[Follow Sebelum Baca]
[Sequel BULLY: Undesirable]
[Dilarang Plagiat! ⛔]
Ketika kamu harus menikah dengan sahabat pacar kamu sendiri.
Dimana kamu merasa bimbang antara memperjuangkan cinta atau mempertahankan yang sudah ada.
Arfeela Sheira Zeeya, ga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sheira tak mampu menetralkan perasaannya. Ia tahu tanda-tanda itu. Tanda-tanda dimana Argas terlihat pucat atau kesakitan. Tetapi, mengapa Sheira tak pernah sadar?
"Tadi lo bilang sama gue kalau lo nggak tahu apa-apa. Kenapa lo nggak jujur dari awal, Zar?" Serang Sheira tak habis pikir dengan pola pikir Zara. Gadis itu menatap Zara kecewa.
"Sekali lagi, maafin gue. Ini permintaan Argas sendiri." Zara mengatupkan krdua telapak tangannya rapat.
Sheira memalingkan wajah. Ia tak dapat menerima alasan Zara begitu saja. Baru saja ia memaafkan Zara tetapi gadis itu kembali membuat kesalahan.
"Pa, kita harus nyusul Argas. Argas nggak bisa dibiarin terlalu lama sendiri di negeri orang." Desak Sheira beralih pada sosok Leo Anggara yang malah termenung.
Leo Anggara tersenyum kecut, "Papa tahu, sekarang lebih baik kamu pulang dan fokus ujian kamu."
"Tapi-"
"Tolong, jangan membantah." Pinta Leo Anggara parau.
Sheira mengerjap. Ia menghela nafas dan pada akhirnya mengangguk pasrah.
"Kabari aku ya, pa. Aku pulang."
Leo Anggara mengangguk mengiyakan dan Zara segera mengekor Sheira untuk pamit pulang.
•••
Di sebelah tanah pemakaman yang sudah ditumbuhi rumput beberapa sisi, Arjuna dan Kevin berjongkok disebelah pusara makam.
Gresia Anggara
Nama itu tercetak jelas disana. Bukan tanpa sebab, mereka sengaja berziarah untuk menghormati ibu dari sahabat mereka yang tiba-tiba menghilang begitu saja.
Tak hanya berdua, Arjuna juga mengajak Netta ikut serta. Gadis yang sudah berstatus sebagai pacar dari Arjuna itu juga menepuk bahu Arjuna agar tenang.
"Tante Gresia, aku emang belum pernah ketemu langsung dengan tante. Tapi nama tante selalu ada di cerita-cerita Argas dari dia kecil sampai saat ini." Kevin menarik nafasnya sejenak.
Jika membahas orang tua, dadanya tiba-tiba sesak. Karena keluarganya sendiri juga tak dalam keadaan baik-baik saja.
"Maafin aku yang belum bisa jadi sahabat yang baik buat Argas." Kevin mengelus nisan makam.
Air matanya menetes ke atas tanah makam bersamaan dengan angin yang semakin berhembus kencang.
Arjuna terdiam. Ia tak bersuara. Hanya saja, hidungnya memerah menahan tangis.
Arjuna memang pernah bertemu Gresia sekali sebelum wanita itu menghembuskan nafas terakhir. Meskipun Arjuna tak terlalu ingat, tetapi wajah Gresia memang sangat cantik.