Mission 33 - Dibalik Layar

27 7 1
                                    

Flashback On
Argas berdiri dari duduknya. Setelah bernegosiasi cukup sengit dengan dokter Sinta, ia memilih untuk pulang. Otak dan tubuhnya sudah lelah. Setidaknya untuk saat ini, Argas perlu beristirahat sejenak.

"Argas, tante mohon pikirkan ini baik-baik. Ini demi kesembuhan kamu."

"Saya permisi, tan." Potong Argas yang langsung pamit.

Argas berjalan keluar ruangan. Begitu ia membuka pintu keluar, Argas tak dapat menyembunyikan wajah terkejutnya kala bertemu dengan Damar dan Zara yang masih berpakaian khas rumah sakit.

"ARGAS?!" Pekik Zara terkejut.

Damar menyipitkan matanya, "Lo habis dari ruangan dokter Sinta? Dokter Sinta kan--"

"Dokter Sinta apa?" Potong Zara penasaran.

"Dia nanganin pasien kanker." Cetus Damar membuat Zara melotot.

Argas memalingkan wajahnya. Wajah pucatnya itu semakin meyakinkan Damar dan Zara jika Argas memang tak baik-baik saja.

"Ar, lo sakit kanker?" Tanya Zara hati-hati berharap Argas tak tersinggung.

Argas berdehem. Cowok itu menggeleng, "Nggak." Dustanya.

Sayang, mulut memang bisa berbohong tetapi tubuhnya tidak. Aliran darah mengalir dari lubang hidungnya. Mungkin karena lelah dan cemas berlebih membuatnya mudah mimisan.

"Lo mimisan, bro." Ucap Damar sambil buru-buru memberikan tisu pada Argas.

Argas menyeka darah di hidungnya menggunakan tisu pemberian Damar. Karena cemas, Zara dan Damar mengajak Argas untuk segera duduk di kursi rumah sakit.

"Lo sakit apa, Ar?" Tanya Zara khawatir.

"Nggak seburuk yang lo pikir. Jangan kasih tahu siapa-siapa." Balas Argas enggan untuk jujur.

Tatapan Zara meredup, "Ar--"

"Zar, stop. Kita turutin aja mau Argas." Ucap Damar memotong perkataan Zara.

Bibir Zara terkatup rapat. Suasana hening beberapa saat hingga Argas menatap keduanya.

"Banyak pertanyaan yang harus gue tanyain ke lo tapi sebelum itu lo harus bantuin gue sesuatu, Zar." Tutur Argas angkat suara.

Zara mengangkat wajahnya dan menatap Argas serius, "Apa?"

"Tolong bantuin gue biar Sheira benci sama gue."

Damar mengerutkan kening tak mengerti, "Maksud lo?"

Argas menghembuskan nafasnya. Ia sudah memikirkan ini matang-matang.

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang