Mission 36 - Lenyap

33 6 8
                                    

Sekolah sudah masuk seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekolah sudah masuk seperti biasanya. Tetapi, semuanya tak lagi sama bagi Sheira.

Hari ini adalah ulangan penilaian akhir semester 2 dan Sheira masih terlalu sibuk dengan pikiran penatnya.

Ia duduk di kursi koridor sendirian. Tangannya memegang buku yang disimpan diatas paha. Tetapi, matanya justru menatap ke arah yang berbeda.

"Shei, ngelamun aja lo!" Sapa Becca membuat Sheira tersentak.

"Ada apa sih? Lo boleh cerita sama gue." Tanya Becca menyadari Sheira tak seperti biasanya.

Sheira menundukkan kepala, ia enggan menjawab.

"Shei, setidaknya lo harus luapin beban yang lo pegang. Gue nggak mau lo nanti nggak konsen waktu ujian." Nasehat Becca yang tampak cemas.

Setelah Becca mengatakan itu, barulah Sheira menoleh.

"Gue bingung harus cerita darimana, Bec." Tutur Sheira parau.

Lingkar matanya sembab dan terlihat menghitam, jelas menandakan jika Sheira menangis semalaman.

"Gue tahu lo kuat, tapi lo nggak selamanya bisa sembunyi di kekuatan lo."

"Hmm, thanks, Bec."

Becca tersenyum, "Kalau lo nggak bisa cerita ke gue nggak masalah, lo bisa cerita ke siapapun yang lo percaya. Asal.. jangan dipendam sendirian ya?"

Kring!!!

Bel masuk sekolah berbunyi nyaring. Sheira segera berdiri dan meraih tangan Becca.

"Gue bakal cerita kalau lo bisa dapet nilai 100 di ujian matematika." Kata Sheira sembari menghias senyum palsunya.

"Mau gue ngerjain sambil salto terus kayang, gue nggak bisa dapet 100, Sheiii.." pekiknya memelas.

Sheira mengedikkan bahu, "Whatever." Acuhnya lalu melenggang santai masuk ke ruang ujian.

•••

Suasana kelas yang hening ini begitu terasa aneh bagi Sheira. Tetapi, tak mungkin pula Sheira membuat keributan. Dihadapannya, 40 soal matematika menanti untuk segera dijawab.

Teman-temannya sudah mulai grusak-grusuk mencari jawaban.

Sheira sendiri menggaruk tengkuknya cemas, "Soal no 1 aja gue nggak bisa, anjir." Cicit Sheira pada dirinya.

Jika berada di situasi seperti ini, ia selalu menyesal karena tak sepintar bundanya.

Sheira melirik ke seisi kelas. Ia berdecak kala tak menemukan apa yang ia cari.

"Bego, Shei. Lo kan tahu kalau Argas nggak mungkin ada disini." Makinya kesal.

Mau-tidak mau, Sheira kembali melihat kertas ujian. Ia mulai mencoret-coret sesuatu disana.

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang