Sheira kikuk. Senyum lebarnya mendadak luntur. Bukan tanpa sebab, didepannya Leo Anggara dan Reynand berdiri dengan senyum lebar. Kaosnya keduanyapun senada. Ayah dan anak itu tampak kompak.
"Kok ada Reynand, pa?" Tanya Sheira sambil sesekali memastikan Argas sedang apa di dalam. Sheira hanya tak ingin terjadi keributan.
"Gue adik ipar lo, masa nggak boleh ikut makan malam sih?" Tanya balik Reynand dengan senyum manis biasanya.
"Papa sengaja biar kita makan bareng. Mama sama Revan juga lagi di depan." Timpal Leo Anggara tak kalah santai.
Sheira tersenyum kikuk, "O-Oh gitu ya, pa."
Leo Anggara terkekeh kecil, "Ini kita diluar aja nih? Nggak dibolehin masuk?" Candanya yang sebenarnya sudah mulai pegal karena berdiri.
"Eh? Ya boleh, pa. Ayo masuk. Aku takutnya ada perang dunia ketiga kalau Reynand ada." Jelas Sheira mempersilahkan sekaligus mengungkapkan kekhawatirannya.
"Aman, Shei. Gue nggak akan nyari ribut kalau mama gue ada disini." Celetuk Reynand santai. Reynand bersiul ria sambil melangkahkan kakinya masuk.
"HALLO, BROTHER!" Sapa Reynand pada Argas yang duduk di meja makan.
Argas mendongak. Sepasang matanya menatap Sheira dan Leo Anggara bergantian. Hembusan nafas jengah terdengar setelahnya.
"Katanya sendirian, ternyata bawa hewan peliharaan." Sindir Argas tanpa ingin melihat ke arah Reynand.
Sepasang mata Reynand membola. Cowok itu melempar bantal sofa yang ada didekatnya ke arah Argas.
"Eh, anak unta! Enak aja lo ngatain gue." Sahut Reynand tak terima.
Argas menarik sudut bibirnya sementara Leo Anggara memperhatikan interaksi kedua anaknya terperangah.
"Berarti papa untanya?" Tanya Leo Anggara dengan polos.
"..."
1 detik..
2 detik..
3 detik..
Tak ada yang berani bersuara. Reynand sendiri merutuki ucapannya yang keceplosan. Auto dicoret dari daftar kartu keluarga kalau gini ceritanya.
"Papaaaaa!" Suara Revan yang berlari dari arah pintu memecah kecanggungan. Suara Revan itu bak penyelamat bagi Reynand. Meskipun bocah ingusan itu kadang mengganggunya tetapi ternyata cukup berguna untuk mengalihkan perhatian.
Revan langsung melompat dan memeluk kaki papanya. Revan bermanja-manja ria disana.
"Udah beli jajannya?" Tanya Leo Anggara sembari menggendong Revan kepangkuannya.
"Udah, papa." Jawab Revan sambil memamerkan senyum.
Leo Anggara memberikan jempol pada anak bungsunya, "Revan, coba lihat nih.. masakannya enak kayaknya. Revan mau?" Tanya Leo Anggara sembari menunjuk beberapa piring makanan di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mission
Novela Juvenil[Follow Sebelum Baca] [Sequel BULLY: Undesirable] [Dilarang Plagiat! ⛔] Ketika kamu harus menikah dengan sahabat pacar kamu sendiri. Dimana kamu merasa bimbang antara memperjuangkan cinta atau mempertahankan yang sudah ada. Arfeela Sheira Zeeya, ga...