Mission 48 - Pedih

29 7 5
                                    

Mission completed

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mission completed.
Dulu, Mungkin itulah yang akan dikatakan Sheira  jika berhasil lepas dari jeratan pernikahannya dengan Argas. Tetapi kini, lepas dari Argas menjadikannya sesuatu yang sangat menyesakkan.

Sheira terlanjur jatuh cinta pada suaminya. Ia jelas begitu terpukul melihat sang suami terbujur kaku di dalam keranda.

"Ya kan lo bakal dispesialin di hari itu."

Kalimat itu seolah kembari terngiang di kepala Sheira. Benar kata Argas, suasana pemakaman ramai. Jelas tak sesunyi yang Argas bayangkan. Argas spesial. Cowok itu hanya telat menyadari seberapa berartinya dirinya bagi orang-orang.

Sheira menunduk. Sepasang matanya sudah bengkak karena terus menangis. Ia ditemani Flea yang juga sangat sedih.

Bagaimanapun, Argas menantu kesayangannya. Setahun pergi tak membuat rasa sayang Flea surut. Terlebih mengetahui alasan kuat dibalik kepergian Argas.

Arjuna dan Kevin ikut turun ke liang lahat. Dua sahabat Argas itu menunjukkan kasih sayangnya. Arjuna bahkan tak henti-hentinya mengeluarkan air mata.

Lelaki memang tak boleh cengeng, tetapi hari ini pengecualian. Siapa yang tidak sedih jika ditinggalkan sahabat?

Tangis pecah diantara sanak saudara kala jenazah berbungkus kain putih itu dikebumikan.

Dengan gerakan pelan, terkesan tak rela, Arjuna dan Kevin secara perlahan ikut mengubur jenazah Argas.

"ARGASSS!!"

Sheira yang paling tak rela melihat jenazah Argas sudah tak lagi terlihat. Ia meraung keras di pelukan sang bunda.

Bunga-bunga ditaburi di atas tanah yang masih basah. Arjuna menangis dalam pusaranya. Sheira sendiri menggenggam sekepal tanah pemakaman itu erat.

Untaian doa dilantunkan. Zara, Damar, Azkan, dan Becca juga ikut serta dalam baris belakang. Zara sedari tadi menangis sesenggukan. Kabar kematian Argas begitu terdengar mengejutkan.

Bagaimanapun, Argas pernah berada di tempat spesial dihatinya. Tentu saja ada perasaan tak rela ketika cowok itu sudah tiada.

Reynand menarik nafas menahan tangis. Ia menggendong Revan yang memaksa ingin ikut. Reynand tak kalah menjadi tokoh sedih di hari ini. Meskipun hubungannya dan Argas tak terlalu baik, Reynand tetap menyayangi Argas.

Kondisi Leo Anggara pun memburuk. Ia tak kuasa berdiri dan hanya mampu melamun di kamar rumah sakit. Itu lah penyebab mengapa Leo Anggara dan Firda tak terlihat.

"Bang Rey, kenapa bang Argas dikubur? Revan nggak mau! Kasian abang!!" Revan menangis keras. Tentu saja hal itu membuat orang yang melihatnya iba.

"Bang Argas udah nggak sakit. Dia udah tenang disana. Makanya kita sebagai adik harus mendoakan abang, ya?"

Meskipun masih sesenggukan, Revan mengangguk. Bocah berusia 6 tahun itu memang memiliki kepintaran lebih baik dari anak seusianya.

Suasana sedih masih berlangsung. Beberapa dari pelayat memilih pulang dan menyisakan Sheira, keluarganya, dan sahabat-sahabatnya.

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang