Mission 16 - Break

34 6 3
                                    

"Kamu nggak pantas untuk anak saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu nggak pantas untuk anak saya. Kriteria calon menantu di keluarga ini harus cerdas. Nilai kamu tidak boleh dibawah 9,8.  Jika dibawah itu, jangan harap kamu bisa sama Arjuna." Felicia berbicara panjang lebar.

Arjuna mengeratkan kepalan tangannya, "Mama, jaga ucapan mama!" Peringat Arjuna tak suka.

"Kenapa? Pada dasarnya kita nggak butuh gadis bodoh disini."

"Tante, maaf menyela. Saya tahu kalau nilai saya mungkin tidak memenuhi kriteria yang tante maksud. Tetapi apa nilai bisa menjadi tolak ukur kecerdasan seseorang? Nggak semua orang cerdas mempunyai nilai sekolah yang bagus. Siapa tau dia cerdas di salah satu bidang yang nggak diajarin di sekolah formal!" Tutur Sheira membela diri.

"Nggak semua orang cerdas mempunyai  nilai sekolah yang bagus tetapi semua yang nilai sekolahnya bagus pasti cerdas." jawab Felicia tak mau kalah. Felicia menutup buku tebalnya. Wanita itu kembali menatap putranya tegas.

"Dia berani membantah mama. Mama nggak suka. Bawa dia pergi dari sini, Arjun!" Peringat Felicia dengan kilatan amarah.

Sheira memalingkan wajah, "Tanpa tante minta, saya akan pergi sendiri dari sini!" ucap Sheira lalu berlari keluar dari perpustakaan rumah Arjuna.

Arjuna panik. Arjuna hendak mengejar Sheira tetapi tangannya di tahan oleh Felicia.

"Untuk apa kamu mengejar gadis bodoh itu?" Tanya Felicia datar.

Arjuna menggelengkan kepalanya tak percaya, "Aku kira mama pintar tetapi mama nggak lebih dari orang yang berotak dangkal. Mama nggak bisa menilai seseorang dari kecerdasannya aja."

"ARJUN, BERANI KAMU SAMA MAMA?!" Suara Felicia meninggi.

Arjuna menarik nafasnya, "Mama udah keterlaluan. Sheira bisa aja sakit hati karena ucapan mama." Ucap Arjuna kecewa lalu berbalik pergi meninggalkan mamanya.

"AZZARENKA ARJUNA ADHITAMA, KEMBALI KAMU!! ARJUN!"

Arjuna terus berjalan. Ia menghiraukan panggilan mamanya dan segera menyusul Sheira yang mungkin saja sudah berlari keluar rumah.

•••

Sheira menyandarkan tubuhnya di tiang halte. Air matanya mengalir deras. Ucapan Felicia tadi terlewat kasar. Sheira sendiri tak menyangka jika akan diperlakukan seperti itu oleh mama dari kekasihnya.

"Lo kenapa nangis?"

Sebuah sapu tangan disodorkan seseorang yang baru saja datang. Sheira mendongak.

Wajah sosok cowok yang Sheira kenal menatap Sheira khawatir.

"Gue gapapa, Rey." Jawab Sheira sambil menerima sapu tangan yang disodorkan Reynand.

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang