jadi kerjain sekarang aja."
"Wah.. pasti nanti hasilnya keren banget. Imajinasi bunda kan luarr biasaa.." puji Sheira berlebihan.
"Kok malah godain bundanya. Kamu sarapan dulu gih, emang kamu mau kemana sih?"
"Nggak usah, aku mau ke papa Leo terus ke kampus, bun. Ada yang harus Ara selesain."
"Mau ngapain ke pak Leo? Jangan macem-macem lagi loh." Peringat Flea cemas.
"Kan mertua aku lagi sakit, bun. Yaa jenguklah!" Balas Sheira jengah.
"Tapi jangan ngamuk-ngamuk."
"Bunda kira aku macan apa? Nggak mungkinlah, ngapain juga aku ngamuk." Balas Sheira dengan wajah datar. Ia menekuk wajahnya dengan rasa kesal yang tak dibuat-buat.
"Duh, bunda minta maaf. Bunda cuma ngingetin kamu aja." Cicit Flea merasa bersalah.
"Iya, Ara juga tahu kalau bunda kayak gitu karena sayang sama Ara."
"Iyalah, sayang. Kamu beneran nggak makan?"
"Nanti aja di kantin kampus, bun. Ara mau berangkat sekarang. Titip Askar di kamar ya, bun."
"Oh iya, bunda lupa."
"Bunda jagain anak aku baik-baik ya. Aku marah sama bunda sebulan kalau bunda nakal." Kelakar Sheira pada sang bunda.
"Astagfirullah, nggak percayaan banget sama bundanya!" Flea menjitak pelan kening Sheira.
Sheira tertawa dan balas mengecup pipi sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mission
Teen Fiction[Follow Sebelum Baca] [Sequel BULLY: Undesirable] [Dilarang Plagiat! ⛔] Ketika kamu harus menikah dengan sahabat pacar kamu sendiri. Dimana kamu merasa bimbang antara memperjuangkan cinta atau mempertahankan yang sudah ada. Arfeela Sheira Zeeya, ga...