Tak ada yang tahu kondisi Argas seperti apa. Arjuna, Sheira, bahkan Kevin yang membawa Argas ke rumah sakit pun tak ada yang diberitahu.
Dokter itu bungkam. Tak memberikan sepatahpun kata untuk melegakan rasa cemas dan penasaran.
"Apa Argas baik-baik aja?" Tanya Sheira khawatir. Gadis itu menggigit kuku-kuku jarinya.
Sudah dua kali Argas mimisan. Sudah dua kali juga Argas terlihat tak baik-baik saja.
Apa cowok itu sakit? Tetapi selama ini, Sheira tak menemukan tanda-tanda jika Argas mengidap penyakit serius.
Argas pasti cuma kelelahan, itu yang selalu dipikirkan Sheira. Ia lebih baik berpositif thinking dibanding memikirkan hal yang akan menyiksa pikirannya.
Argas pasti baik-baik saja.
"Dengan keluarga Argaswara?" Suara bariton dari hadapan Sheira membuat Sheira mendongak.
"Dok, saya ist--" Sepasang mata Sheira membulat panik.
Bulir keringat muncul dikeningnya. Ia hampir keceplosan.
"Ist--Istirahat.. Em, maksud saya apa Argas udah sadar? Dia lagi istirahat?" Koreksi Sheira merutuki ucapannya yang terlalu memusingkan.
Dokter itu tersenyum lega, "Alhamdulillah, pasien sudah sadar. Kalian bisa menjenguknya."
"Alhamdulillah." Ucap syukur Arjuna, Kevin, dan Sheira bebarengan.
"Dok, kalau boleh tahu.. sahabat saya sakit apa ya?" Tanya Kevin penasaran.
Dokter itu tersenyum, "Doakan saja biar dia selalu sehat." Jawabnya ambigu.
Sheira berkacak pinggang keheranan, "DOK, LO MAGANG YA?! Jelasin kondisi pasien aja nggak bisa." Cetus Sheira naik pitam.
Arjuna mengelus pundak Sheira agar sabar.
"Mohon maaf, menjaga rekam medis pasien itu sama pentingnya. Kalau gitu, saya permisi." Ucap dokter lalu melangkah pergi begitu saja.
Sheira menggeram kesal. Jika bukan dokter, mungkin sudah Sheira jitak kepala pria muda berjas putih itu.
"Jun, Vin, gue ke kamar mandi bentar ya." Pamit Sheira pada kedua cowok disampingnya.
"Perlu aku temenin, Shei?" Tanya Arjuna menawari.
Sheira menggeleng, "Ah, nggak. Gue bisa sendiri kok." Tolak Sheira halus.
"Hati-hati. Kalau ada apa-apa, telfon aku." Peringat Arjuna perhatian.
"Iyaa, Arjuna."
Setelah itu, Sheira berjalan cepat. Matanya bergerak cukup liar. Ia mencari kemana dokter yang menangani Sheira tadi melangkah.
Sheira berbelok melewati koridor. Gadis itu menelusuri setiap titik rumah sakit yang dilewatinya. Sekeras apapun Sheira mencari, Sheira tak melihat dokter itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mission
Teen Fiction[Follow Sebelum Baca] [Sequel BULLY: Undesirable] [Dilarang Plagiat! ⛔] Ketika kamu harus menikah dengan sahabat pacar kamu sendiri. Dimana kamu merasa bimbang antara memperjuangkan cinta atau mempertahankan yang sudah ada. Arfeela Sheira Zeeya, ga...