Suasana ruang rawat Leo Anggara hening. Tak ada yang bersuara. Sheira, Argas, maupun Reynand hanya saling diam. Terlebih Argas yang sepertinya tertidur karena kelelahan.
Sheira berdiri. Sheira memastikan jika Argas benar-benar tidur.
Ia kemudian menatap papa mertuanya yang masih belum sadar juga. Dan terakhir, gadis itu beralih pada Reynand yang asik memainkan ponsel.
"Rey, ada yang mau gue tanyain." kata Sheira setengah berbisik.
Sheira duduk disebelah Reynand. Reynand yang kaget langsung menggeser duduknya menjaga jarak.
"Lo ngapain deket-deket gue? Gue nggak mau jadi haremannya lo." tolak Reynand kegeeran.
Sheira mendelik. Sheira menjitak kepala cowok itu.
"Gue juga nggak mau sama lo kali." jawab Sheira ketus.
Reynand menyengir kuda. Cowok itu mengangguk-angguk.
"Terus lo ngapain?"
Sheira menggigit bibirnya ragu, "Gue-"
"Jujur, gue masih nggak percaya kalau lo masih punya pacar disaat lo udah nikah sama Argas. Apalagi pacar lo itu sahabat Argas sendiri. Gila banget sih." Komentar Reynand tiba-tiba.
"Gue nggak mau bahas ini. Ada sesuatu yang perlu gue tanyain." elak Sheira membuat Reynand menimang.
"Apa?" Tanya Reynand akhirnya.
"Apa lo nganggap Argas itu kakak lo?" Tanya Sheira mengawali.
Dahi Reynand berkerut bingung. Cowok itu mengangguk, "Sejelek apapun sifat dia, ditubuh kita mengalir darah yang sama. Dia tetep kakak tiri gue." Jawab Reynand sambil melirik ke arah Argas sekilas.
"Terus kenapa kalian tega sih sama Argas? Kalian biarin Argas tinggal sendiri. Terus, kenapa mama lo mau jadi istri kedua disaat papa Leo masih punya istri pertama?"
Reynand mendesah kesal, "Kalau itu yang lo tanyain, lo nggak jauh beda sama Argas. Kalian cuma bisa liat dari satu sisinya aja."
"Argas kecewa, Rey. Kalau kalian nggak saling bicara, Argas nggak akan tahu apa yang terjadi sebenarnya." Ucap Sheira penuh penekanan.
"Disini bukan hanya Argas yang kecewa. Gue juga kecewa. Tapi gue nggak kayak dia. Gue bisa ikhlas nerima semuanya."
Sheira menatap Argas sekilas lalu kembali beralih pada Reynand, "Lo perlu bicara sama dia."
"Gue nggak bisa." tolak Reynand cepat. Matanya sendu seperti berusaha menutupi luka.
"Kenapa?! Apa sesulit itu bicara sama kakak lo sendiri?" Tanya Sheira tak habis pikir.
"Apa lo nggak liat perilaku dia beberapa hari yang lalu? Gue udah berusaha terbuka. Gue udah berusaha terlihat kalau kita baik-baik aja. Tapi.. dia memperlakukan gue seakan gue bukan adiknya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mission
Teen Fiction[Follow Sebelum Baca] [Sequel BULLY: Undesirable] [Dilarang Plagiat! ⛔] Ketika kamu harus menikah dengan sahabat pacar kamu sendiri. Dimana kamu merasa bimbang antara memperjuangkan cinta atau mempertahankan yang sudah ada. Arfeela Sheira Zeeya, ga...