Mission 46 - Pesta

23 6 2
                                    

Dekorasi sudah terpasang sempurna. Ratusan bunga mawar berwarna merah dan hitam terpasang cantik disetiap sudut gedung. Entah apa inspirasi Argas menjadikan semuanya serba hitam.

Bahkan dress code para tamu juga wajib berwarna hitam.

Tak terasa, waktu yang sudah ditentukan telah tiba. Tamu-tamu sudah banyak yang berdatangan.

Mulai dari teman-teman dari SMA Lentera, ZIHS, teman kuliah Sheira, bahkan hingga kalangan bisnis Leo Anggara dan Ares.

Gedung yang awalnya kosong lambat laun menjadi penuh. Ada sekitar 800 orang yang turut hadir memenuhi gedung ini.

Argas berdiri di depan meja rias. Ia sengaja tak memakai kursi roda. Lagipula, ia pasti banyak duduk di sepanjang acara.

Lain dengan Argas, Sheira masih berdandan di hadapan cermin. Zara dan Becca yang membantunya. Berkali-kali dua gadis itu membenahi riasan Sheira yang dirasa kurang.

"Gimana? Gue cantik nggak?"

"Buset, dijamin kicep si Argas!" Puji Becca menatap takjub pada Sheira.

Karena pada dasarnya, tanpa makeup-pun Sheira sudah cantik. Didandani bagaimanapun, tentu saja ia tetap cantik.

 Didandani bagaimanapun, tentu saja ia tetap cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yuk, tinggal ganti baju terus nata rambut lo." Ajak Zara sambil menggandeng Sheira ke arah walk in closet.

Sheira terkekeh. Ia mengambil gaun yang kemarin dipilihnya. Zara ikut membantu membuka resleting gaun itu dengan hati-hati. Setelah siap, Sheira mulai memakainya.

"Rambut Sheira keatasin dulu, Bec." Perintah Zara pada Becca.

Becca menurut. Ia memegangi rambut Sheira keatas dan membiarkan Zara membenahi gaun yang masih cukup berantakan.

Zara menarik resleting gaun ke atas. Berkali-kali mereka menatap takjub ke arah sang sahabat.

"Gila, lo cantik banget." Puji Zara tak menyangka.

Sheira tersenyum kecil. Ia cukup bangga dipuji seperti itu.

"Terus rambut gue nanti diapain?" Tanya Sheira melihat rambutnya belum tersentuh apa-apa.

"Dasarnya rambut lo udah bagus diurai sih, Shei. Lo keberatan nggak kalau rambut lo cuma kita curly?" Tanya Becca meminta pendapat.

Zara menjentikkan jarinya, "Setuju, biar nggak polos-polos amat nanti gue yang ngerapihin."

"Ashiap, jadi gue duluan nih yang nge-curly?"

"Iyalah, gue mau duduk sambil ngeliat manten." Goda Zara sembari mengedipkan sebelah mata.

"Manten kadaluwarsa kali!" Celetuk Sheira sembari tertawa.

"Jangan gitu dong! Ini kan momen sakral, meskipun telat tapi harus jadi sesuatu yang terbaik."

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang